Masukkan apa yang anda cari di bawah ini

Saturday, October 20, 2007

Meraih Manfaat Sambil Berlindung

"Ambil asuransi jiwa itu ndak ada untungnya mas. Kalau kita ndak sakit atau meninggal, uang kita bisa hangus, rugi kan?"

Kalimat ini yang saya dengar dari percakapan dua orang yang sama-sama sedang menunggu pemberangkatan di terminal 2 Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Sebagian orang mungkin masih rancu tentang fungsi asuransi. Sebagian dari mereka menganggap adalah suatu kesalahan bila kita membayar sesuatu tapi tidak memanfaatkannya. Padahal kalau ditanya apakah mereka mau memanfaatkan fasilitas asuransi? pasti jawabannya tidak. Siapa sih yang ingin sakit atau bahkan mau cepat meninggal?

Kita tidak usah memperkeruh masalah itu. Toh asuransi sudah memikirkannya. Kalau Anda ingin mendapatkan manfaat asuransi tanpa harus merasakan manfaat utamanya yaitu pertanggungan atas jiwa, mereka sudah menyediakan.

Dulu produk seperti ini dikenal dengan nama asuransi endowment atau biasa juga disebut dengan dwiguna yaitu asuransi yang memberikan manfaat berupa perlindungan jiwa dan sejumlah uang yang akan diterima pemilik polis di tahun-tahun yang ditentukan.

Tapi saat ini, perkembangannya sudah berbeda, nasabah bisa memilih sendiri seberapa besar hasil yang siap dia terima, dan tentunya risiko yang menjadi konsekuensinya. Produk ini disebut dengan unit-linked.

Unit-Linked

Walaupun di Indonesia sedang ramai-ramainya produk ini dibicarakan, masih banyak orang yang tidak mengerti apa itu asuransi unit-linked. Asuransi unit-linked adalah asuransi yang juga memberikan tawaran investasi kepada nasabahnya.

Artinya, di samping Anda mendapatkan perlindungan sebagai produk utama yang ditawarkan, ada lagi tambahan berupa nilai investasi yang diperoleh dari pengelolaan sebagian nilai premi yang kita bayarkan. Jadi secara gampang, premi yang kita bayar akan dibagi sebagian untuk membiayai asuransi dan sebagian lagi akan diinvestasikan.

Nah karena ada komponen premi asuransi dan investasi, maka kalau kita tidak meninggal premi asuransi tetap akan hangus, sedangkan premi untuk investasi tetap jalan. Itulah kenapa biasanya premi untuk asuransi unit-linked agak lebih mahal dari premi asuransi tradisional seperti whole life atau term life. Karena kita harus membayar dua macam premi yaitu jiwa dan investasi.

Unit Link Investra

Salah satu produk unit-linked adalah Investra dari Commonwealth Life, perusahaan asuransi yang berganti baju dari PT Astra CMG life pada Juli 2007. Asuransi ini memberikan dua kemungkinan pembayaran premi yaitu premi tunggal dimana Anda membayar besarnya premi satu kali saja untuk uang pertanggungan yang dibutuhkan atau yang ditentukan, atau Anda juga bisa membayarnya secara berkala baik itu tahunan atau bulanan.

Sebagai produk asuransi dengan tawaran investasi dengan keuntungan ekstra (Investra), produk ini memungkinkan nasabahnya untuk bisa memilih program investasi pilihannya.

Mulai dengan hasil yang paling tinggi yang tentunya diikuti dengan risiko tinggi pula, sampai dengan risiko yang cukup moderat dengan tingkat keuntungan yang sedang. Jadi pilihan di tangan Anda yang harus disesuaikan dengan tujuan keuangan Anda di masa depan.

Pilihan tempat investasi yang bisa Anda ambil adalah money market fund (pasar uang), bond fund (pendapatan tetap), balanced fund dan balance progressive fund (campuran), equity income fund dan equity fund (saham).

