Masukkan apa yang anda cari di bawah ini

Saturday, February 3, 2007

Mewaspadai Empat Pos Pengeluaran (1)

Akhir tahun kemarin kebetulan merupakan hari yang agak sibuk bagi saya dan istri karena kami disibukkan dengan sejumlah acara keluarga di Yogya. Menariknya, ketika baru saja masuk di hari pertama 2003, saya sudah mendapatkan telepon dari sebuah radio di Jakarta. Mereka ingin membahas soal kenaikan harga yang katanya merupakan "kado" tahun baru dari pemerintah.

Saya sendiri belum begitu "ngeh" tentang apa yang dia maksud, karena saya pikir tiap tahun toh pasti terjadi kenaikan harga. Tapi dalam dua hari saya baru sadar bahwa pemerintah kita ternyata baru saja menaikkan harga tiga komponen yang menyangkut hajat hidup orang banyak, yaitu telepon, listrik dan BBM. Ketika tulisan ini dibuat, di koran-koran, teve, dan radio banyak sekali berita tentang protes dan demo yang terjadi di berbagai kota di Indonesia tentang kenaikan harga tersebut.

Saya mengerti bahwa masyarakat - termasuk saya - tidak suka terhadap kenaikan harga ini. Kita protes, kita mengeluh, bahkan beberapa mungkin ada yang marah. Dalam salah satu acara talkshow interaktik di teve pagi hari saya dengar ada seorang ibu menangis karena tidak kuat menahan beban hidup yang selama ini dirasa makin berat.

Tulisan saya di sini tentu bukan untuk mengajak Anda ikut marah dan berdemo. Saya hanya ingin mengatakan bahwa yang namanya kenaikan harga cepat atau lambat pasti akan terjadi. Kalau tidak sekarang, mungkin bulan depan. Kalau tidak bulan depan, mungkin bulan satunya lagi. Atau enam bulan berikutnya. Atau bahkan tahun berikutnya. Meski memang, kenaikan kali ini dilakukan serentak untuk beberapa pos sekaligus.

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Berdemo? Tidak ada larangan. Tapi apa yang saya sarankan adalah kenapa kita tidak mulai duduk tenang, berpikir rasional, dan menghadapi kenyataan? Biarlah demo-demo di luar sana tetap berjalan -- semoga pemerintah mendengar aspirasi rakyat. Tapi dari sisi keluarga, Anda juga bisa berbuat sesuatu. Di antaranya meningkatkan kewaspadaan kita pada empat pos pengeluaran keluarga yang punya kecenderungan membengkak. Sebagian di antaranya mungkin sudah pernah kita bahas. Meski demikian, tidak ada salahnya kita ingat kembali dalam menghadapi masa yang sulit ini.

Keempat pos pengeluaran itu adalah:
# Telepon, Listrik dan Air
# Hadiah & Sumbangan
# Busana & Aksesori
# Barang Elektronik

Mari kita bahas keempat hal tersebut satu-per satu.

POS I: TELEPON, LISTRIK, AIR

Kalau kita teliti lebih jauh, Telepon, listrik dan air adalah pos-pos pengeluaran yang punya kecenderungan untuk jadi besar kalau Anda tidak hati-hati. Kenapa demikian? Selain karena ketiganya adalah fasilitas yang akan menunjang keberlangsungan hidup di rumah Anda, alasan lainnya adalah karena pembayaran ketiga pos tersebut dilakukan belakangan, bukan di muka seperti kalau Anda membeli pulsa HP dengan voucher prabayar. Segala sesuatu yang pembayarannya dilakukan belakangan, biasanya akan terasa berat ketika Anda harus membayarnya di akhir.

Telepon

Kita mulai dari telepon dulu. Ada dua komponen yang biasanya Anda bayar pada rekening telepon, pertama adalah biaya langganan, dan yang kedua adalah pulsa. Kalau bicara tentang biaya langganan, mungkin hal itu agak sulit Anda ubah karena jumlahnya memang sudah tetap tiap bulannya. Tapi pembayaran pulsa biasanya ditagih berdasarkan jumlah pemakaian Anda. Nah, bagaimana tipsnya?

1. Stop ngobrol ngalor-ngidul di telepon,

Berbincang dengan teman di telepon memang menyenangkan. Tapi coba perhatikan, apa yang sebetulnya Anda obrolkan ketika berada di telepon: apakah itu sesuatu yang penting sekali, atau apakah Anda menelpon teman hanya agar mereka bisa mendengar suara Anda? Harga pulsa telepon makin mahal. Karenanya, bila apa yang Anda obrolkan tidak penting-penting amat, gunakan telepon seperlunya saja. Karena kalau tidak, jangan kaget bila tagihan telepon membengkak.
2. Kurangi pemakaian internet
Kalau Anda suka berinternet, maka sudah saatnya Anda mengurangi pemakaiannya. Bukan apa-apa, internet sangat mungkin menjadi salah satu sumber membengkaknya rekening telepon Anda. Ini karena dengan internet, Anda punya kemungkinan terjebak dalam pemakaian yang sangat lama. Coba hitung sendiri kalau pemakaian internet Anda mencapai beberapa jam sehari, berapa coba jumlah rekening telepon Anda di akhir bulan. Kalaupun Anda memakai internet, pakai saja untuk e-mail. Kalau Anda harus browsing atau chatting, datang saja ke warnet. Pengeluaran di sana lebih terkendali.
3. Kunci pesawat telepon Anda bila dirasa perlu.
Ya, kalau memang dirasa perlu, kunci saja pesawat telepon Anda. Apalagi kalau jumlah anggota keluarga di rumah cukup banyak. Jangan takut dikatakan pelit. Kalau Anda tidak menguncinya, sementara jumlah anggota keluarga cukup banyak, bisa-bisa Anda harus membayar biaya telepon yang cukup besar karena tingginya frekuensi pemakaian telepon di rumah. Anda pilih mana, tidak dikatai "pelit" tapi harus membayar rekening yang jumlahnya tidak terkendali, atau dikatai pelit karena mengunci telepon tapi jumlah rekening telepon Anda tiap bulannya terkendali.
Listrik

