Masukkan apa yang anda cari di bawah ini

Sunday, November 25, 2007

BERBELANJA MAKANAN DAN KUE SUGUHAN

Orang-orang di Indonesia punya kebiasaan yang baik ketika hari raya. Bagi umat muslim, adanya hari raya biasanya ditandai dengan kegiatan saling mengunjungi. Kegiatan kunjungan yang biasanya dilakukan pertama-tama adalah dengan mengunjungi orang tua (bila si anak tidak lagi tinggal satu rumah dengan si orang tua), sanak saudara, barulah diakhiri dengan saling mengunjungi teman, baik teman pribadi maupun relasi bisnis.

Kegiatan saling mengunjungi ini biasa disebut silaturahmi. Dalam prakteknya, seringkali silaturahmi ini lalu disambung dengan kegiatan ngobrol, baik yang sifatnya basa-basi maupun serius, atau yang sifatnya sekadar cerita-cerita masa lalu saja. Akibatnya bisa ditebak, silaturahmi yang tadinya diperkirakan cuma berlangsung setengah jam, seringkali bisa berlangsung sampai beberapa jam.

Tentu saja, lamanya waktu silaturahmi itu terkadang membuat si empunya rumah tidak enak kalau tidak mempersiapkan makanan dan kue suguhan untuk para tamu yang datang. Apalagi kalau yang datang itu sampai beberapa keluarga sekaligus. Memang, menyediakan makanan dan kue suguhan bukan merupakan suatu keharusan. Akan tetapi bagi masyarakat kita, hal itu lebih kepada suatu kebiasaan bahwa siapa pun tamu yang datang memang harus disambut dengan baik, termasuk dengan menyediakan makanan dan kue suguhan yang jumlahnya dianggap mencukupi.

Dengan demikian, bila Anda ikut merayakan Lebaran, dan perkirakan ada sejumlah orang atau keluarga yang akan datang bersilaturahmi ke rumah Anda, tidak bisa tidak ini berarti Anda harus ikut menyiapkan uang ekstra untuk berbelanja makanan dan kue suguhan untuk menyambut para tamu.

Agar uang Anda betul-betul dapat dibelanjakan secara efektif untuk makanan dan kue suguhan bagi mereka yang akan datang bersilaturahmi, mungkin tidak ada salahnya bila Anda mengikuti sejumlah tips berikut ini:

Perkirakan lebih dahulu berapa orang atau keluarga yang akan berkunjung ke rumah Anda untuk bersilaturahmi. Ini memang tidak selalu mudah untuk dilakukan, mengingat jumlah orang yang akan datang bisa saja berbeda dan di luar perkiraan. Namun demikian, Anda bisa menggunakan perkiraan dari mereka yang pernah datang satu atau dua tahun sebelumnya, karena biasanya jumlahnya tidak akan berbeda jauh.

Jangan lupa bahwa lingkungan pergaulan dan pekerjaan Anda biasanya juga ikut mempengaruhi jumlah orang/keluarga yang akan bersilaturahmi ke tempat Anda. Semakin luas lingkup sosial dan pergaulan Anda, biasanya akan semakin banyak juga orang yang akan berkunjung ke rumah Anda.

Setelah mengetahui perkiraan jumlahnya, sediakan makanan yang jumlahnya sesuai dengan jumlah orang yang sudah Anda perkirakan tersebut. Bila Anda menyediakan opor ayam dan ketupat, misalnya, buatlah jatah makanan yang jumlahnya kira-kira cukup dengan jumlah orang yang akan datang ke rumah Anda untuk bersilaturahmi. Apakah itu untuk 10 orang, 20, atau bahkan 50 orang. Anda sendiri yang bisa menjawabnya.

Hal yang sama juga berlaku untuk kue suguhan. Siapkan kue suguhan yang jatahnya sesuai dengan jumlah orang yang Anda perkirakan akan datang ke rumah Anda. Bila Anda membeli satu stoples kue suguhan, perkirakan untuk berapa orang satu stoples tersebut akan habis, apakah untuk 3, 4, atau 5 orang saja.

Ini memang agak sulit diperkirakan mengingat bisa saja nanti ada satu orang yang sedikit rakus dan bisa memakan jatah untuk 2 orang, misalnya. Tetapi secara kasar ini sebenarnya bisa diperkirakan. Sebagai contoh, kalau satu stoples habis untuk 3 orang, maka kalau ada 20 orang yang datang, Anda bisa menyediakan sekitar 7 stoples kue suguhan. Kalau satu stoples harganya Rp 20 ribu, maka ini berarti Anda harus keluar uang Rp 20 ribu dikali 7. Itulah jumlah uang yang harus Anda belanjakan untuk kue suguhan.

Yah, mungkin itu saja hal-hal utama yang perlu Anda perhatikan dalam berbelanja makanan dan kue suguhan untuk Lebaran. Jangan lupa untuk tetap bijak dalam berbelanja. Selamat berlebaran.

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 718/XIV

Read More......

Saturday, November 24, 2007

Hotel Reservations

Hotel Reservations


When choosing a place to stay on vacation can become troublesome, especially if you do not know the area or have never been to the place where you are taking the trip. Searching for hotels when you are not even sure which ones are in the vicinity of the parks or attractions you want to see is always frustrating. Many times the attractions you are going to offer on their website hotels and maybe hotel discounts, however these resorts are typically still more expensive than what you can find on your own. Especially since they are working with the theme park to get people there.

Not to mention the time spent searching through hotel discounts and coupon sites trying to find the best deals for yourself and family. Then there are also the problems with if you plan to go out of the country and are not sure how to get flights and you definitely do not know which are the best places to stay at or towns to be in. We have all been through this and it can be frustrating and make you not want to go on vacation at all.

A particular site that I found that has so much to offer and choose from when it comes to hotels and they also offer many other valuable services which include cruise bookings, flights, and cars is Hotelreservations.com. They are available in the US and other countries all over the world and the site can be accessed in four other languages, so anyone can get the help and the vacation they want and when they need it. Hotel Reservations offers everything from rooms at hotels to renting condos and vacations homes. They also have entire vacation packages to choose from to save you time and money. There is also a section that offers family discounts, hot deals that are happening, gambling, and beach rentals.

Hotel Reservations is one stop shopping for anyone going on vacation or looking to. Check them out the next time you need to book rooms or flights or anything else you might need, you will not be disappointed.

Read More......

Tuesday, November 20, 2007

PENJUAL DI SEKELILING KITA

Kalau Anda pernah datang ke Candi Borobodur di Magelang, Jawa Tengah, Anda pasti tahu bahwa seorang pengunjung di sana tidak akan bisa lewat tanpa ditawari sesuatu oleh pedagang yang berkeliaran.

Berebut Uang di Candi Borobudur

Di bulan Agustus 2001, saya berkunjung ke sana bersama seorang teman dan keluarganya dengan membawa mobil. Sejak mobil kami datang menuju ke tempat parkir, sudah ada dua atau tiga pedagang yang berlarian dan mendekati mobil kami. Begitu mobil kami berhenti untuk parkir, pedagang-pedagang tersebut segera mengambil posisi: satu pedagang berdiri di pintu pengemudi di sebelah kanan depan, satu pedagang berdiri di pintu mobil depan sebelah kiri, dan satu pedagang berdiri di pintu belakang kiri. Begitu kami keluar dari mobil, mereka dengan agresif langsung menawarkan barang dagangannya, kebanyakan adalah akse-soris khas Candi Borobudur, topi penahan panas dan baju-baju.

Belum selesai menghadapi pedagang-pedagang tersebut, pria yang tadinya memarkirkan mobil kami, juga menawarkan diri untuk mencuci mobil kami. Kami menolaknya. Tetapi orang ini terus membujuk kami. Dia menarik wiper kaca depan mobil sebagai pertanda bahwa dia tetap ingin mencuci mobil. Saya lalu mendorong lagi wiper itu ke tempatnya semula sebagai tanda penolakan. Tetapi orang ini menarik lagi wiper itu. Saya mengembalikan lagi ke tempatnya. Hitung-hitung ada tiga empat kali wiper itu ditarik dan didorong kembali. Anda bisa membayangkan, kami menghadapi tiga pedagang dan satu pria yang menawarkan diri untuk mencuci mobil. Mengenai pria ini, akhirnya dia tidak lagi menarik wiper itu setelah saya menolaknya untuk kesekian kalinya. Berarti beres sudah, mobil kami tidak akan dicucinya, begitu pikir saya.

Kami lalu melangkah ke dalam. Saya pikir jumlah pedagang di dalam akan berkurang. Tetapi saya salah, karena di dalam kami bertemu dengan lebih banyak pedagang. Beberapa di antara kami lalu membeli barang-barang yang ditawarkan tersebut. Jumlah pedagang yang menghampiri kami tidak kunjung habis sampai akhirnya kami sampai ke pintu masuk yang mengharuskan pengunjung membayar karcis masuk.

Wuih, lega. Ketika masuk, pertama kali yang kami hampiri adalah Toilet Umum. Di situ kami harus membayar. Wah, kalau yang satu ini sih sama saja di mana-mana, Toilet Umum memang harus bayar. Begitu keluar dari toilet, saya tertarik melihat sebuah teater kecil yang menawarkan pemutaran film dokumenter tentang Borobudur. Kami harus membayar juga untuk menonton film itu.

Selesai menonton film, seorang guide menda-tangi kami dan menawarkan sebuah buku tentang Borobudur. Saya menolaknya. Saya katakan bahwa kami lebih butuh guide untuk saat itu. Setelah agak alot tawar menawar, dia akhirnya setuju menjadi guide kami setelah menyebutkan jumlah tarif tertentu.

Kami lalu berjalan kaki ke bangunan Candi Borobudur melewati taman. Di sepanjang jalan, beberapa orang fotografer datang menawarkan diri untuk membuatkan foto kami. Setelah tawar menawar sebentar, kami setuju untuk memakai jasa seorang fotografer. Singkat cerita, kami lalu naik ke Candi Borobudur, membuat foto-foto sambil mendengarkan penjelasan guide kami tentang sejarah keberadaan Candi Borobudur. Karena tertarik akan keterangan yang diberikan si guide, maka setelah kembali dan beristirahat sejenak di bangunan teater, saya memutuskan membeli buku tentang Borobudur yang tadinya ditawarkan oleh si guide. Karena haus, kami juga membeli minuman serta es krim yang dijual di sana.

Setelah melalui pintu keluar, pedagang-pedagang di situ kembali menghampiri kami dan lagi-lagi menawarkan barang dagangannya. Kami berjalan terus melewatinya sampai keluar kembali ke arah tempat parkir. Dan, setelah kami sampai kembali ke mobil, kami melihat bahwa ternyata mobil yang kami bawa tadi sudah berada dalam keadaan tercuci bersih.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari pengalaman tersebut? Sederhana sekali: bahwa ke mana pun Anda pergi, ada banyak orang di sekililing Anda yang sedang berusaha memperebutkan uang Anda.

Uang Anda Diperebutkan di Mana-Mana

Coba perhatikan ketika Anda datang ke pertokoan di kota Anda. Perhatikan bahwa toko-toko di situ selalu berusaha tampil dengan penampilan terbaiknya agar Anda tertarik untuk datang. Mereka secara tidak langsung sedang berusaha memperebutkan uang dalam dompet Anda.

Bagaimana dengan Tempat Belanja Kebutuhan Sehari-hari seperti di Supermarket, Hipermarket atau Perkulakan? Sama saja. Ke mana pun Anda berjalan di dalam Supermarket, Hipermarket atau Perkulakan, Anda akan melihat display barang-barang yang dipajang dengan sangat menarik, di mana barang-barang itu seolah sedang 'berteriak-teriak' meminta Anda untuk datang dan mengambilnya.

Di Jakarta ada suatu area yang diberi nama KTS, singkatan dari Kafe Taman Semanggi. KTS merupakan area yang cukup luas di mana di atasnya berdiri sejumlah kafe yang hanya buka pada malam hari. Kafe-kafe ini tampil terbuka atau setengah terbuka dengan makanan dan minuman yang disajikan berbeda pada setiap kafe.

Kalau Anda datang ke sana, Anda akan melihat pelayan-pelayan dari masing-masing kafe berdiri di depan kafenya sambil memegang menu, dan mereka akan menyapa dan mengundang setiap pengunjung yang lewat untuk datang ke kafenya. Jadi kalau Anda berjalan menyusuri barisan dari kafe-kafe itu, Anda tidak akan bisa lewat tanpa tidak disapa oleh setiap pelayan yang ada di depan setiap kafe.

Belum lagi kalau Anda masuk ke gang-gangnya. Setiap kali Anda berbelok memasuki sebuah gang di dalam KTS, Anda akan banyak menemui pelayan yang akan menyapa Anda. Ini karena ada banyak kafe di hampir setiap gang di sana. Jadi, selama Anda masih berkeliaran di dalam lingkungan KTS, Anda akan terus disapa oleh pelayan yang berdiri di depan setiap kafe. Mereka semua sedang berusaha memperebutkan uang yang ada dalam dompet Anda.

Anda mau contoh lain? Coba Anda duduk di depan teve dan menonton acara yang ditayangkan pada jam tayang utama sekitar pukul 19.30 s/d 21.00. Di situ Anda akan melihat banyak sekali iklan yang diputar. Misalnya, iklan susu, iklan mobil, iklan sabun, iklan deterjen, iklan baju, iklan ponsel, dan banyak lagi iklan lain. Mereka sedang berusaha keras untuk membuat Anda agar membeli. Mereka sedang berusaha untuk memperebutkan uang Anda.

Kadang-kadang 'perebutan uang' ini tampil dalam bentuk yang cukup kreatif. Misalnya, setiap kali Anda membeli barang dengan merek tertentu, Anda punya kesempatan untuk mendapatkan hadiah. Kadang-kadang hadiah itu ada yang bersifat langsung, dan ada juga yang bersifat tidak langsung seperti harus melalui Acara Pengundian terlebih dahulu. Tentu saja produsen barang biasanya sudah menaikkan dulu harga jual barang itu agar mereka bisa memberikan hadiah-hadiah yang mereka janjikan.

Beberapa produsen kadang memberikan hadiah uang tunai. Caranya sederhana. Mereka akan mengi-rimkan seorang tokoh (bisa artis atau siapa pun yang nantinya akan dipromosikan di berbagai media, terutama televisi) untuk pergi ke pelosok-pelosok dan mendatangi rumah-rumah. Bila penghuni rumah memiliki produk merek tertentu yang diproduksi oleh si produsen, penghuni rumah akan mendapatkan hadiah uang tunai yang jumlahnya bervariasi. Walaupun kemungkinan didatangi ada-lah satu per seribu, tetapi cara ini kelihatannya terbukti bisa menaikkan penjualan barang yang dihasilkan oleh si produsen. Di sejumlah toko, sering kali saya mendengar ada ibu-ibu yang datang dan mencari produk tersebut.

Pegang Erat Dompet Anda

Sekarang pertanyaannya, apakah mereka salah? Apakah salah bila ada orang yang datang kepada Anda dan mencoba menjual sesuatu kepada Anda? Apakah salah bila ada orang yang membuka kafe dan mencoba mengundang Anda untuk datang ke kafe mereka? Apakah salah bila televisi memasang iklan yang menawarkan produk-produk kebutuhan rumah tangga kepada Anda? Jawabannya, tentu saja tidak. Tidak ada yang salah dengan usaha penjualan yang dilakukan orang kepada Anda. Ini karena bila tak ada penjualan, maka perekonomian tidak akan berjalan.

Tetapi yang ingin saya katakan adalah, tidak semua penawaran harus dituruti. Ini karena banyak orang yang selalu 'menuruti' setiap tawaran penjualan yang datang kepadanya, tanpa memperhitungkan keadaan keuangannya sendiri. Akibatnya jelas, bahwa pengeluaran Anda seringkali bisa habis hanya untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang tidak berguna. Itulah kenapa Anda harus berhati-hati dengan tidak selalu menuruti tawaran penjualan yang ada disekitar Anda. Jadi saran saya untuk Anda, ke mana pun Anda pergi, di mana pun Anda berada, dan apa pun posisi Anda, pegang erat-erat dompet Anda. Karena siapa pun yang ada di sekeliling Anda adalah penjual. Mereka sedang berusaha (dengan berbagai cara yang kadang-kadang cukup kreatif) untuk memperebutkan uang yang ada dalam dompet Anda. Bila Anda tidak hati-hati memegang uang dalam dompet Anda, tidak hati-hati menggunakan Kartu Debet Anda, tidak hati-hati menggunakan Kartu Kredit Anda, dan tidak hati-hati mengatur pengeluaran Anda, uang yang sudah Anda peroleh dengan susah payah selama ini akan habis.

Jadi, berhati-hatilah dalam menggunakan uang karena setiap orang di sekililing Anda pada dasarnya adalah penjual yang sedang menjual sesuatu kepada Anda dan berusaha mendapatkan uang Anda.

* (Dikutip dari Bab 1 buku Mengatur Pengeluaran Secara Bijak karya Safir Senduk. Terbit 19 November 2001).

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Mengatur Pengeluaran Secara Bijak

Read More......

Friday, November 9, 2007

MENGATASI SIFAT BOROS

Suatu hari, ketika saya selesai memberikan seminar tentang Mengatur Pengeluaran Secara Bijak, seorang lelaki muda peserta seminar datang kepada saya dan mengajak saya ngobrol. Setelah berbincang-bincang sebentar, ia bertanya, "Pak Safir, apakah Anda orang yang selalu hemat dalam segala pengeluaran Anda?"

Saya tersenyum, "Kenapa Anda tanya begitu?"

Dia menjawab, "Yah, bukankah dengan melakukan perencanaan keuangan berarti kita harus selalu berhemat?"

Saya menggeleng, "Tidak."

Dia kaget, "Tidak?"

"Tidak," jawab saya lagi.

"Kok, begitu?"

Saya mulai menjelaskan: "Iya, perencanaan keuangan - bagi saya - bukan berarti kita harus selalu berhemat dalam setiap pengeluaran kita, tapi mengatur agar pengeluaran kita tidak melebihi jumlah yang seharusnya."

"O ya? Lha, bukankah itu hemat juga namanya?"

"Oh, tidak dong," saya menggeleng.

"Hemat adalah suatu usaha untuk menekan pengeluaran kita - kalau bisa - serendah mungkin sehingga jumlah pengeluaran kita lebih sedikit dari yang seharusnya."

"Lha, bagus, kan, kalau pengeluaran kita bisa lebih rendah dari yang seharusnya?" tanyanya lagi.

"Oh, jelas bagus. Hanya saja, jangan lupa bahwa dengan menekan pengeluaran kita menjadi lebih rendah dari yang seharusnya, maka mungkin kita harus menekan Standar Biaya Hidup kita."

"Terus, apakah salah kalau kita memiliki Standar Biaya Hidup yang lebih rendah?"

"Nggak salah dong... Hanya saja banyak orang yang menekan Standar Biaya Hidupnya hanya supaya ia bisa berhemat. Nggak semua sih, tapi kebanyakan begitu. Masalahnya disini adalah apakah Anda merasa tersiksa dengan menekan Standar Biaya Hidup tersebut. Kalau Anda merasa tersiksa, ngapain Anda harus berhemat kalau ternyata Anda harus menyusahkan diri sendiri?"

"Jadi, salah kalau berhemat itu ditempuh dengan cara menyusahkan diri sendiri dan membuat kita merasa tersiksa?"

"Iya. Nggak apa-apa kalau mau berhemat, sepanjang itu tidak menyusahkan diri sendiri."

Saya menambahkan lagi, "Dan perlu diketahui bahwa mengelola keuangan dengan baik bukan berarti bahwa kita harus selalu berhemat, tetapi mengatur agar pengeluaran kita tidak melebihi dari yang seharusnya. Kalau misalnya pengeluaran Anda untuk membeli baju baru biasanya adalah Rp 250 ribu per bulan, maka bila pengeluaran Anda ternyata jauh lebih rendah dari itu, ini berarti Anda disebut hemat, tidak peduli bagaimanapun cara Anda berhemat. Tapi, bila pengeluaran Anda untuk baju baru tiba-tiba mencapai Rp 400 ribu, maka ini berarti Anda boros."

"Tapi, bagaimana kalau anggaran seseorang itu sangat terbatas atau kondisi keuangannya sedang ketat?" dia bertanya.

"Nah, itu tidak apa-apa. Karena memang dalam jangka pendek tidak ada jalan lain. Kalau seseorang punya penghasilan yang - menurut ukuran dia - sangat-sangat terbatas, maka jelas dia harus berhemat dengan cara menekan Standar Biaya Hidupnya. Tapi, kalau dalam keadaan yang normal, dalam arti penghasilannya tidak harus besar, tetapi dirasa mencukupi, maka seseorang tidak harus memaksakan diri berhemat, tetapi juga tidak harus boros. Yah, sewajarnya sajalah."

Laki-laki muda ini kelihatannya mulai mengerti: "Oke, kembali ke Biaya Busana tadi. Jadi, orang yang per bulannya biasa membeli baju baru senilai total Rp 500.000,- per bulan apakah dia berarti lebih boros daripada orang lain yang pembelian bajunya hanya mencapai Rp 100.000,- per bulan?"

"Tidak," jawab saya. "Ini karena setiap orang memiliki standar kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga jelas bahwa orang yang kebutuhan baju barunya mencapai Rp 500 ribu per bulan bukan berarti lebih boros daripada orang yang kebutuhan membeli baju barunya hanya Rp 100 ribu per bulan."

PENYEBAB BOROS

"Oke, Pak Safir, cukup buat saya. Kita sudah bicara tentang hemat. Sekarang saya mau bertanya tentang boros itu sendiri. Kenapa orang bisa punya sifat boros? Misalnya, kenapa orang yang biasa berbelanja baju seharga Rp 200 ribu per bulan, lalu pada bulan terakhir tiba-tiba bisa menghabiskan dua kali lipatnya?"

"Boros? Wah, ada banyak penyebabnya kenapa orang bisa punya sifat boros. Tapi, secara praktis saja, ada tiga penyebab kenapa orang bisa punya sifat boros."

"Oke. Apa saja itu?"

"Yang pertama adalah karena orang tidak memiliki batasan untuk dirinya sendiri. Dengan tidak membatasi dirinya sendiri, maka orang merasa bebas untuk mengeluarkan uang berapapun juga. Padahal, persediaan uang seseorang ada batasnya, kan?"

"Betul, betul...," laki-laki muda ini mengangguk. "Lalu, apa penyebab yang kedua?"

"Yang kedua, orang bisa memiliki sifat boros adalah karena orang seringkali lapar mata."

"Wah, itu dia... "

Saya tertawa. "Kenapa? Anda sering lapar mata, ya, kalau datang ke pertokoan?"

"Ah, Pak Safir, nih, bisa aja..." dia kelihatan sedikit malu.

"Hayo, ngaku... ha..ha..ha..," saya masih tertawa. Tapi, kenalan baru saya ini mengangguk-angguk sambil tertawa-tawa juga. Saya yakin apa yang saya katakan itu dialaminya sendiri.

Setelah tawa kita reda, saya menambahkan lagi: "Lapar mata tidak harus selalu karena Anda datang ke toko, lho, tetapi lapar mata bisa dimulai ketika Anda melihat sebuah iklan."

"O, ya?"

"Iya, karena iklan dibuat untuk mengundang orang agar membeli. Iya, kan? Coba Anda lihat teve, seberapa banyak iklan yang diselipkan di tengah-tengah sebuah acara sinetron misalnya."

"Terus, apakah iklan itu salah?"

"Tidak salah. Iklan harus dibuat untuk memperkenalkan suatu barang dan agar Anda mengenal barang tersebut. Tapi, yang salah adalah kalau Anda lapar mata hanya karena melihat iklan. Dan semakin sering iklan suatu barang diputar berulang-ulang, bisa jadi semakin besar pula kemungkinannya Anda jadi lapar mata terhadap barang tersebut."

"Oke. Jadi, lapar mata bisa dimulai dari iklan atau langsung ketika melihat barangnya di toko. Lalu, apa penyebab boros yang ketiga?"

"Coba tebak, apa yang ketiga...?"

Dia berpikir sebentar: "Apa, ya?"

Melihat dia tidak langsung menjawab, saya menyambung lagi, "Seringkali orang boros dalam mengeluarkan uangnya adalah bukan karena dia lapar mata, tapi karena 'lapar diskon'."

"Hah?" dia melongo. "Lapar diskon? Apa lagi itu?"

"Iya. Kalau lapar mata itu, seseorang tertarik secara tiba-tiba karena melihat suatu barang, sedangkan lapar diskon adalah sebutan kalau Anda datang melihat suatu barang hanya karena ada pengumuman diskon atas barang itu."

"Contohnya?"

"Contohnya..., Anda datang ke pertokoan. Di situ ada rak besar yang penuh berisi barang-barang seperti sepatu. Mungkin tidak ada yang menarik dengan sepatu itu. Tapi, karena di atasnya digantung tulisan besar-besar yang mengumumkan kalau sepatu itu didiskon, 50 persen misalnya, maka Anda - mungkin - akan datang ke rak tersebut dan melihat-lihat."

"Terus?"

"Terus, karena sepatu itu didiskon, Anda lalu berpikir, 'boleh juga, nih, kalau saya beli... mumpung diskon'. Padahal, belum tentu sepatu itu Anda butuhkan. Iya, kan?"

Dia mengangguk-angguk lagi. "Iya, ya. Kadang-kadang saya memang begitu. Barang yang belum tentu bagus dan saya butuhkan di toko seringkali saya beli juga karena ada tawaran diskon."

"Jadi itu dia tiga penyebab boros, (1) Tidak memiliki batas terhadap diri sendiri, (2) Lapar Mata, (3) Lapar Diskon," saya lalu menyeruput minum saya. Laki-laki muda kenalan baru saya ini mengangguk-angguk. Entah apa yang dia pikirkan.

MENGATASI SIFAT BOROS

Pembaca, apakah Anda selalu boros dalam pengeluaran Anda? Bila ya, maka tips dibawah ini mungkin bisa membantu Anda untuk mengatasi sifat boros Anda:

1. Buat batasan terhadap diri Anda sendiri.

Kenapa Anda tidak coba membatasi pengeluaran Anda sendiri dan mencoba mematuhi batas tersebut? Anda bisa coba membuat Anggaran Pengeluaran Keluarga dan mencoba mematuhi anggaran tersebut. Ingatlah bahwa salah satu gunanya membuat anggaran adalah untuk membatasi diri Anda sendiri dalam mengeluarkan uang.

Sebagai contoh, kalau Anda rutin membeli baju baru setiap bulan, katakan Rp 200 ribu per bulan, maka buat anggaran sebesar - katakan - Rp 250 ribu per bulan untuk pembelian baju baru setiap bulan. Mengenai tinggi rendahnya angka anggaran tersebut akan kembali lagi kepada Anda, karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Anda baru disebut boros kalau pengeluaran Anda melebihi dari yang seharusnya, atau melebihi dari batas yang sudah Anda tetapkan sendiri.

2. Jangan mudah tertarik melihat suatu barang hanya karena barang itu bagus.

Jangan khawatir, tidak hanya Anda yang suka lapar mata. Terkadang saya sendiri juga sering lapar mata, dan ini manusiawi. Bedanya, ada orang yang bisa mengendalikan lapar mata itu, dan ada yang tidak. Ada banyak barang bagus di toko, tapi ketahuilah, kalau Anda tidak bisa mengendalikan lapar mata Anda, Anda akan terus menerus membeli, padahal uang Anda mungkin terbatas.

Tidak ada seorangpun yang bisa mengatasi lapar mata Anda, kecuali Anda sendiri. Bukan saya, bukan teman Anda, bukan keluarga Anda, tapi Anda sendiri. Percuma Anda memiliki anggaran kalau Anda masih juga sering lapar mata. Jadi, kendalikan lapar mata Anda.

3. Jangan mudah tertarik melihat suatu barang hanya karena barang itu didiskon.

Tidak peduli berapapun diskonnya, kalau Anda memang tidak membutuhkan barang tersebut, kenapa Anda harus membeli? Suatu transaksi jual beli barang seharusnya terjadi karena adanya kebutuhan, bukan karena adanya diskon, entah berapapun besarnya diskon tersebut.

Baju yang biasa berharga Rp 100 ribu bukan berarti harus dibeli hanya karena harganya didiskon menjadi Rp 20 ribu, kan? Yang penting di sini adalah, apakah Anda membutuhkan barang tersebut, bukan karena apakah barang itu didiskon atau tidak. Ingatlah bahwa diskon dibuat agar Anda membeli. Betul enggak?

Sekali lagi, semua itu kembali kepada diri Anda. Anda sendirilah yang bisa mencegah sifat boros Anda. Saya tidak bisa mengubah Anda. Hanya Andalah yang bisa mengubah diri Anda. Tetapkan tekad terlebih dulu untuk mengubah sifat boros Anda, karena percuma Anda mencoba menekan sifat boros Anda kalau Anda tidak menetapkan tekad terlebih dulu dalam hati Anda.

Selamat mengatasi sifat boros Anda.

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 701/XIV

Read More......

Sunday, November 4, 2007

Tobi.com - Online Shopping Boutique

Having personalized service when shopping online can make all the difference with what you buy and if you ever return to a particular site again. At Tobi.com they have just that. There are live chat operators that give advice and will help you pick which outfits are best for you. There service is available Monday through Friday from 9 - 6 pm. Or you can always contact them through their email address cc@tobi.com to get help with your choices and learn more about the clothing and available styles. They have styles available for men and women, such as Nudie Jeans for men and Seven For All Mankind for women. If you need advice on what to wear with a pair of your Nudie jeans they can answer that. There is also a LookBook with the latest styles and different looks available. So, not sure which cut of Seven For All Mankind jeans are best for you and it is too late to chat with a live operator, try their LookBook for some different ideas. Tobi.com helps you with all your fashion questions, they are a full service online boutique with some of the coolest styles and all the latest news.

Read More......

Acara Diskon - Pergi atau Tidak ?

Apa yang membuat orang tertarik untuk datang ke lokasi diskon? Ternyata, ada kenikmatan tersendiri bila orang datang ke lokasi diskon. Sebelum krismon, banyak orang yang sengaja pergi ke negara lain hanya untuk datang ke lokasi diskon. Negara tetangga kita, Singapura, misalnya, sering mengadakan The Great Singapore Sale. Begitu juga, banyak orang yang tinggal di Bandung atau Surabaya, yang khusus datang ke Jakarta hanya karena mendengar ada sale. Lalu, kenapa orang mau membeli barang yang ada di sebuah acara diskon? Sederhana, yaitu agar bisa mendapatkan barang dengan nilai tertentu, tetapi dengan harga yang lebih murah daripada nilainya.

Penjual sering mengadakan acara diskon dengan berbagai macam tema : Cuci Gudang, Diskon Awal Tahun, Diskon Akhir Tahun, Diskon Hari Kemerdekaan, Diskon Ramadhan, Diskon Lebaran, dan Diskon Natal. Di luar negeri dengan empat musim, tema yang sering dipakai adalah summer sale, winter sale, autumn sale, dan spring sale. Sering juga dipakai tema Closing Down Sale, Mid Year Sale, Christmas Sale, dan lain-lain.

Acara diskon (sale) merupakan salah satu strategi promosi yang diterapkan oleh pedagang. Sebuah acara diskon biasanya bisa mendongkrak penjualan dengan sangat cepat.

Dibawah ini adalah tips bagi Anda yang ingin membeli barang dengan memanfaatkan acara diskon.

1. Jangan datang ke lokasi tempat diadakannya acara diskon bila sedang tidak mood. Orang yang datang ke acara diskon bila sedang tidak mood seringkali lapar mata dan membeli barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan, hanya karena faktor harga, bukan karena memang butuh.

2. Sediakan waktu luang yang khusus bila datang ke acara diskon. Jangan terdesak oleh waktu yang terburu-buru. Bila Anda buru-buru, Anda biasanya tidak akan cermat dalam mengawasi kualitas barang yang dibeli. Sering terjadi, banyak orang yang pulang dan baru menyadari bahwa barang yang baru saja dibelinya ternyata tidak cocok, seperti baju yang ukurannya kekecilan, atau mutu jahitan yang amburadul.

3. Sebelum membeli barang yang di acara diskon, tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah Anda memang butuh barang tersebut? Jangan membeli barang yang tidak Anda butuhkan, hanya karena harganya murah. Diskon sih diskon, tetapi transaksi dagang seharusnya terjadi karena adanya kebutuhan barang oleh Anda sebagai pembeli, bukan karena harganya yang murah.

4. Untuk satu jenis barang, kalau bisa bandingkan dulu harganya dengan tempat lain yang menjual barang yang sama. Bandingkan, lalu beli yang termurah. Itulah sebabnya penting untuk menyediakan waktu luang yang khusus bila datang ke sebuah acara diskon. Jangan beli barang di lokasi sale bila Anda sebetulnya tidak tahu berapa harga normalnya, baik di toko itu atau di toko yang lain.

5. Kalau bisa, jalin hubungan dengan pemilik toko. Tunjukkan bahwa Anda adalah pelanggan setia di toko itu. Bila Anda memang belum pernah membeli barang disitu, tunjukkan bahwa Anda selalu datang ke tokonya. Keuntungannya, bila Anda harus meninggalkan tempatnya sebentar untuk melakukan perbandingan, Anda bisa menitip barang yang mau Anda beli itu agar tidak diambil orang. Keuntungan lain, bila sedang tidak ada acara diskon, Anda bisa meminta diskon khusus kepada si pemilik toko, dan biasanya dia akan segan untuk menolak Anda karena Anda adalah pelanggan setianya.

6. Teliti kualitas barang. Bedakan antara nilai dan harga. Nilai barang adalah seberapa besar kualitas barang yang Anda terima. Sedangkan harga adalah seberapa besar jumlah yang harus Anda bayar. Bandingkan harga yang Anda bayar dengan nilai yang Anda dapatkan. Bila harga yang Anda bayar setara atau lebih kecil dari nilai barang yang Anda terima, maka belilah barang itu. Jangan membeli barang bila ternyata nilainya lebih kecil dari jumlah harga yang Anda bayar. Sekali lagi, teliti kualitas barang, dan pastikan nilai yang akan Anda nikmati dari pembelian barang tersebut.

Oleh: Safir Senduk

Read More......

Saturday, November 3, 2007

CashAdvance1500.com

Trying to decide which loan company to use for a cash advance or some other cash loan can take forever. Try looking in the phone book and there are hundreds of companies I am sure all over your city that offer some sort of payday loans and other loan options. Making the decision on which one even more difficult. Not only that, but having to call every company that looks good and possibly go to many of them is so time consuming and can become a complete waste. One obvious disadvantage to using a local company is that others may find out your getting a loan. So, another option of course is to receive a cash advance online. Which, to many may seem a little strange or even unsafe. However, a site I found called cashadvance1500.com takes a lot of the guess work out of this equation. Cash Advance 1500 lists some of the best sites out there to receive a loan from. They have the information about the company listed, along with links to why get a loan online, how to choose a lender, how online loans work, and even the loan approval criteria. Leaving nothing out and making sure you have the information to make the best decision of which company to use.

Read More......

Friday, November 2, 2007

Anggaran Cermat, Liburan Hebat

Acara liburan rusak gara-gara kehabisan uang? Jangan sampai terjadi! Untuk itu, Anda perlu membuat anggaran liburan.

Bayangkan jika Anda sekeluarga tak bisa mengunjungi lokasi berlibur yang diidamkan padahal sudah capek-capek menempuh perjalanan ke sana. Atau, yang lebih parah, Anda harus pulang lebih cepat dari jadwal berlibur yang sudah ditetapkan. Dan semua itu hanya karena dananya kurang. Betapa menjengkelkan! Di sinilah pentingnya sebuah anggaran. Dan anggaran liburan -- berisi rencana pengeluaran selama liburan -- sebaiknya dipersiapkan jauh-jauh hari. Tujuannya supaya Anda sekeluarga bisa berlibur lebih sukses dan nyaman, dan pulang ke rumah dengan pikiran lebih segar dan bersemangat.

Empat Langkah Persiapan

Membuat anggaran liburan sama sekali tidak sulit. Isinya sangat sederhana sehingga mudah diikuti. Berikut langkah-langkahnya:

1. Tentukan tempat liburan. Besar-kecilnya anggaran liburan tergantung tempat liburan yang akan dituju. Liburan ke luar negeri tentu lebih mahal daripada di dalam negeri.

2. Hitung biayanya. Jika tak ingin repot hitung-menghitung, ambillah program paket wisata dari biro perjalanan wisata di kota Anda. Jika Anda memilih menyiapkan sendiri, tetaplah minta informasi perkiraan biaya akomodasi (termasuk transportasi, penginapan, dan tempat rekreasi dari tempat liburan yang akan dituju) dari orang yang Anda anggap lebih tahu.

3. Persiapkan dananya. Jika liburan tergolong 'pengeluaran ekstra' dan bukan pengeluaran rutin, alangkah baiknya jika Anda mempersiapkan dananya dari kelebihan dana ekstra juga. Misalnya, dari bonus akhir tahun atau tunjangan hari raya. Jangan memakai dana tabungan untuk liburan, kecuali jika tabungan tersebut belum akan digunakan untuk tujuan apa pun.

4. Hitung pos-pos pengeluaran. Ada enam pos pengeluaran selama liburan yang perlu Anda cadangkan dananya, yaitu:
1. Transportasi. Perkirakan berapa biaya yang harus Anda cadangkan untuk transportasi pulang-pergi. Besar-kecilnya biaya tergantung alat transportasi yang Anda pilih.
2. Penginapan. Cari informasi biaya menginap di tempat berlibur yang Anda inginkan, sehingga Anda bisa memperkirakan biaya penginapan.
3. Makanan. Kemungkinan Anda tak akan memasak makanan sendiri selama di tempat liburan. Jadi, cadangkan biaya makan sebanyak biaya makan satu hari untuk seluruh keluarga, dikalikan jumlah hari liburan.
4. Rekreasi. Di tempat liburan akan ada beberapa tempat rekreasi yang bisa dikunjungi. Tetapkanlah dahulu berapa anggaran untuk rekreasi ini baru kemudian sesuaikan dengan tujuan atau tempat rekreasinya.
5. Belanja. Anda mungkin ingin membawa oleh-oleh berupa suvenir atau makanan khas dari tempat liburan untuk diberikan ke teman atau tetangga. Anak-anak pun demikian. Perkirakanlah berapa anggaran secukupnya untuk oleh-oleh, dan berbelanjalah sesuai anggaran tersebut.
6. Biaya tak terduga. Untuk mencegah kurangnya dana karena harus membayar pengeluaran yang tidak ada dalam anggaran, cadangkanlah dana untuk biaya tak terduga.

Nah, selamat berlibur!

Dikutip dari Majalah PARENTS GUIDE Edisi Desember 2002

Read More......

Trustsource.org - Trust Source for Product Reviews

Looking for payday loans? But, you are not sure which company you should trust to get the loan from or even sure where to go to get the cash you need? You should try Trustsource.org because they list the top five companies to go to. The top five companies are based upon actual user ratings. These are people who have actually used these companies and are letting you know what they thought of them and why. The reviews are there for you to read and to base your decision on, also how many reviews is noted too. Giving you a clearer picture of the product your reading about. Furthermore, there is a five star rating system too to make choosing a little easier. Trust Source does not just rate payday loans however, there are cash advance ratings, and even hair loss products like provillus have user ratings available. Trust Source makes finding out about services and products easier and quicker, letting you know what others think, how well the products worked for them, and why you should use them. The site is updated daily with new products and information, always keeping you current on which is the best and why.

Read More......