Selain itu, Investra memungkinkan nasabahnya untuk dapat mengambil cuti premi atau pembebasan pembayaran premi setelah tahun ketiga masa kepesertaan dan juga kebebasan untuk penarikan hasil investasi sewaktu-waktu asalkan ada nilai investasinya.

Karena premi Anda terbagi untuk investasi dan asuransi, maka khusus untuk tahun pertama, premi Anda masih digunakan sepenuhnya untuk membiayai asuransi (biaya akuisisi). Karena itu, tidak mungkin Anda mengambil hasil investasi di tahun pertama karena nilainya belum ada.

AIG Life

Produk lain yang sejenis adalah Aktiva dari AIG Life. Sama seperti Commonwealth life yang berganti baju dari Astra CMG, AIG life dahulu lebih dikenal dengan AIG Lippo life.

Sebagai salah satu jenis asuransi unit-linked, Aktiva juga memiliki ciri umum produk unit-linked yaitu asuransi dengan tambahan adanya investasi yang bisa dijadikan pilihan oleh nasabah yang memilih produk asuransi ini. Dengan pilihan tempat investasi yang hampir sama, produk ini memberikan alternatif lain dengan adanya tawaran investasi di mata uang asing.

Perbedaan yang mungkin sedikit membedakannya dengan unit-linked lain adalah Aktiva memberikan hasil investasi sejak tahun pertama Anda menjadi nasabah. Kalau di tempat lain mungkin hasil investasi belum diperoleh pada tahun pertama, maka di sini Anda sudah bisa merasakan hasil investasinya.

Lantas apakah tidak ada biaya? Ada, biaya akan ditagihkan di belakang setelah investasi Anda memberikan hasil. Makanya disini tidak akan dengan mudah kita bisa menarik dana kita. (Di sini disarankan dana ditarik setelah lima tahun karena diharapkan dana yang terkumpul sudah cukup untuk membayar biaya akuisisi yang belum dibayarkan di awal).

Kesimpulan

Kelebihan

Investra

* Ada 2 pilihan bayar premi yaitu tunggal dan berkala
* Likuiditas cukup tinggi karena hasil investsi bisa diambil setiap saat dengan syarat tertentu

Aktiva

* Memiliki produk dengan mata uang asing yaitu US$
* Hasil investasi sudah bisa dinikmati pada tahun pertama

Kekurangan

Investra

* Produk investasi baru pada mata uang rupiah saja
* Hasil investasi baru bisa dinikmati pada tahun ke-2 karena pada tahun pertama seluruh nilai premi digunakan untuk biaya akuisisi

Aktiva

* Belum ada tipe pembayaran premi yang tunggal
* Likuiditas agak rendah karena walaupun memberikan hasil sejak tahun pertama, tapi baru bisa menikmatinya di tahun kelima

Salam.
Eko Endarto
Perencana Keuangan

Dikutip dari Tabloid Bisnis Indonesia Minggu


Read More......

Monday, October 15, 2007

KETIKA ORANG TUA TIDAK DIBERI UMUR PANJANG

Berita-berita tentang Aceh masih menghiasi media massa kita. Entah itu berita tentang hilangnya sanak keluarga, hancurnya dunia hingga berita tentang penyelamatan dan program pembangunan kembali Propinsi Aceh dan Sumatera Utara.

Langsung maupun tidak, berita ini membuat orang sadar pentingnya menjaga harta yang sudah Anda miliki dan kumpulkan bertahun-tahun dari kemungkinan terjadinya bencana. Seperti yang saya tulis di NOVA dua edisi lalu. Cukup banyak tanggapan positif dari Pembaca ke saya.

Tapi sebenarnya bukan hanya harta saja yang harus dijaga. Yang tak kalah penting, agar jangan sampai anak-anak "kerepotan" karena orang tua mereka tak diberi umur panjang. Tentu, tak ada yang mengharapkan. Tapi umur seseorang, siapa, sih yang tahu. Nah, itu pentingnya menyiapkan masa depan untuk anak-anak. Jadi mereka tetap bisa hidup dan sekolah walau orang tua sudah meninggal. Caranya?

1. Ajari Anak Anda Mengelola Keuangan
Berapa pun harta yang Anda miliki jika tidak dikelola dengan baik, maka akan cepat habis. Itu sebabnya, sedini mungkin anak-anak sudah diajarkan bagaimana mengelola keuangan. Misalnya, bagaimana berbelanja secara bijak, bagaimana menyisihkan uang untuk ditabung atau bagaimana melakukan penghematan di sejumlah pengeluaran yang biasa mereka lakukan sehari-hari.

Dengan modal ilmu yang Anda ajarkan, anak-anak akan bisa mengelola harta yang Anda tinggalkan dengan baik. Bahkan mungkin mereka justru bisa mengembangkan, tentu sesuai dengan umur Anak. Jadi tak hanya untuk menghidupi diri sendiri, harta yang Anda tinggalkan, juga bisa untuk modal mereka untuk masa depannya.

2. Ambil Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa itu penting lho. Dengan mengambil Asuransi Jiwa, maka kalaupun Anda tidak diberi umur panjang, pasangan dan anak-anak Anda akan memiliki sejumlah dana yang bisa mereka gunakan untuk membiayai hidupnya selama beberapa tahun ke depan.

Jangan salah, masih banyak orang yang menganggap bahwa Asuransi Jiwa itu sama dengan menentang takdir Tuhan. Katanya, mengambil Asuransi Jiwa berarti kita berusaha menunda kematian. Mengambil Asuransi Jiwa berarti kita tidak mencegah kematian, tapi berjaga-jaga supaya orang-orang yang Anda tinggalkan bisa tetap membiayai sendiri hidupnya sepeninggal Anda. Itu maksudnya Asuransi Jiwa. Jadi, jangan lagi ada salah paham tentang fungsi asuransi jiwa, karena kalau kita mau jujur, justru Asuransi Jiwa itu bisa sangat berguna lho.

3. Proteksi dalam Persiapan Dana Pendidikan Anak Anda
Hal ketiga yang harus Anda lakukan adalah dengan menyiapkan dana pendidikan untuk anak-anak Anda sejak dini. Entah itu melalui Asuransi Pendidikan, Tabungan Pendidikan, atau dalam bentuk lain seperti emas, reksadana atau tanah.

Yang paling penting, kalau persiapan dana pendidikan tersebut dilakukan dalam bentuk menabung bulanan yang diambil dari penghasilan yang dihasilkan karena bekerja secara fisik (seperti karyawan misalnya), maka penting sekali bagi Anda untuk memiliki proteksi dalam persiapan dana pendidikan anak Anda.

Proteksi ini penting karena jangan sampai karena Anda meninggal dunia, gaji Anda lalu berhenti sehingga menabung bulanan yang Anda lakukan menjadi berhenti juga. Sayang kan? Karena itu, untuk berjaga-jaga bila Anda meninggal dunia, maka milikilah proteksi dalam persiapan dana pendidikan anak Anda.

Ingatlah bahwa bagi banyak yatim piatu, pendidikan formal seringkali bisa menjadi penyemangat bagi mereka untuk bisa membuktikan kepada orangtua yang sudah meninggal bahwa mereka bisa berprestasi walaupun orangtuanya sudah tidak ada. Jadi, siapkan dana pendidikan anak-anak Anda sejak dini, dan miliki proteksi dalam persiapan dana pendidikan tersebut, sehingga kalaupun Anda mengalami kematian dini, anak-anak Anda masih bisa terus sekolah. Bukan begitu?

Bapak ibu, itulah tiga langkah yang harus orang tua bila Anda ingin berjaga-jaga jika tak diberi umur panjang. Ingat kematian itu bisa terjadi karena sebab apapun juga, termasuk karena bencana alam atau musibah yang diakibatkan oleh manusia. Saran saya, dalam mengelola keuangan, jangan hanya memikirkan masa sekarang, tapi pikirkan juga apa yang akan terjadi kelak kalau Anda sudah tidak lagi ada di dunia ini. Tinggalkan sesuatu yang berarti untuk anak-anak, maka Anda akan dikenang oleh anak-anak Anda sebagai orangtua yang terus memiliki "peran" dalam hidup mereka walau Anda sudah tidak ada.

Salam.
Safir Senduk
Perencana Keuangan

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 882/XVI

Read More......

Tuesday, October 9, 2007

Berkenalan Dengan Asuransi Kecelakaan

Saya ingin menyampaikan duka cita saya yang mendalam untuk korban yang berjatuhan akibat bom yang meledak di lobi Hotel JW Marriott Jakarta beberapa tahun lalu. Terus-terang, tak mudah memang merasakan kehilangan seperti yang dirasakan oleh mereka yang kehilangan anggota keluarganya akibat bom tersebut.

Selain korban meninggal, banyak pula di antara mereka yang kebetulan berada di sana mengalami luka-luka serius, seperti kehilangan sebagian anggota tubuhnya, mengalami luka bakar, cacat dan lain sebagainya. Namun demikian, banyak juga di antara mereka yang selamat. Entah karena kebetulan berada di lantai lain, sudah pergi beberapa menit sebelumnya, atau karena berbagai sebab lain. Tapi satu hal yang jelas, takdir sudah ada yang menentukan. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha. Tetapi kapan kita lahir, kapan kita mati, nasib apa yang akan kita alami, kapan kita akan mengalaminya, semuanya sudah digariskan.

Menariknya, kita biasanya tidak bisa menghindar dari sejumlah risiko yang mungkin muncul dalam perjalanan hidup kita. Salah satunya adalah risiko yang muncul akibat adanya bom beberapa waktu lalu, seperti kematian, cacat tetap, cacat sementara, atau kehilangan anggota tubuh. Apa pun penyebabnya, itu adalah sebuah kecelakaan bagi mereka yang mengalaminya.

Pertanyaannya, bagaimana kalau hal tersebut terjadi pada Anda? Pertama-tama, kalau Anda mengalami kecelakaan sehingga kehilangan anggota tubuh, maka biasanya ada dua hal yang harus Anda hadapi, yakni biaya perawatan dan pekerjaan yang mungkin tidak bisa lagi Anda lakukan karena kehilangan anggota tubuh itu. Misalnya, seorang sekretaris yang biasa menggunakan tangan untuk bekerja, mungkin tidak bisa lagi menjalankan tugasnya dengan baik sebagai seorang sekretaris karena tangannya sudah tidak ada lagi. Seorang yang bekerja di bagian penjualan, yang biasa pergi kesana-kemari menggunakan kakinya, mungkin tak bisa lagi menjalankan tugasnya dengan baik karena sekarang ia kehilangan kakinya. Belum lagi adanya fakta bahwa ia tidak bisa lagi membiayai keluarganya.

Hal ini, belum lagi ditambah kenyataan tentang mereka yang mengalami kematian dan harus meninggalkan keluarganya untuk selama-lamanya. Padahal, mereka yang meninggal itu mungkin menanggung biaya hidup keluarganya.

DARI CACAT HINGGA KEMATIAN
Ya, sebagai manusia biasa kita mungkin sulit mencegah terjadinya hal-hal seperti itu. Yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasi akibat yang muncul dari terjadinya risiko-risiko tersebut. Salah satunya, adalah dengan mengambil Asuransi Kecelakaan. Apa sih Asuransi Kecelakaan itu? Gampangnya, Asuransi Kecelakaan adalah janji yang diberikan oleh perusahaan asuransi apabila Anda mengalami kecelakaan dan akibat kecelakaan itu Anda harus dirawat di RS, mengalami cacat tubuh total atau sebagian, atau mengalami kematian.

Lho, kok ada asuransi seperti itu? Ya, ada dong. Asuransi Kecelakaan juga tak hanya memberikan penggantian kalau Anda mengalami kematian, dirawat di RS atau mengalami cacat total akibat kecelakaan tersebut, tetapi juga memberikan penggantian kalau Anda mengalami cacat sebagian. Contohnya, Anda mengalami kecelakaan sehingga kehilangan sebelah tangan, kehilangan sebelah kaki (entah kanan atau kiri). Tentu saja, kehilangan anggota tubuh sebelah kanan biasanya penggantiannya akan lebih banyak bila Anda kehilangan anggota tubuh sebelah kiri. Atau, Anda mengalami kecelakaan sehingga kehilangan penglihatan, dan sebagainya.

Asuransi Kecelakaan biasanya juga memberikan penggantian bila Anda dirawat di RS akibat kecelakaan tersebut. Jangan lupa bahwa setelah kecelakaan, biasanya Anda akan dirawat di RS selama beberapa hari, tergantung dari seberapa parah akibat dari kecelakaan tersebut pada diri Anda. Ada orang yang harus dirawat di RS selama semalam saja, tetapi ada juga yang harus mengalami perawatan selama berhari-hari.

Menariknya, Asuransi Kecelakaan juga memberikan penggantian bila akibat kecelakaan itu Anda mengalami kematian. Bom di JW Marriott kemarin, misalnya. Jadi prinsipnya, semua akibat yang muncul karena kecelakaan tersebut sudah dicover.

DIMANA MENGAMBIL ASURANSI KECELAKAAN?
Pertanyaannya, kalau Anda tertarik mengambil Asuransi Kecelakaan, dimana Anda bisa mengambilnya? Jawabannya jelas: di perusahaan asuransi. Anda bisa datang ke sebuah perusahaan Asuransi Jiwa atau di perusahaan Asuransi Kerugian. Kalau Anda datang ke perusahaan Asuransi Jiwa, biasanya Asuransi Kecelakaan yang ada ditempel pada produk Asuransi Jiwa yang mereka jual. Walaupun banyak juga Asuransi Kecelakaan yang dijual secara berdiri sendiri. Biasanya, banyak di antara produk Asuransi Kecelakaan yang berdiri sendiri ini dijual melalui Katalog yang dibagikan untuk nasabah Kartu Kredit.

Premi atau iuran yang Anda bayarkan kepada Perusahaan Asuransi juga tergantung apakah ia berdiri sendiri atau menempel pada produk lain. Jika Asuransi Kecelakaan Anda ambil secara berdiri sendiri, preminya akan lebih murah dibanding kalau Asuransi Kecelakaan itu Anda ambil menempel pada Asuransi Jiwa.

AMBIL SEKARANG JUGA
Sekarang, setelah Anda membaca sekilas tentang apa itu Asuransi Kecelakaan, tak ada hal lain yang harus Anda lakukan kecuali langsung datang ke perusahaan asuransi, bertanya tentang produk Asuransi Kecelakaan yang mereka punya, lalu mengambilnya. Tak bisa dipungkiri, Indonesia adalah negara berkembang yang rawan terhadap serangan-serangan teror yang bukan tak mungkin bisa terjadi di sekitar kita. Indonesia juga rawan terhadap berbagai kecelakaan yang mungkin terjadi di jalan raya. Indonesia rawan akan kecelakaan yang mungkin terjadi di mana-mana. Yang harus Anda lakukan adalah mengantisipasinya sejak sekarang. Asuransi mungkin tidak bisa mencegah terjadinya kecelakaan, tapi bisa membantu Anda mengatasi akibat yang muncul karena kecelakaan tersebut. Jadi, tunggu apalagi? Segera ambil Asuransi Kecelakaan. Esok mungkin terlambat. Salam.

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 808/XV

Read More......

Monday, October 1, 2007

TAKUT ASURANSI JIWA? JANGAN-LAH YA!

Beberapa waktu yang lalu, kita sempat dikejutkan dengan dipailitkannya sebuah perusahaan asuransi jiwa Manulife Financial oleh pengadilan. Manulife Financial adalah salah satu perusahaan asuransi joint venture. Artinya, perusahaan yang permodalannya dilakukan secara join antara lokal dan asing. Manulife Financial adalah perusahaan yang berasal dari Kanada yang mempunyai reputasi yang cukup baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Tidak bisa dipungkiri, kasus Manulife Financial tersebut berdampak dengan semakin was-wasnya masyarakat dalam mengambil polis Asuransi Jiwa. Bahkan sebagian anggota masyarakat ada yang menjadi anti terhadap asuransi jiwa, karena mereka berpikir bahwa perusahaan asuransi jiwa sebesar Manulife Financial saja bisa pailit, bagaimana dengan perusahaan lainnya?

Sekarang pertanyaannya, apakah Anda juga harus anti terhadap Asuransi Jiwa? Jawabnya, tidak. Yang benar, kejadian itu hendaknya membuat kita jadi makin berhati-hati dalam memilih perusahaan Asuransi Jiwa.

Saya tidak mengatakan bahwa perusahaan asuransi yang baru saja dipailitkan kemarin tidak layak dipilih sebagai perusahaan asuransi, lho. Tapi menurut pendapat saya, kasus itu sendiri belum selesai, dan secara keuangan sebenarnya Perusahaan Manulife itu tidak layak untuk dipailitkan. Ada banyak faktor X yang berperan dalam pemailitan kemarin, karena sebenarnya perusahaan Manulife sendiri ­ menurut saya - merupakan sebuah perusahaan yang masih layak dipilih oleh mereka yang ingin mengasuransikan dirinya.

Saya punya cerita yang mungkin menarik untuk diambil hikmahnya. Ada seorang famili saya yang sering melihat kecelakaan bus umum, bahkan dia pun pernah mengalami sendiri sebuah peristiwa kecelakaan bus. Saya cukup salut dengan sikap beliau yang bukannya berhenti untuk bepergian dengan bus umum, tetapi sekarang dia justru lebih berhati-hati dalam memilih bus umum.

Sebelum kecelakaan yang menimpa dirinya, dia hanya melihat bus umum itu dari luarnya saja, atau dari omongan orang saja. Tetapi sekarang yang dia nilai pertama kali adalah reputasi perusahaan bus umum tersebut, bahkan dia menghafalkan nama-nama semua perusahaan bus yang sering mengalami kecelakaan.

Hal kedua yang dia lihat adalah siapa yang menyopiri. Kalau sopirnya masih muda, dia lebih memilih tidak naik bus tersebut. Perkiraan dia, sopir yang masih muda biasanya ugal-ugalan. Sedangkan kalau sopir sudah berumur, dia merasa lebih aman karena biasanya orang yang sudah berumur akan lebih berhati-hati.

Tentu saja, memilih perusahaan Asuransi Jiwa tidak bisa disamakan dengan memilih bus. Tapi sikap kerabat saya tadi yang mau belajar dari kesalahan patutlah ditiru.

Karena itu, sebenarnya dalam memilih perusahaan Asuransi Jiwa, salah satunya adalah dengan menilai reputasinya. Reputasi tersebut bisa kita nilai dari tiga hal, yaitu:

1. Reputasi Pelayanan

Cara menilai reputasi pelayanan, salah satu caranya adalah dengan mendatangi sendiri kantor Perusahaan Asuransi tersebut. Nilailah pelayanan yang diberikan ketika Anda mendatangi perusahaan itu. Dengan mendatangi sendiri perusahan tersebut maka Anda dapat mengetahui kualitas pelayanan seperti apa yang akan Anda temui ketika Anda harus datang sendiri kelak, misalnya, dalam mengurus uang pertanggungan Anda.


2. Reputasi Keuangan

Menilai Reputasi Keuangan adalah dengan menilai Laporan Keuangan perusahaan tersebut yang bisa Anda minta atau Anda lihat di media cetak maupun di media elektronik. Nilailah seberapa besar kekuatan modal perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan yang lain. Nilai juga seberapa bagusnya arus kas dari perusahaan tersebut. Dalam dunia asuransi, dikenal istilah RBC atau Risk Based Capital. Ini adalah sebuah cara untuk menilai kesehatan perusahaan asuransi Anda.

Pilihlah Perusahaan Asuransi yang memiliki RBC 120 persen atau lebih. Kalau Anda bingung apa itu RBC, cukup tanyakan saja berapa RBC perusahaan asuransi Anda kepada agen asuransi Anda. Kalau lebih dari 120 persen, itu berarti bagus. Kurang dari itu, lebih baik cari yang lain.


3. Reputasi Pemilik dan Manajemen

Perhatikan juga siapa pemilik mayoritas dan siapa pengelola dari Perusahaan Asuransi Anda. Lihat apakah mereka memiliki reputasi yang tercela di masyarakat. Memang, terkadang hal ini mungkin terlihat agak subyektif, tetapi tidak ada salahnya kalau Anda mengenal siapa pemilik dan siapa pengelola perusahaan asuransi Anda. Kalau mereka memiliki reputasi yang tercela, hindari.

Tips lainnya, kalau Anda memilih perusahaan Asuransi Jiwa joint venture, Anda dapat melihat bagaimana reputasi dari perusahaan asing tersebut di berbagai negara lain. Agen asuransi Anda biasanya memiliki kumpulan berita tentang bagaimana reputasi perusahaan asing tersebut di sejumlah negara lain.

Dan jika memilih perusahaan Asuransi Jiwa lokal (bukan joint venture), maka pilihlah perusahaan yang memiliki reputasi "tahan banting", yaitu perusahaan yang cukup tua dan sudah pernah melalui berbagai macam krisis. Kalau perusahaan Asuransi Jiwa tersebut merupakan bagian dari sebuah grup usaha besar (konglomerat), maka coba lihat juga bagaimana kinerja dari grup usaha besar tersebut. Ini karena kadang-kadang, meruginya salah satu perusahaan dalam grup usaha besar bisa saling mempengaruhi keuntungan dan kerugian dari perusahaan lainnya yang terdapat dalam grup usaha tersebut.

Tentu saja, tips-tips sederhana diatas tidak bisa menjamin bahwa Anda pasti akan memilih perusahaan Asuransi Jiwa yang tepat, tetapi setidaknya itu bisa membantu Anda mengurangi risiko tidak dibayarnya klaim Anda oleh si perusahaan asuransi. Yang paling penting, jangan lantas Anda jadi takut untuk ikut asuransi.


SEKILAS MANULIFE

Manulife setahu saya adalah sebuah perusahaan asuransi yang cukup baik. RBC-nya di atas 120 persen. Kalau Anda datang ke kantornya di Jakarta, mereka memiliki ruang pelayanan nasabah yang cukup baik. Produk-produknya beragam, dan reputasi Manulife sendiri di lain negara juga cukup baik. Karena itulah, kalaupun ada masalah pailit seperti kemarin, muncul kecurigaan adanya faktor-faktor lain yang ikut terlibat.

Perlu diketahui, perkaranya sendiri belum selesai, karena masih ada banding ke Mahkamah Agung. Namun demikian, kalau memang di Mahkamah Agung nanti Manulife tetap diputuskan pailit, maka jangan takut klaim Anda di Manulife tidak dibayar. Secara psikologis, Manulife Kanada sendiri pasti tidak ingin namanya tercemar kan? Mereka pasti akan membayar klaim Anda. Kalau mereka tidak membayar, hal itu pasti akan disorot dan bisnis asuransi mereka di negara lain pasti juga akan terpengaruh.

Akan tetapi bila Mahkamah Agung mencabut keputusan pailit Manulife dan mereka diizinkan untuk beroperasi kembali, maka saran saya adalah jangan takut untuk berasuransi dengan Manulife. Kenapa tidak? Pelayanan mereka cukup baik, RBC-nya bagus, reputasi perusahaannya di lain negara-pun bagus.

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 750/XV

Read More......