Sekarang kita bicara tentang listrik. Di bawah ini adalah sejumlah tips yang bisa Anda jalankan untuk menghemat biaya listrik Anda:

1. Hindari pemakaian listrik secara serentak di malam hari
Anda suka menyeterika di malam hari ketika semua lampu sedang menyala, bapak sedang nonton sinetron, dan anak-anak sedang mendengarkan radio? Sekarang, kalau Anda juga berada di rumah pada pagi atau siang hari, kenapa Anda tidak menyeterika di pagi atau siang hari? Ini karena kalau semua barang elektronik (yang membutuhkan listrik) digunakan bersama-sama pada malam hari, beban listrik yang harus Anda tanggung akan sangat besar. Mulai sekarang, hindari pemakaian bersama pada malam hari. Sebarlah waktu pemakaian listrik Anda.
2. Ganti AC Anda dengan Kipas Angin atau Exhaust.
AC menyedot beban listrik yang sangat banyak. Kalau Anda tidak ingin beban listrik Anda jadi besar hanya gara-gara AC, kenapa Anda tidak menggantinya dengan kipas angin atau exhaust fan? Keduanya jauh lebih murah daripada AC yang sangat menyedot beban listrik. Kalau Anda tidak terbiasa, cobalah dulu. Dalam dua bulan Anda pasti bisa menyesuaikan diri.
3. Kurangi jumlah pesawat teve Anda
Anda punya banyak teve di rumah? Mungkin satu di ruang tamu, dan satu di setiap kamar? Mulai sekarang, kurangi jumlah teve Anda. Kalau perlu, cukup miliki satu pesawat teve saja di rumah. Taruh di ruang keluarga hingga bisa ditonton ramai-ramai. Selain lebih hemat, hubungan Anda dengan para anggota keluarga pun akan lebih erat karena sering berkumpul bersama.
4. Ganti bohlam dengan lampu neon
Harga lampu neon mungkin jauh lebih mahal dibanding kalau Anda membeli bohlam. Tapi pada prakteknya, listrik yang harus Anda bayar kemudian bisa jadi jauh lebih murah karena energi yang diperlukan lebih hemat. Jadi ibaratnya, dengan lampu neon, Anda kalah dalam membeli, tapi menang dalam memakai. Sudah begitu, lebih terang lagi.
5. Matikan lampu atau barang elektronik bila sedang tidak digunakan
Mungkin sudah Anda tahu, ya. Tapi pada prakteknya kita sering lupa atau mengabaikannya. Teve, misalnya, bila memang tidak ada yang menonton, kenapa dibiarkan tetap nyala? Begitu pula dengan radio, kipas angin, dan tentu saja penerangan.
Air

Sekarang kita bicara tentang air. Dibanding telepon dan listrik, mungkin penggunaan air Anda paling bisa dikendalikan karena boros tidaknya pemakaian air mudah dipantau. Tapi tidak ada salahnya Anda mengetahui sejumlah tips yang bisa Anda lakukan dalam menghemat pemakaian air:

1. Gunakan Pancuran Air
Kalau Anda biasa menggunakan air dengan memakai gayung, cobalah untuk mulai membiasakan diri menggunakan pancuran air (istilah kerennya: shower). Dengan pancuran, air yang Anda pakai akan jauh lebih sedikit, tetapi tersebarnya air tersebut tidak kalah dengan kalau Anda memakai gayung. Bahkan Anda mungkin akan merasakan tekanan air yang lebih besar dan terus menerus. Saya sudah bertahun-tahun memakai pancuran ketika saya mandi, dan rasanya jauh lebih segar dibanding kalau saya memakai gayung.
2. Hindari melubernya air ketika mengisi bak
Anda suka menyalakan keran untuk mengisi bak mandi? Bila ya, kapan Anda mematikan keran itu? Ketika penuh kan? Dan apa yang Anda lakukan sementara keran air tersebut sedang mengisi bak? Jawabannya jelas, Anda pasti melakukan hal lain. Dan sayangnya, ketika Anda kembali ke kamar mandi, bukan sekali dua kali Anda pasti menemukan air yang Anda isi ke dalam bak meluber keluar bak karena kepenuhan. Ini berarti, Anda membayar untuk air yang tidak Anda gunakan. Sayang kan?
Sedikit-sedikit tidak apa-apa, begitu mungkin Anda berpendapat. Tapi kalau ini terjadi tiap hari? Wuuhh...bisa sangat besar pemakaian air Anda yang sia-sia itu. Mulai sekarang, jangan tunggu sampai bak penuh baru Anda mematikan keran. Matikan saja keran ketika air di bak sudah terisi 3/4, dan biasakan melakukannya tiap kali Anda mengisi bak. Risiko air luber pun bisa dihindari.
Nah, para pembaca, pada edisi yang berikutnya, kita akan membahas tentang pos kedua yang bisa membuat pengeluaran Anda membengkak kalau tidak hati-hati, yaitu hadiah & sumbangan. Sampai minggu depan.

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 777/XV



Related Posts by Categories



No comments: