Masukkan apa yang anda cari di bawah ini

Friday, December 28, 2007

Kiat Hemat Liburan Akhir Tahun

Tak terasa sebentar lagi kita akan memasuki masa akhir tahun. Saya yakin, banyak sebagian dari Anda yang memutuskan untuk pergi berlibur. Entah itu dua hari saja, lima hari, atau ada juga yang seminggu. Bahkan, ada juga yang memanfaatkannya dengan berlibur hingga dua minggu lamanya. Maklum, namanya juga akhir tahun.

Ibarat baterai ponsel yang perlu perlu diisi ulang setiap beberapa hari, begitu pula dengan Anda. Liburan, apabila Anda bisa memanfaatkannya dengan baik, bisa membuat Anda segar ketika Anda harus kembali bekerja sepulang dari liburan. Seperti ponsel yang baru saja dicharge.

Lho, memangnya mudik Hari Raya kemarin itu bukan liburan? Ya, memang kita berhenti bekerja. Namun mudik itu sama saja ibaratnya dengan Anda pergi mengunjungi rumah sanak saudara yang kebetulan berada di luar kota. Pulang dari mudik Anda pasti masih capek kan? Siapa yang tidak capek, coba, melihat penuh sesaknya terminal dan stasiun yang ada di mana-mana. Apalagi bagi Anda yang membawa mobil sendiri. Bagi yang naik kereta � terutama yang melintasi jalur selatan Pulau Jawa - ada juga yang mungkin mengalami tertundanya pemberangkatan kereta. Tentunya ini tak sesuai dengan tujuan liburan.

Karenanya, akhir tahun biasa dimanfaatkan untuk liburan yang betul-betul liburan.Nah, bagi Anda yang pergi berlibur, dibawah ini ada sejumlah tips hemat yang mudah-mudahan bisa bermanfaat buat Anda.

Manfaatkan Paket Tur Biro Perjalanan.

Kalau Anda berlibur ke tempat (baca: kota) yang belum pernah Anda kunjungi sebelumnya, ada baiknya kalau Anda memanfaatkan paket tur yang ditawarkan oleh biro perjalanan. Dengan mengikuti paket tur, Anda biasanya akan terhindar dari pemborosan waktu dan biaya yang disebabkan karena ketidaktahuan Anda tentang tempat-tempat wisata yang ada di tempat liburan.

Banyak orang yang pergi berlibur, tapi karena tidak tahu obyek-obyek wisata menarik yang ada di tempat tujuannya, mereka jadi tidak tahu harus pergi ke mana sehingga ini otomatis memboroskan waktu, dan � secara tidak langsung � mereka menyia-nyiakan juga uang yang mereka keluarkan untuk tiket perjalanan. Sedangkan dengan mengikuti tur yang daerah tujuannya sudah dirancang, uang Anda justru betul-betul terpakai secara maksimal.

Bagaimana kalau Anda kebetulan sudah menguasai seluk beluk dari Tempat liburan Anda? Tentu tidak apa-apa kalau Anda memutuskan untuk pergi sendiri tanpa ikut tur. Karena Anda bisa merancang sendiri tempat-tempat mana saja yang akan Anda kunjungi. Jadi, perencanaan tetap penting.

Bawa Roti dan Air Mineral.

Apa yang Anda lakukan selama berada di tempat liburan Anda? Hal yang lazim dilakukan adalah dengan menghabiskan satu hari penuh untuk pergi ke sejumlah tempat wisata, kemudian dilanjutkan lagi keesokan harinya dengan mengunjungi tempat wisata yang lain, begitu seterusnya hingga beberapa hari. Terkadang diselingi dengan satu hari untuk beristirihat.

Nah, kalau Anda pergi mengunjungi tempat-tempat wisata, maka salah satu pengeluaran yang mungkin bisa jadi sangat besar adalah pengeluaran untuk makan. Hati-hati, di sini pengeluarannya bisa jadi sangat besar karena ketika Anda duduk di sebuah restoran, keinginan makan Anda biasanya akan sangat menggebu-gebu. Apalagi bila sebelumnya Anda lelah setelah mengeluarkan energi selama beberapa jam. Karena itu, tak ada salahnya kalau Anda selalu membawa bekal makanan kering, semisal roti, dan air mineral selama perjalanan.

Roti dan air akan menjaga energi Anda bisa tetap baik untuk bisa berjalan-jalan selama beberapa jam. Dan ketika Anda duduk di sebuah restoran, biasanya nafsu makan Anda tidak akan menjadi terlalu besar lagi karena Anda toh sebelumnya sudah mengisi perut Anda dengan roti dan air tersebut. Ujung-ujungnya, Anda jadi lebih hemat kan?

Sewa Mobil kalau Anda Mampu.

Kalau Anda pergi berlibur tanpa paket tur, apalagi kalau liburan itu dilakukan ramai-ramai, tak ada salahnya Anda menyewa mobil di kota tempat Anda berlibur. Apalagi, mobil biasanya akan sangat membantu kalau Anda memang belum pernah dan tidak tahu rute dari tempat-tempat wisata yang akan Anda datangi, karena dengan mobil, Anda bisa jauh lebih menghemat biaya kalaupun Anda nyasar dalam mencari tempat-tempat wisata Anda.

Kalau liburan Anda dilakukan ramai-ramai dengan teman misalnya, Anda bisa mengajak mereka untuk patungan dalam menyewa mobil, sehingga jatuh-jatuhnya masing-masing dari Anda bisa membayar jauh lebih murah lagi, kan, dalam urusan transpor selama di tempat liburan?


Bayar dengan kartu kalau tempat belanja Anda menerima kartu.

Ya, sebisa mungkin, bayar transaksi Anda dengan kartu, entah itu Kartu Debet atau � kalau memang tidak bisa dengan Kartu Debet � Kartu Kredit. Ini karena dengan membayar menggunakan kartu, maka Anda akan menghemat penggunaan uang tunai Anda.

Kalau semua transaksi Anda dibayar dengan tunai, Anda akan sering kehabisan uang tunai sehingga Anda harus bolak-balik pergi ke ATM. Padahal, Anda kan tidak berada di kota Anda sehingga Anda mungkin tidak tahu di mana lokasi-lokasi ATM bank Anda berada. Jangan sampai terjadi Anda kehabisan uang tunai dan Anda kebingungan mencari ATM, padahal uang tunai tersebut mungkin saja memang sedang Anda butuhkan untuk membayar transaksi yang tidak bisa Anda bayar dengan kartu.

Mungkin Anda berpikir: gampang, bawa saja uang tunai banyak-banyak. Gampang, memang. Tapi risikonya sudah tentu amat besar.

Selamat berlibur dengan hemat.

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 774/XV

Read More......

Bijak Menyikapi Banjir Diskon

Bulan Ramadhan sudah berjalan sekian lama. Mudah-mudahan Anda yang menunaikan ibadah puasa masih bertahan. Maklum, ada juga yang punya kebiasaan bersemangat pada saat-saat awal, tapi selanjutnya semangat itu menurun. Contohnya lihat saja di masjid saat salat Tarawih. Minggu pertama puasa, biasanya penuh orang. Tapi memasuki minggu-minggu selanjutnya, jumlahnya mulai berkurang.

Anehnya, untuk semangat belanja justru kebalikannya yang terjadi. Pada minggu-minggu pertama puasa, biasanya semangat belanja masyarakat kita masih rendah. Tapi memasuki minggu kedua dan ketiga, semangat belanja terus meningkat. Dan pada minggu keempat, wah... jangan ditanya, yang namanya mal pasti penuh.

Kenapa pembelanjaan cenderung meningkat ketika bulan puasa berakhir? Ada dua hal yang menyebabkannya:

1. Karena waktu sudah mendekati Hari Raya
2. Gencarnya diskon

Oke, Hari Raya mungkin menjadi alasan kenapa pembelanjaan meningkat. Tapi coba perhatikan, sebetulnya belanja apa saja yang memang berhubungan dengan datangnya Hari Raya? Belanja makanan dan kue jelas dibutuhkan karena ketika Hari Raya, banyak keluarga saling berkunjung untuk melakukan silaturahmi.

Bagaimana dengan kain? Itu juga berhubungan, karena ketika melakukan silaturahmi, orang banyak yang menggunakan kesempatan itu untuk menggunakan baju-baju dengan kain dan desain yang apik.

BUSANA DAN MAKE UP

Bagaimana dengan pembelian barang elektronik?

Bagi bapak-bapak, datangnya Hari Raya sering dijadikan alasan untuk membeli barang-barang elektronik baru seperti teve, kulkas, atau radio tape. Padahal, pembelian barang elektronik jelas tidak ada hubungannya dengan datangnya Hari Raya. Yah, beberapa mungkin ada yang beralasan: "Kan malu sama tamu kalau barang-barang elektronik di rumah jelek..." Kata siapa?

Selain barang elektronik, belanja lain yang sering dihubungkan dengan Hari Raya adalah belanja mainan anak-anak. Alasannya sih, karena mainan anak-anak bisa dijadikan hadiah Lebaran. Kalau belinya pas dengan jumlah anak, mungkin masih oke. Cuma kalau sampai beli banyak-banyak, tentunya tidak perlu juga.

Untuk Anda para ibu, hati-hati, pembelian make up bisa jadi meningkat juga pada minggu-minggu terakhir bulan puasa. Alasannya sih: "Sebentar lagi kan Hari Raya. Masak, sih, saya harus tampil dengan satu warna make up..." Akhirnya, Anda membeli banyak sekali warna lipstik yang belum tentu Anda butuhkan semuanya. Ujung-ujungnya: boros.

Bahkan kalau diamati lagi, sebenarnya pembelian busana juga bisa menyebabkan Anda terjebak untuk membeli dalam jumlah yang berlebihan. Jadi hati-hati, membeli busana untuk keperluan Hari Raya boleh-boleh saja, tapi cobalah untuk tidak terlalu berlebihan.

PENGARUH DISKON DAN THR

Salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya belanja Anda di bulan puasa � terutama pembelanjaan yang sifatnya bukan kebutuhan sehari-hari - adalah diskon. Betul, ketika memasuki minggu-minggu kedua dan ketiga, banyak toko busana, mainan, dan barang elektronik justru memasang diskon yang cukup besar.

Para penjual tahu bahwa minggu kedua dan ketiga puasa adalah saat-saat di mana para pekerja sudah mulai mendapatkan THR dalam jumlah yang bervariasi. Nah, untuk menarik minat mereka yang mendapat THR, mulailah para penjual memasang diskon untuk barang-barang yang ada di tokonya.

Coba saja Anda datang ke mal di kota Anda pada minggu kedua, ketiga dan keempat pada bulan puasa. Anda masuk ke Toko A, ada diskon. Masuk ke Toko B, juga ada diskon. Masuk ke Toko C, diskon juga.

Sekarang, apa yang Anda lakukan kalau Anda baru saja dapat THR dan melihat tawaran diskon di toko-toko? Besar kemungkinan Anda akan tertarik untuk membeli. Toh Anda punya banyak uang kan? Bahkan barang yang belum tentu Anda butuhkan pasti dibeli juga.

Jadi, ketika bulan puasa datang, jangan tingkatkan pembelanjaan Anda hanya karena toko memberikan banyak sekali diskon. Yang lebih bijak, coba tingkatkan sekaligus prioritaskan belanja Anda pada barang-barang yang memang berhubungan langsung dengan Hari Raya.

Sebagai contoh, kalau pembelian barang elektronik dirasa tidak berhubungan langsung dengan Hari Raya, ya, jangan dulu membelinya kendati toko memberikan diskon besar. Pembelian make up juga sebaiknya tidak terlalu berlebihan. Lebih baik Anda utamakan pembelian make up yang dirasa perlu digunakan ketika Hari Raya, dan jangan terpancing pada potongan harga khusus.

Untuk busana, dahulukan busana yang memang akan Anda pakai ketika Hari Raya. Cara berpikir, "Ah, mumpung ada diskon..." sebaiknya jangan dibiasakan. Nafsu membeli busana dengan gila-gilaan pada akhirnya bisa mendatangkan penyesalan. Karena bisa jadi, apa yang Anda beli ternyata hanya bisa dipakai sekali saja, atau bahkan tak sempat terpakai.

Kesimpulannya, jangan berbelanja semata karena toko Anda memberikan diskon, tapi prioritaskan pada barang yang memang diperlukan untuk Hari Raya.

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 769/XV

Read More......

Mengatur Anggaran di Bulan Puasa

Akhirnya tiba juga bulan Ramadhan yang sudah lama ditunggu-tunggu. Bagi Anda yang menunaikan ibadah puasa, irama kehidupan sudah tentu mengalami perubahan. Misalnya saja, kalau Anda sering makan keluar, hal itu mungkin berkurang. Namun di sisi lain, Anda mungkin meningkatkan frekuensi jalan-jalan ke mal (dengan alasan menunggu buka, begitu kan?).

Nah, kalau gaya hidup berubah, otomatis jumlah pengeluaran juga akan berubah. Seberapa besar? Mari kita simak bersama-sama.

Umumnya, ketika bulan puasa, saat-saat yang paling "memberatkan" adalah menjelang buka. Kalau Anda wanita karier dan bekerja di kantor, biasanya ada tiga pilihan tindakan: meneruskan pekerjaan di kantor (kalau memang ada), pulang ke rumah dan menyiapkan hidangan buka puasa, atau jalan-jalan. Mal umumnya menjadi tempat menunggu buka paling favorit. Di sinilah Anda punya sekian waktu di tempat yang banyak godaan untuk membeli sesuatu.

Bagi ibu rumah tangga, mungkin mal bukan pilihan utama untuk ngabuburit. Karena bisa jadi Anda mungkin sedang sibuk menyiapkan hidangan buka puasa. Tapi bukan berarti tidak ada ibu rumah tangga yang ke pertokoan, lho. Karena tak sedikit pula yang bersama keluarganya pergi bersama ke mal untuk berbuka di sana.

UTAMAKAN YANG PERLU

Nah, saat ngabuburit di mal, pertanyaannya sederhana: toko mana yang biasanya Anda datangi pertama kali? Umumnya toko busana dan aksesori. Betul kan? Itu sebabnya, selama bulan puasa, pembelian baju dan aksesori di mal-mal bisa meningkat sampai 2 - 3 kali lipat dibanding bulan-bulan biasa!

Lho, memangnya enggak boleh? Tentu saja boleh. Untuk itu, saya akan berikan beberapa tips bagi Anda agar tetap dapat mengontrol pengeluaran Anda:

1. Bedakan antara "butuh" dan "ingin". Ketika Anda melihat baju bagus di toko dan Anda tertarik untuk membeli, coba tanya kepada diri Anda sendiri, apakah Anda betul-betul memerlukannya? Kalau ya, beli saja. Tapi kalau tidak, ya, mungkin saja dalam hal ini Anda cuma "lapar mata". Karenanya, dulukan membeli barang-barang yang diperlukan. Baru kemudian, bila memang ada sisa uang, silakan membeli barang-barang yang Anda inginkan.

2. Kalaupun Anda perlu membeli busana dan aksesori, sebaiknya fokuskan pada busana dan aksesori yang memang Anda perlukan dalam waktu dekat. Misalnya, busana dan aksesori yang akan Anda pakai saat Hari Raya. Kalau untuk keperluan tahun depan, toh bisa nanti saja, kan?

KURANGI JUMLAH MENU

Bagaimana dengan makanan? Banyak orang mengira bahwa ketika bulan puasa, pembelian bahan makanan jadi berkurang. Kenyataan nya tidak. Karena jumlah makanan yang diperlukan sebetulnya sama dengan hari biasa. Hanya waktu makannya yang beda. Malah, saat bulan puasa, ada dorongan untuk menambah menu, terutama saat berbuka. Umumnya keluarga di Indonesia menyiapkan menu buka puasa dengan dua atau tiga macam menu. Contoh, kolak pisang, bubur sumsum, dan es blewah.

Yang perlu disadari, memasuki bulan puasa, harga-harga bahan makanan umumnya mulai merambat naik (sekarang saja sudah terjadi). Kesimpulannya, pengeluaran rupiah untuk pembelian bahan makanan selama bulan puasa tidak berkurang. Malah mungkin meningkat.

Wah, kalau uangnya ada sih tidak apa-apa. Tapi bagaimana kalau dana Anda terbatas? Bagaimana mengatur anggarannya? Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan.

1. Sajikan menu yang lebih sedikit ketika berbuka puasa. Memang, itu tergantung dari jumlah anggota keluarga Anda. Tapi daripada Anda menyajikan 3 atau 4 menu yang berbeda ketika berbuka, kenapa Anda tidak menyajikan 1 atau 2 menu saja? Toh untuk berbuka tidak harus makan sekenyang-kenyangnya. Masih ada waktu saat makan malam. Mungkin Anda bisa menyajikan kolak pisang pada saat berbuka puasa hari ini, bubur sumsum untuk esok, dan es blewah untuk lusa. Lebih hemat daripada ketiganya dikeluarkan sekaligus.

2. Ketika membeli bahan makanan, usahakan untuk tetap mengedepankan semua unsur empat sehat lima sempurna. Dengan demikian, uang yang Anda keluarkan untuk membeli bahan makanan jadi lebih bermanfaat karena mengandung semua unsur gizi yang diperlukan tubuh.

3. Untuk menyiasati harga-harga yang naik, cobalah mencari tempat-tempat yang punya harga lebih murah. Umumnya bisa Anda temukan di tempat-tempat belanja grosir. Toh pada bulan puasa Anda pasti lebih cenderung membeli barang kebutuhan rumah tangga dalam jumlah banyak. Jadi, sekalian saja berbelanja untuk banyak kebutuhan sekaligus.

Selamat menjalankan ibadah puasa.

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 767/XIV

Read More......

Membawa Uang Tunai saat Mudik

Hari Raya Idul Fitri biasanya dimanfaatkan untuk mudik ke kampung halaman. Tidak semuanya, memang. Saya misalnya, meski orang tua saya berasal dari Sulawesi Utara dan Jawa Timur, tidak menganggap kedua propinsi tersebut merupakan kampung halaman. Sebab, saya lahir dan besar di Jakarta. Akibatnya, ketika Lebaran datang, saya cenderung tidak ke mana-mana, hingga saya bisa menikmati sepinya Ibu Kota.

Tapi bagi sebagian orang yang masih punya keluarga di luar kota tempat mereka bekerja sekarang, mudik menjadi semacam keharusan. Tidak peduli sepenuh apa pun penumpang bus, kereta atau pesawat, tidak peduli semacet apa pun jalur pantai utara Jawa, mudik tetap dilakoni.

Banyak cerita suka maupun duka selama mudik. Sukanya kalau perjalanan lancar tidak ada macet. Duka-nya, biasanya tidak jauh dari masalah kecelakaan di jalan atau kehilangan/kecurian uang tunai di jalan. Ngomong-ngomong tentang uang, tidak bisa dipungkiri bahwa membawa uang tunai ketika mudik tidak dapat dihindari. Tanpa uang tunai, pemudik biasanya akan kesulitan melakukan berbagai transaksi selama perjalanannya.

Di bawah ini adalah sejumlah tips yang mungkin berguna bagi Anda yang ingin membawa uang tunai dalam perjalanan Anda.

1. Hitung Kebutuhan Anda

Pertama-tama, tidak ada salahnya bila Anda hitung cermat kebutuhan uang tunai selama mudik. Mulai dari perjalanan Anda ke kampung halaman, selama di kampung halaman, dan ketika kembali ke kota asal. Tidak sulit menghitungnya, yang pasti, Anda memerlukan biaya transportasi dan biaya makan. Tentu saja, kebutuhan uang tunai bagi Anda yang bepergian dengan bus akan sedikit berbeda bila Anda menggunakan kereta api atau pesawat terbang.

Selama mudik, Anda biasanya juga harus keluar uang untuk makan. Tentu saja ini bisa sedikit berbeda kalau transportasi Anda menggunakan pesawat, di mana makanan sudah termasuk harga tiket.

Tapi bagi Anda yang menggunakan bus atau kereta, terkadang Anda harus membayar untuk bisa makan. Tidak usah menghitung sampai detail sekali memang. Anda toh bisa mengira-ngira saja berapa kebutuhan uang tunai yang Anda perlukan untuk membayar biaya makan Anda selama mudik pulang pergi.

Bagaimana dengan di kampung halaman Anda sendiri? Ketika di kampung halaman, kebutuhan uang tunai Anda mungkin berkisar kepada berapa jumlah uang yang akan Anda berikan kepada sanak famili. Rencanakan, siapa saja yang akan Anda beri, beserta jumlahnya masing-masing.


2. Putuskan berapa uang tunai yang perlu Anda bawa

Tidak semua kebutuhan uang tunai Anda harus dibawa dalam bentuk fisik. Mengingat keamanan dan kepraktisan, tidak ada salahnya kalau uang tunai yang Anda bawa sesuai dengan jumlah yang memang harus Anda bayar saja selama mudik.

Kalau di kota kampung halaman Anda terdapat mesin ATM, Anda bisa mengambil kebutuhan uang tunai Anda dari mesin ATM di sana. Tentu, kemungkinan rusaknya mesin ATM di kota kelahiran Anda harus tetap Anda antisipasi. Itulah gunanya kalau Anda punya beberapa rekening tabungan, sehingga kalau mesin ATM satu bank rusak, Anda bisa memanfaatkan mesin ATM bank lain.

Alternatif lain yang bisa Anda gunakan adalah membawa cek perjalanan. Cek perjalanan adalah sebuah surat berharga yang bisa Anda tukarkan dengan uang tunai di bank atau agen yang ditunjuk di kota kampung halaman Anda.

Cara mendapatkannya mudah. Saat ini ada beberapa bank yang menjual cek perjalanan. Anda bisa datang ke bank tersebut dan menukarkan sejumlah uang tunai yang Anda miliki dengan satu atau beberapa lembar cek perjalanan. Selama mudik, cek itu saja yang Anda bawa, bukan uang tunai. Di kampung halaman Anda, Anda tinggal menukar kembali cek yang Anda bawa pada bank atau agen yang ditunjuk. Maka Anda bisa mendapatkan uang tunai Anda. Tentu saja Anda harus yakin dulu bahwa di kampung halaman Anda memang terdapat cabang bank tempat Anda bisa menukar cek itu.

Cek perjalanan akan mengurangi besarnya risiko kehilangan uang tunai yang Anda bawa. Bila Anda membawa uang tunai, maka ada kemungkinan uang tunai Anda bisa hilang, entah tercuri atau sebab lainnya. Tapi bila cek perjalanan hilang, maka orang yang mendapatkan cek tersebut tidak bisa mencairkannya. Sebab, hanya orang yang namanya sesuai dengan nama di dalam cek itulah yang berhak mencairkannya. Dalam hal ini, tentu saja Anda-lah yang berhak mencairkannya.

Itu saja saran-saran dari saya. Selamat mudik dan senantiasa waspada di jalan. Semoga perjalanan Anda menyenangkan.

oleh : Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 720/XIV

Read More......

Backgammon Online

A great site to check out to play backgammon online is www.gammon-fortune.com. Their site is easy to use and navigate through and they offer a free site and download to start playing online backgammon. There are also tournaments you can get involved in without having to spend a lot of money, but you could win a nice chunk of change while you play backgammon on their site.

Read More......

Wednesday, December 12, 2007

Bad Credit Offers

Many times when we have bad credit we take what is handed to use since we do not think we can get anything better. However, go to www.badcreditoffers.com and see what they can do for you. With bad credit loans, credit cards, and repair services available to you, you are bound to find exactly what you are looking for.

Read More......

Monday, December 10, 2007

Drug Rehabilitation

Whether you are addicted to soft drugs, hard drugs, tobacco, alcohol, or even gambling, the signs that indicate a need for addiction treatment are the same. The most dangerous stage is denial. Addicts deny that there is a problem, lying to family members, friends, colleagues, and worst of all, themselves. They believe that the problem is not really an issue, that they can stop at any time, whenever they choose. They just don’t choose now. In this case, addicts can completely justify why they are taking the drugs and believe that they are still in control.

When people become addicted to a substance, most of the time they will not want to admit it. Possibly they feel ashamed, a failure, or embarrassed and don’t wish to share these feelings with anyone else. However, sometimes, they just can’t see that the person they are whilst under the influence of the drugs or alcohol is a completely different person from the one who has given up completely! They are oblivious to their erratic behavior and the detrimental effect they have on the people around them, family especially.

It seems that many people are under the impression that drug rehab has a magical answer with a drug treatment to solve any habit. It’s not widely circulated the pain a person goes through - particularly if it’s a chemical addiction i.e. something on which their body has become dependant – in order to be free of their addiction. You hardly ever hear about the stars saying, “It was tough” or “I thought it would never end”. All you see is them shrugging their shoulders to the effect of “Well, things got a bit out of control. I suppose that was the next step.” Rarely do celebrities admit themselves into rehab centers. Most of them commit a crime such as driving under the influence of alcohol, excessive speeding, or injuring another person, and only then when a judge sentences them and orders them to do time do they consider alcohol rehab.

It appears that life in the fast lane of movies and music is not as wonderful as we think, if rich, famous, and good looking people, going out with (or married to) other gorgeous people still need drugs and alcohol to make things seem better!

Read More......

Free Reservation

Want to go to Rome, but not sure where to go or how to get there? Have you been to Rome already and want to try something a little different this time? Then definitely check out www.freereservation.com for all your needs concerning Rome and the surrounding area. Free Reservation has all information related to Rome available for you and at your fingertips. If you are looking for a Rome accommodation you check out their section on hotels and bed and breakfasts. If you need maps, guided tours, or want to find out more about the taxi services available then they have all that ready and available for you. There are always different deals and specials on the website and you can compare hotels and prices. Making sure you are getting exactly what you want at the price you want to pay also. If you are looking for a Rome apartment instead, they specialize in just that and can find you the apartment rental you want and where you want. Also, there is the surrounding area that they offer too, such as Hotel Venice, Florence, and Naples. So, no matter where you are going they can help get you there and make your trip go smoothly and efficiently.

Read More......

Monday, December 3, 2007

Horee, dapat THR..!!!

Sudah mendapat THR? Syukur. Selain bonus, THR bisa dipastikan menjadi salah satu penghasilan tambahan yang ditunggu oleh Anda yang berstatus pegawai. Bila Anda atau suami Anda mendapat THR, maka artikel ini mungkin berguna buat Anda.

Jeng Ayu bersorak gembira. Wanita muda berusia 31 tahun ini senang ketika mendengar suaminya menelepon dan mengatakan bahwa mereka akan mendapatkan THR (Tunjangan Hari Raya). Suaminya bekerja di sebuah perusahaan kargo, dan tahun ini perusahaan akan memberikan THR yang besarnya sampai beberapa bulan gaji.

Jeng Ayu sendiri tidak bekerja. Dia ibu rumah tangga yang punya satu anak yang masih berumur dua tahun. Ketika harga-harga naik seperti ini, apalagi menjelang Lebaran, pemberian THR itu ibarat seperti setetes air di padang pasir. Memang sih, tahun lalu suaminya juga dapat THR. Tahun sebelumnya juga dapat walaupun waktu itu negara ini masih mengalami krisis berat. Tapi pemberian THR yang hanya dilakukan sekali setahun itu tetap saja membuat Jeng Ayu senang bukan kepalang.

Ia sudah membayangkan apa yang akan ia lakukan dengan THR itu. Selama ini, setiap pulang suaminya selalu memberikan seluruh gajinya pada istrinya. Seluruhnya. Dari situ, barulah Jeng Ayu yang akan mengelola dan mengatur serta menjatah untuk setiap pos-posnya. Jadi, bisa dibayangkan betapa gembiranya Jeng Ayu membayangkan bahwa suaminya akan pulang dengan membawa uang sejumlah beberapa bulan gaji.

Ya, THR berarti.... belanja...!!! Pikiran Ayu sekilas kembali ke belakang. Tahun lalu, begitu mendapatkan THR, yang mereka lakukan pertama-tama adalah pergi ke sebuah restoran dan merayakannya. Setelah itu, mereka ke sebuah pertokoan di dekat rumah. Jeng Ayu membeli beberapa busana yang sudah lama ia inginkan.

Suaminya seolah juga tak mau kalah. Ia membeli beberapa busana kerja, sepasang sepatu baru, dan ­ ini yang paling penting ­ ponsel paling gres yang sedang gencar-gencarnya diiklankan di koran dan teve.

Pulang dari pertokoan, mereka berbelanja bahan makanan serta kue-kue kering untuk persediaan Lebaran. Esoknya, ketika melihat kembali jumlah uangnya, mereka sadar, jumlah uang THR tinggal setengahnya saja dari yang diterima. Apa yang mereka lakukan selanjutnya adalah dengan menabungkan sisa THR itu di bank. Tapi entah bagaimana, dalam beberapa bulan saja sisa THR itu juga habis tak berbekas.

Jeng Ayu mengernyitkan dahinya sekarang. Sudah jelas, ia tak mau hal itu terulang lagi tahun ini. Sudah saatnya menetapkan tekad. Apa yang akan ia lakukan sekarang adalah mencoba mengurangi belanja dan memperbanyak tabungan. Ia tak mau THR itu habis secepat kilat seperti pengalaman mereka tahun lalu.

Memang, tahun ini THR suaminya akan lebih banyak dibanding tahun lalu. Bukankah seharusnya mereka bisa lebih leluasa lagi berbelanja dan tidak usah lagi takut bakal kehabisan THR? Oo... tidak, Pembaca. Berapa pun besarnya THR Anda, bukan jaminan tidak akan habis. Bila Anda tidak menabung di depan, bila Anda selalu membeli barang apa pun di depan Anda, bila Anda selalu lapar mata, dan bila Anda selalu meneruskan kebiasaan membeli barang-barang yang tidak Anda butuhkan, siap-siap saja berpisah dari THR Anda.

Coba, apa yang akan Anda lakukan bila Anda tidak mendapatkan THR tahun ini? Hidup Anda berjalan seperti biasa kan? Anda harus tetap berbelanja bahan makanan sehari-hari, tetap membeli kebutuhan rumah tangga setiap bulannya, dan tetap membayar listrik, air dan telepon. Jadi, kenapa harus menaikkan standar hidup Anda hanya gara-gara Anda dapat THR yang datangnya cuma sekali setahun?

Apakah karena ada Lebaran sehingga Anda jadi berbelanja gila-gilaan? Saya beri tahu Anda: belanja Lebaran yang normal, umumnya hanya akan menaikkan pengeluaran keluarga sekitar 1,5 kali hingga maksimal 2,5 kali pengeluaran biasanya. Ya, 1,5 hingga 2,5 kali. Bukan 5 kali. Ini berarti, sah-sah saja Anda membelanjakan THR untuk keperluan Lebaran. Tapi bukan berarti Anda harus menaikkan jumlah pengeluaran sampai 5 kali dari yang biasa Anda lakukan tiap bulannya.

Bersikap biasa sajalah. Kalau Anda punya hutang misalnya, kenapa tidak manfaatkan saja THR itu untuk melunasi hutang-hutang Anda, terutama hutang yang membebankan bunga besar? Seorang klien saya misalnya, dia memiliki hutang kartu kredit yang lumayan besar. Tapi, begitu saya tahu bahwa dia akan mendapatkan THR, maka alih-alih membelanjakannya tahun-tahun sebelumnya saya sarankan dia melunasi hutang-hutangnya yang akan makin berbunga bila tidak dilunasi.

Dengan cara demikian, dia telah memanfaatkan THR itu untuk mencegahnya membayar bunga hutang di masa mendatang, bukan malah membuatnya makin terjebak ke dalam hutang kartu kredit dan membeli barang-barang yang belum tentu ia butuhkan.

Berikut ini sejumlah tips penggunaan THR. Siapa tahu berguna :

1. Gunakan Uang THR itu untuk melunasi hutang Anda lebih dulu. Dengan demikian, Anda akan terhindar dari kewajiban membayar bunga hutang yang bisa makin berlipat dalam tahun-tahun mendatang. Dalam melunasi hutang, prioritaskan pembayaran hutang Anda kepada hutang yang membebankan bunga paling besar, barulah setelah itu ke hutang yang bunganya lebih kecil. Beberapa orang merasa sayang bila menggunakan THR-nya untuk membayar hutang. Dibanding menggunakannya untuk membayar hutang, mereka lebih suka menginvestasikannya.

Kalau hasilnya bisa lebih besar daripada bunga hutangnya, ya enggak apa-apa. Tapi kebanyakan tidak seperti itu. Jadi, prioritaskan saja THR Anda untuk membayar hutang-hutang lebih dulu. Bagi banyak orang, menggunakan THR untuk membayar hutang disebut "sayang". Bagi saya, itu disebut "bijak".

2. Ambil sebagian untuk ditabung. Makin besar bagian THR yang Anda tabung makin baik. Saya sudah mengatakan berulang kali pada Anda untuk membiasakan menabung, tapi saya tahu tidak semua melakukannya. Sekarang, sudah saatnya Anda menabungkan segala uang yang masuk kepada Anda, termasuk THR. Fokuskan diri Anda untuk membeli produk investasi.

Masukkan uang itu ke tabungan di bank, buka deposito, belikan emas, masukkan ke reksadana, apa pun itu. Tabung, tabung, tabung. Datangnya THR seharusnya bisa membuat Anda menabung, bukan malah membelanjakan dan menghabiskannya.

3. Gunakan sisanya untuk membeli kebutuhan Hari Raya Anda. Ya, sebentar lagi Lebaran, jadi pasti ada banyak orang yang berkunjung ke rumah Anda. Siapkan makanan, siapkan kue suguhan. Siapkan "angpau-angpau" kecil kalau memang dibutuhkan. Tapi ingat, jangan berlebihan. Batasi pengeluaran lebaran Anda sampai sekitar 1,5 hingga 2,5 kali pengeluaran bulanan Anda. Lebih dari itu tidak saya sarankan, kecuali kalau Anda memang mau mengadakan acara kumpul-kumpul makan bersama di rumah Anda. Tapi kalau THR Anda tidak mencukupi, jangan memaksakan diri. Lebaran toh masih akan datang tahun depan.

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 719/XIV

Read More......

Sunday, November 25, 2007

BERBELANJA MAKANAN DAN KUE SUGUHAN

Orang-orang di Indonesia punya kebiasaan yang baik ketika hari raya. Bagi umat muslim, adanya hari raya biasanya ditandai dengan kegiatan saling mengunjungi. Kegiatan kunjungan yang biasanya dilakukan pertama-tama adalah dengan mengunjungi orang tua (bila si anak tidak lagi tinggal satu rumah dengan si orang tua), sanak saudara, barulah diakhiri dengan saling mengunjungi teman, baik teman pribadi maupun relasi bisnis.

Kegiatan saling mengunjungi ini biasa disebut silaturahmi. Dalam prakteknya, seringkali silaturahmi ini lalu disambung dengan kegiatan ngobrol, baik yang sifatnya basa-basi maupun serius, atau yang sifatnya sekadar cerita-cerita masa lalu saja. Akibatnya bisa ditebak, silaturahmi yang tadinya diperkirakan cuma berlangsung setengah jam, seringkali bisa berlangsung sampai beberapa jam.

Tentu saja, lamanya waktu silaturahmi itu terkadang membuat si empunya rumah tidak enak kalau tidak mempersiapkan makanan dan kue suguhan untuk para tamu yang datang. Apalagi kalau yang datang itu sampai beberapa keluarga sekaligus. Memang, menyediakan makanan dan kue suguhan bukan merupakan suatu keharusan. Akan tetapi bagi masyarakat kita, hal itu lebih kepada suatu kebiasaan bahwa siapa pun tamu yang datang memang harus disambut dengan baik, termasuk dengan menyediakan makanan dan kue suguhan yang jumlahnya dianggap mencukupi.

Dengan demikian, bila Anda ikut merayakan Lebaran, dan perkirakan ada sejumlah orang atau keluarga yang akan datang bersilaturahmi ke rumah Anda, tidak bisa tidak ini berarti Anda harus ikut menyiapkan uang ekstra untuk berbelanja makanan dan kue suguhan untuk menyambut para tamu.

Agar uang Anda betul-betul dapat dibelanjakan secara efektif untuk makanan dan kue suguhan bagi mereka yang akan datang bersilaturahmi, mungkin tidak ada salahnya bila Anda mengikuti sejumlah tips berikut ini:

Perkirakan lebih dahulu berapa orang atau keluarga yang akan berkunjung ke rumah Anda untuk bersilaturahmi. Ini memang tidak selalu mudah untuk dilakukan, mengingat jumlah orang yang akan datang bisa saja berbeda dan di luar perkiraan. Namun demikian, Anda bisa menggunakan perkiraan dari mereka yang pernah datang satu atau dua tahun sebelumnya, karena biasanya jumlahnya tidak akan berbeda jauh.

Jangan lupa bahwa lingkungan pergaulan dan pekerjaan Anda biasanya juga ikut mempengaruhi jumlah orang/keluarga yang akan bersilaturahmi ke tempat Anda. Semakin luas lingkup sosial dan pergaulan Anda, biasanya akan semakin banyak juga orang yang akan berkunjung ke rumah Anda.

Setelah mengetahui perkiraan jumlahnya, sediakan makanan yang jumlahnya sesuai dengan jumlah orang yang sudah Anda perkirakan tersebut. Bila Anda menyediakan opor ayam dan ketupat, misalnya, buatlah jatah makanan yang jumlahnya kira-kira cukup dengan jumlah orang yang akan datang ke rumah Anda untuk bersilaturahmi. Apakah itu untuk 10 orang, 20, atau bahkan 50 orang. Anda sendiri yang bisa menjawabnya.

Hal yang sama juga berlaku untuk kue suguhan. Siapkan kue suguhan yang jatahnya sesuai dengan jumlah orang yang Anda perkirakan akan datang ke rumah Anda. Bila Anda membeli satu stoples kue suguhan, perkirakan untuk berapa orang satu stoples tersebut akan habis, apakah untuk 3, 4, atau 5 orang saja.

Ini memang agak sulit diperkirakan mengingat bisa saja nanti ada satu orang yang sedikit rakus dan bisa memakan jatah untuk 2 orang, misalnya. Tetapi secara kasar ini sebenarnya bisa diperkirakan. Sebagai contoh, kalau satu stoples habis untuk 3 orang, maka kalau ada 20 orang yang datang, Anda bisa menyediakan sekitar 7 stoples kue suguhan. Kalau satu stoples harganya Rp 20 ribu, maka ini berarti Anda harus keluar uang Rp 20 ribu dikali 7. Itulah jumlah uang yang harus Anda belanjakan untuk kue suguhan.

Yah, mungkin itu saja hal-hal utama yang perlu Anda perhatikan dalam berbelanja makanan dan kue suguhan untuk Lebaran. Jangan lupa untuk tetap bijak dalam berbelanja. Selamat berlebaran.

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 718/XIV

Read More......

Saturday, November 24, 2007

Hotel Reservations

Hotel Reservations


When choosing a place to stay on vacation can become troublesome, especially if you do not know the area or have never been to the place where you are taking the trip. Searching for hotels when you are not even sure which ones are in the vicinity of the parks or attractions you want to see is always frustrating. Many times the attractions you are going to offer on their website hotels and maybe hotel discounts, however these resorts are typically still more expensive than what you can find on your own. Especially since they are working with the theme park to get people there.

Not to mention the time spent searching through hotel discounts and coupon sites trying to find the best deals for yourself and family. Then there are also the problems with if you plan to go out of the country and are not sure how to get flights and you definitely do not know which are the best places to stay at or towns to be in. We have all been through this and it can be frustrating and make you not want to go on vacation at all.

A particular site that I found that has so much to offer and choose from when it comes to hotels and they also offer many other valuable services which include cruise bookings, flights, and cars is Hotelreservations.com. They are available in the US and other countries all over the world and the site can be accessed in four other languages, so anyone can get the help and the vacation they want and when they need it. Hotel Reservations offers everything from rooms at hotels to renting condos and vacations homes. They also have entire vacation packages to choose from to save you time and money. There is also a section that offers family discounts, hot deals that are happening, gambling, and beach rentals.

Hotel Reservations is one stop shopping for anyone going on vacation or looking to. Check them out the next time you need to book rooms or flights or anything else you might need, you will not be disappointed.

Read More......

Tuesday, November 20, 2007

PENJUAL DI SEKELILING KITA

Kalau Anda pernah datang ke Candi Borobodur di Magelang, Jawa Tengah, Anda pasti tahu bahwa seorang pengunjung di sana tidak akan bisa lewat tanpa ditawari sesuatu oleh pedagang yang berkeliaran.

Berebut Uang di Candi Borobudur

Di bulan Agustus 2001, saya berkunjung ke sana bersama seorang teman dan keluarganya dengan membawa mobil. Sejak mobil kami datang menuju ke tempat parkir, sudah ada dua atau tiga pedagang yang berlarian dan mendekati mobil kami. Begitu mobil kami berhenti untuk parkir, pedagang-pedagang tersebut segera mengambil posisi: satu pedagang berdiri di pintu pengemudi di sebelah kanan depan, satu pedagang berdiri di pintu mobil depan sebelah kiri, dan satu pedagang berdiri di pintu belakang kiri. Begitu kami keluar dari mobil, mereka dengan agresif langsung menawarkan barang dagangannya, kebanyakan adalah akse-soris khas Candi Borobudur, topi penahan panas dan baju-baju.

Belum selesai menghadapi pedagang-pedagang tersebut, pria yang tadinya memarkirkan mobil kami, juga menawarkan diri untuk mencuci mobil kami. Kami menolaknya. Tetapi orang ini terus membujuk kami. Dia menarik wiper kaca depan mobil sebagai pertanda bahwa dia tetap ingin mencuci mobil. Saya lalu mendorong lagi wiper itu ke tempatnya semula sebagai tanda penolakan. Tetapi orang ini menarik lagi wiper itu. Saya mengembalikan lagi ke tempatnya. Hitung-hitung ada tiga empat kali wiper itu ditarik dan didorong kembali. Anda bisa membayangkan, kami menghadapi tiga pedagang dan satu pria yang menawarkan diri untuk mencuci mobil. Mengenai pria ini, akhirnya dia tidak lagi menarik wiper itu setelah saya menolaknya untuk kesekian kalinya. Berarti beres sudah, mobil kami tidak akan dicucinya, begitu pikir saya.

Kami lalu melangkah ke dalam. Saya pikir jumlah pedagang di dalam akan berkurang. Tetapi saya salah, karena di dalam kami bertemu dengan lebih banyak pedagang. Beberapa di antara kami lalu membeli barang-barang yang ditawarkan tersebut. Jumlah pedagang yang menghampiri kami tidak kunjung habis sampai akhirnya kami sampai ke pintu masuk yang mengharuskan pengunjung membayar karcis masuk.

Wuih, lega. Ketika masuk, pertama kali yang kami hampiri adalah Toilet Umum. Di situ kami harus membayar. Wah, kalau yang satu ini sih sama saja di mana-mana, Toilet Umum memang harus bayar. Begitu keluar dari toilet, saya tertarik melihat sebuah teater kecil yang menawarkan pemutaran film dokumenter tentang Borobudur. Kami harus membayar juga untuk menonton film itu.

Selesai menonton film, seorang guide menda-tangi kami dan menawarkan sebuah buku tentang Borobudur. Saya menolaknya. Saya katakan bahwa kami lebih butuh guide untuk saat itu. Setelah agak alot tawar menawar, dia akhirnya setuju menjadi guide kami setelah menyebutkan jumlah tarif tertentu.

Kami lalu berjalan kaki ke bangunan Candi Borobudur melewati taman. Di sepanjang jalan, beberapa orang fotografer datang menawarkan diri untuk membuatkan foto kami. Setelah tawar menawar sebentar, kami setuju untuk memakai jasa seorang fotografer. Singkat cerita, kami lalu naik ke Candi Borobudur, membuat foto-foto sambil mendengarkan penjelasan guide kami tentang sejarah keberadaan Candi Borobudur. Karena tertarik akan keterangan yang diberikan si guide, maka setelah kembali dan beristirahat sejenak di bangunan teater, saya memutuskan membeli buku tentang Borobudur yang tadinya ditawarkan oleh si guide. Karena haus, kami juga membeli minuman serta es krim yang dijual di sana.

Setelah melalui pintu keluar, pedagang-pedagang di situ kembali menghampiri kami dan lagi-lagi menawarkan barang dagangannya. Kami berjalan terus melewatinya sampai keluar kembali ke arah tempat parkir. Dan, setelah kami sampai kembali ke mobil, kami melihat bahwa ternyata mobil yang kami bawa tadi sudah berada dalam keadaan tercuci bersih.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari pengalaman tersebut? Sederhana sekali: bahwa ke mana pun Anda pergi, ada banyak orang di sekililing Anda yang sedang berusaha memperebutkan uang Anda.

Uang Anda Diperebutkan di Mana-Mana

Coba perhatikan ketika Anda datang ke pertokoan di kota Anda. Perhatikan bahwa toko-toko di situ selalu berusaha tampil dengan penampilan terbaiknya agar Anda tertarik untuk datang. Mereka secara tidak langsung sedang berusaha memperebutkan uang dalam dompet Anda.

Bagaimana dengan Tempat Belanja Kebutuhan Sehari-hari seperti di Supermarket, Hipermarket atau Perkulakan? Sama saja. Ke mana pun Anda berjalan di dalam Supermarket, Hipermarket atau Perkulakan, Anda akan melihat display barang-barang yang dipajang dengan sangat menarik, di mana barang-barang itu seolah sedang 'berteriak-teriak' meminta Anda untuk datang dan mengambilnya.

Di Jakarta ada suatu area yang diberi nama KTS, singkatan dari Kafe Taman Semanggi. KTS merupakan area yang cukup luas di mana di atasnya berdiri sejumlah kafe yang hanya buka pada malam hari. Kafe-kafe ini tampil terbuka atau setengah terbuka dengan makanan dan minuman yang disajikan berbeda pada setiap kafe.

Kalau Anda datang ke sana, Anda akan melihat pelayan-pelayan dari masing-masing kafe berdiri di depan kafenya sambil memegang menu, dan mereka akan menyapa dan mengundang setiap pengunjung yang lewat untuk datang ke kafenya. Jadi kalau Anda berjalan menyusuri barisan dari kafe-kafe itu, Anda tidak akan bisa lewat tanpa tidak disapa oleh setiap pelayan yang ada di depan setiap kafe.

Belum lagi kalau Anda masuk ke gang-gangnya. Setiap kali Anda berbelok memasuki sebuah gang di dalam KTS, Anda akan banyak menemui pelayan yang akan menyapa Anda. Ini karena ada banyak kafe di hampir setiap gang di sana. Jadi, selama Anda masih berkeliaran di dalam lingkungan KTS, Anda akan terus disapa oleh pelayan yang berdiri di depan setiap kafe. Mereka semua sedang berusaha memperebutkan uang yang ada dalam dompet Anda.

Anda mau contoh lain? Coba Anda duduk di depan teve dan menonton acara yang ditayangkan pada jam tayang utama sekitar pukul 19.30 s/d 21.00. Di situ Anda akan melihat banyak sekali iklan yang diputar. Misalnya, iklan susu, iklan mobil, iklan sabun, iklan deterjen, iklan baju, iklan ponsel, dan banyak lagi iklan lain. Mereka sedang berusaha keras untuk membuat Anda agar membeli. Mereka sedang berusaha untuk memperebutkan uang Anda.

Kadang-kadang 'perebutan uang' ini tampil dalam bentuk yang cukup kreatif. Misalnya, setiap kali Anda membeli barang dengan merek tertentu, Anda punya kesempatan untuk mendapatkan hadiah. Kadang-kadang hadiah itu ada yang bersifat langsung, dan ada juga yang bersifat tidak langsung seperti harus melalui Acara Pengundian terlebih dahulu. Tentu saja produsen barang biasanya sudah menaikkan dulu harga jual barang itu agar mereka bisa memberikan hadiah-hadiah yang mereka janjikan.

Beberapa produsen kadang memberikan hadiah uang tunai. Caranya sederhana. Mereka akan mengi-rimkan seorang tokoh (bisa artis atau siapa pun yang nantinya akan dipromosikan di berbagai media, terutama televisi) untuk pergi ke pelosok-pelosok dan mendatangi rumah-rumah. Bila penghuni rumah memiliki produk merek tertentu yang diproduksi oleh si produsen, penghuni rumah akan mendapatkan hadiah uang tunai yang jumlahnya bervariasi. Walaupun kemungkinan didatangi ada-lah satu per seribu, tetapi cara ini kelihatannya terbukti bisa menaikkan penjualan barang yang dihasilkan oleh si produsen. Di sejumlah toko, sering kali saya mendengar ada ibu-ibu yang datang dan mencari produk tersebut.

Pegang Erat Dompet Anda

Sekarang pertanyaannya, apakah mereka salah? Apakah salah bila ada orang yang datang kepada Anda dan mencoba menjual sesuatu kepada Anda? Apakah salah bila ada orang yang membuka kafe dan mencoba mengundang Anda untuk datang ke kafe mereka? Apakah salah bila televisi memasang iklan yang menawarkan produk-produk kebutuhan rumah tangga kepada Anda? Jawabannya, tentu saja tidak. Tidak ada yang salah dengan usaha penjualan yang dilakukan orang kepada Anda. Ini karena bila tak ada penjualan, maka perekonomian tidak akan berjalan.

Tetapi yang ingin saya katakan adalah, tidak semua penawaran harus dituruti. Ini karena banyak orang yang selalu 'menuruti' setiap tawaran penjualan yang datang kepadanya, tanpa memperhitungkan keadaan keuangannya sendiri. Akibatnya jelas, bahwa pengeluaran Anda seringkali bisa habis hanya untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang tidak berguna. Itulah kenapa Anda harus berhati-hati dengan tidak selalu menuruti tawaran penjualan yang ada disekitar Anda. Jadi saran saya untuk Anda, ke mana pun Anda pergi, di mana pun Anda berada, dan apa pun posisi Anda, pegang erat-erat dompet Anda. Karena siapa pun yang ada di sekeliling Anda adalah penjual. Mereka sedang berusaha (dengan berbagai cara yang kadang-kadang cukup kreatif) untuk memperebutkan uang yang ada dalam dompet Anda. Bila Anda tidak hati-hati memegang uang dalam dompet Anda, tidak hati-hati menggunakan Kartu Debet Anda, tidak hati-hati menggunakan Kartu Kredit Anda, dan tidak hati-hati mengatur pengeluaran Anda, uang yang sudah Anda peroleh dengan susah payah selama ini akan habis.

Jadi, berhati-hatilah dalam menggunakan uang karena setiap orang di sekililing Anda pada dasarnya adalah penjual yang sedang menjual sesuatu kepada Anda dan berusaha mendapatkan uang Anda.

* (Dikutip dari Bab 1 buku Mengatur Pengeluaran Secara Bijak karya Safir Senduk. Terbit 19 November 2001).

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Mengatur Pengeluaran Secara Bijak

Read More......

Friday, November 9, 2007

MENGATASI SIFAT BOROS

Suatu hari, ketika saya selesai memberikan seminar tentang Mengatur Pengeluaran Secara Bijak, seorang lelaki muda peserta seminar datang kepada saya dan mengajak saya ngobrol. Setelah berbincang-bincang sebentar, ia bertanya, "Pak Safir, apakah Anda orang yang selalu hemat dalam segala pengeluaran Anda?"

Saya tersenyum, "Kenapa Anda tanya begitu?"

Dia menjawab, "Yah, bukankah dengan melakukan perencanaan keuangan berarti kita harus selalu berhemat?"

Saya menggeleng, "Tidak."

Dia kaget, "Tidak?"

"Tidak," jawab saya lagi.

"Kok, begitu?"

Saya mulai menjelaskan: "Iya, perencanaan keuangan - bagi saya - bukan berarti kita harus selalu berhemat dalam setiap pengeluaran kita, tapi mengatur agar pengeluaran kita tidak melebihi jumlah yang seharusnya."

"O ya? Lha, bukankah itu hemat juga namanya?"

"Oh, tidak dong," saya menggeleng.

"Hemat adalah suatu usaha untuk menekan pengeluaran kita - kalau bisa - serendah mungkin sehingga jumlah pengeluaran kita lebih sedikit dari yang seharusnya."

"Lha, bagus, kan, kalau pengeluaran kita bisa lebih rendah dari yang seharusnya?" tanyanya lagi.

"Oh, jelas bagus. Hanya saja, jangan lupa bahwa dengan menekan pengeluaran kita menjadi lebih rendah dari yang seharusnya, maka mungkin kita harus menekan Standar Biaya Hidup kita."

"Terus, apakah salah kalau kita memiliki Standar Biaya Hidup yang lebih rendah?"

"Nggak salah dong... Hanya saja banyak orang yang menekan Standar Biaya Hidupnya hanya supaya ia bisa berhemat. Nggak semua sih, tapi kebanyakan begitu. Masalahnya disini adalah apakah Anda merasa tersiksa dengan menekan Standar Biaya Hidup tersebut. Kalau Anda merasa tersiksa, ngapain Anda harus berhemat kalau ternyata Anda harus menyusahkan diri sendiri?"

"Jadi, salah kalau berhemat itu ditempuh dengan cara menyusahkan diri sendiri dan membuat kita merasa tersiksa?"

"Iya. Nggak apa-apa kalau mau berhemat, sepanjang itu tidak menyusahkan diri sendiri."

Saya menambahkan lagi, "Dan perlu diketahui bahwa mengelola keuangan dengan baik bukan berarti bahwa kita harus selalu berhemat, tetapi mengatur agar pengeluaran kita tidak melebihi dari yang seharusnya. Kalau misalnya pengeluaran Anda untuk membeli baju baru biasanya adalah Rp 250 ribu per bulan, maka bila pengeluaran Anda ternyata jauh lebih rendah dari itu, ini berarti Anda disebut hemat, tidak peduli bagaimanapun cara Anda berhemat. Tapi, bila pengeluaran Anda untuk baju baru tiba-tiba mencapai Rp 400 ribu, maka ini berarti Anda boros."

"Tapi, bagaimana kalau anggaran seseorang itu sangat terbatas atau kondisi keuangannya sedang ketat?" dia bertanya.

"Nah, itu tidak apa-apa. Karena memang dalam jangka pendek tidak ada jalan lain. Kalau seseorang punya penghasilan yang - menurut ukuran dia - sangat-sangat terbatas, maka jelas dia harus berhemat dengan cara menekan Standar Biaya Hidupnya. Tapi, kalau dalam keadaan yang normal, dalam arti penghasilannya tidak harus besar, tetapi dirasa mencukupi, maka seseorang tidak harus memaksakan diri berhemat, tetapi juga tidak harus boros. Yah, sewajarnya sajalah."

Laki-laki muda ini kelihatannya mulai mengerti: "Oke, kembali ke Biaya Busana tadi. Jadi, orang yang per bulannya biasa membeli baju baru senilai total Rp 500.000,- per bulan apakah dia berarti lebih boros daripada orang lain yang pembelian bajunya hanya mencapai Rp 100.000,- per bulan?"

"Tidak," jawab saya. "Ini karena setiap orang memiliki standar kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga jelas bahwa orang yang kebutuhan baju barunya mencapai Rp 500 ribu per bulan bukan berarti lebih boros daripada orang yang kebutuhan membeli baju barunya hanya Rp 100 ribu per bulan."

PENYEBAB BOROS

"Oke, Pak Safir, cukup buat saya. Kita sudah bicara tentang hemat. Sekarang saya mau bertanya tentang boros itu sendiri. Kenapa orang bisa punya sifat boros? Misalnya, kenapa orang yang biasa berbelanja baju seharga Rp 200 ribu per bulan, lalu pada bulan terakhir tiba-tiba bisa menghabiskan dua kali lipatnya?"

"Boros? Wah, ada banyak penyebabnya kenapa orang bisa punya sifat boros. Tapi, secara praktis saja, ada tiga penyebab kenapa orang bisa punya sifat boros."

"Oke. Apa saja itu?"

"Yang pertama adalah karena orang tidak memiliki batasan untuk dirinya sendiri. Dengan tidak membatasi dirinya sendiri, maka orang merasa bebas untuk mengeluarkan uang berapapun juga. Padahal, persediaan uang seseorang ada batasnya, kan?"

"Betul, betul...," laki-laki muda ini mengangguk. "Lalu, apa penyebab yang kedua?"

"Yang kedua, orang bisa memiliki sifat boros adalah karena orang seringkali lapar mata."

"Wah, itu dia... "

Saya tertawa. "Kenapa? Anda sering lapar mata, ya, kalau datang ke pertokoan?"

"Ah, Pak Safir, nih, bisa aja..." dia kelihatan sedikit malu.

"Hayo, ngaku... ha..ha..ha..," saya masih tertawa. Tapi, kenalan baru saya ini mengangguk-angguk sambil tertawa-tawa juga. Saya yakin apa yang saya katakan itu dialaminya sendiri.

Setelah tawa kita reda, saya menambahkan lagi: "Lapar mata tidak harus selalu karena Anda datang ke toko, lho, tetapi lapar mata bisa dimulai ketika Anda melihat sebuah iklan."

"O, ya?"

"Iya, karena iklan dibuat untuk mengundang orang agar membeli. Iya, kan? Coba Anda lihat teve, seberapa banyak iklan yang diselipkan di tengah-tengah sebuah acara sinetron misalnya."

"Terus, apakah iklan itu salah?"

"Tidak salah. Iklan harus dibuat untuk memperkenalkan suatu barang dan agar Anda mengenal barang tersebut. Tapi, yang salah adalah kalau Anda lapar mata hanya karena melihat iklan. Dan semakin sering iklan suatu barang diputar berulang-ulang, bisa jadi semakin besar pula kemungkinannya Anda jadi lapar mata terhadap barang tersebut."

"Oke. Jadi, lapar mata bisa dimulai dari iklan atau langsung ketika melihat barangnya di toko. Lalu, apa penyebab boros yang ketiga?"

"Coba tebak, apa yang ketiga...?"

Dia berpikir sebentar: "Apa, ya?"

Melihat dia tidak langsung menjawab, saya menyambung lagi, "Seringkali orang boros dalam mengeluarkan uangnya adalah bukan karena dia lapar mata, tapi karena 'lapar diskon'."

"Hah?" dia melongo. "Lapar diskon? Apa lagi itu?"

"Iya. Kalau lapar mata itu, seseorang tertarik secara tiba-tiba karena melihat suatu barang, sedangkan lapar diskon adalah sebutan kalau Anda datang melihat suatu barang hanya karena ada pengumuman diskon atas barang itu."

"Contohnya?"

"Contohnya..., Anda datang ke pertokoan. Di situ ada rak besar yang penuh berisi barang-barang seperti sepatu. Mungkin tidak ada yang menarik dengan sepatu itu. Tapi, karena di atasnya digantung tulisan besar-besar yang mengumumkan kalau sepatu itu didiskon, 50 persen misalnya, maka Anda - mungkin - akan datang ke rak tersebut dan melihat-lihat."

"Terus?"

"Terus, karena sepatu itu didiskon, Anda lalu berpikir, 'boleh juga, nih, kalau saya beli... mumpung diskon'. Padahal, belum tentu sepatu itu Anda butuhkan. Iya, kan?"

Dia mengangguk-angguk lagi. "Iya, ya. Kadang-kadang saya memang begitu. Barang yang belum tentu bagus dan saya butuhkan di toko seringkali saya beli juga karena ada tawaran diskon."

"Jadi itu dia tiga penyebab boros, (1) Tidak memiliki batas terhadap diri sendiri, (2) Lapar Mata, (3) Lapar Diskon," saya lalu menyeruput minum saya. Laki-laki muda kenalan baru saya ini mengangguk-angguk. Entah apa yang dia pikirkan.

MENGATASI SIFAT BOROS

Pembaca, apakah Anda selalu boros dalam pengeluaran Anda? Bila ya, maka tips dibawah ini mungkin bisa membantu Anda untuk mengatasi sifat boros Anda:

1. Buat batasan terhadap diri Anda sendiri.

Kenapa Anda tidak coba membatasi pengeluaran Anda sendiri dan mencoba mematuhi batas tersebut? Anda bisa coba membuat Anggaran Pengeluaran Keluarga dan mencoba mematuhi anggaran tersebut. Ingatlah bahwa salah satu gunanya membuat anggaran adalah untuk membatasi diri Anda sendiri dalam mengeluarkan uang.

Sebagai contoh, kalau Anda rutin membeli baju baru setiap bulan, katakan Rp 200 ribu per bulan, maka buat anggaran sebesar - katakan - Rp 250 ribu per bulan untuk pembelian baju baru setiap bulan. Mengenai tinggi rendahnya angka anggaran tersebut akan kembali lagi kepada Anda, karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Anda baru disebut boros kalau pengeluaran Anda melebihi dari yang seharusnya, atau melebihi dari batas yang sudah Anda tetapkan sendiri.

2. Jangan mudah tertarik melihat suatu barang hanya karena barang itu bagus.

Jangan khawatir, tidak hanya Anda yang suka lapar mata. Terkadang saya sendiri juga sering lapar mata, dan ini manusiawi. Bedanya, ada orang yang bisa mengendalikan lapar mata itu, dan ada yang tidak. Ada banyak barang bagus di toko, tapi ketahuilah, kalau Anda tidak bisa mengendalikan lapar mata Anda, Anda akan terus menerus membeli, padahal uang Anda mungkin terbatas.

Tidak ada seorangpun yang bisa mengatasi lapar mata Anda, kecuali Anda sendiri. Bukan saya, bukan teman Anda, bukan keluarga Anda, tapi Anda sendiri. Percuma Anda memiliki anggaran kalau Anda masih juga sering lapar mata. Jadi, kendalikan lapar mata Anda.

3. Jangan mudah tertarik melihat suatu barang hanya karena barang itu didiskon.

Tidak peduli berapapun diskonnya, kalau Anda memang tidak membutuhkan barang tersebut, kenapa Anda harus membeli? Suatu transaksi jual beli barang seharusnya terjadi karena adanya kebutuhan, bukan karena adanya diskon, entah berapapun besarnya diskon tersebut.

Baju yang biasa berharga Rp 100 ribu bukan berarti harus dibeli hanya karena harganya didiskon menjadi Rp 20 ribu, kan? Yang penting di sini adalah, apakah Anda membutuhkan barang tersebut, bukan karena apakah barang itu didiskon atau tidak. Ingatlah bahwa diskon dibuat agar Anda membeli. Betul enggak?

Sekali lagi, semua itu kembali kepada diri Anda. Anda sendirilah yang bisa mencegah sifat boros Anda. Saya tidak bisa mengubah Anda. Hanya Andalah yang bisa mengubah diri Anda. Tetapkan tekad terlebih dulu untuk mengubah sifat boros Anda, karena percuma Anda mencoba menekan sifat boros Anda kalau Anda tidak menetapkan tekad terlebih dulu dalam hati Anda.

Selamat mengatasi sifat boros Anda.

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 701/XIV

Read More......

Sunday, November 4, 2007

Tobi.com - Online Shopping Boutique

Having personalized service when shopping online can make all the difference with what you buy and if you ever return to a particular site again. At Tobi.com they have just that. There are live chat operators that give advice and will help you pick which outfits are best for you. There service is available Monday through Friday from 9 - 6 pm. Or you can always contact them through their email address cc@tobi.com to get help with your choices and learn more about the clothing and available styles. They have styles available for men and women, such as Nudie Jeans for men and Seven For All Mankind for women. If you need advice on what to wear with a pair of your Nudie jeans they can answer that. There is also a LookBook with the latest styles and different looks available. So, not sure which cut of Seven For All Mankind jeans are best for you and it is too late to chat with a live operator, try their LookBook for some different ideas. Tobi.com helps you with all your fashion questions, they are a full service online boutique with some of the coolest styles and all the latest news.

Read More......

Acara Diskon - Pergi atau Tidak ?

Apa yang membuat orang tertarik untuk datang ke lokasi diskon? Ternyata, ada kenikmatan tersendiri bila orang datang ke lokasi diskon. Sebelum krismon, banyak orang yang sengaja pergi ke negara lain hanya untuk datang ke lokasi diskon. Negara tetangga kita, Singapura, misalnya, sering mengadakan The Great Singapore Sale. Begitu juga, banyak orang yang tinggal di Bandung atau Surabaya, yang khusus datang ke Jakarta hanya karena mendengar ada sale. Lalu, kenapa orang mau membeli barang yang ada di sebuah acara diskon? Sederhana, yaitu agar bisa mendapatkan barang dengan nilai tertentu, tetapi dengan harga yang lebih murah daripada nilainya.

Penjual sering mengadakan acara diskon dengan berbagai macam tema : Cuci Gudang, Diskon Awal Tahun, Diskon Akhir Tahun, Diskon Hari Kemerdekaan, Diskon Ramadhan, Diskon Lebaran, dan Diskon Natal. Di luar negeri dengan empat musim, tema yang sering dipakai adalah summer sale, winter sale, autumn sale, dan spring sale. Sering juga dipakai tema Closing Down Sale, Mid Year Sale, Christmas Sale, dan lain-lain.

Acara diskon (sale) merupakan salah satu strategi promosi yang diterapkan oleh pedagang. Sebuah acara diskon biasanya bisa mendongkrak penjualan dengan sangat cepat.

Dibawah ini adalah tips bagi Anda yang ingin membeli barang dengan memanfaatkan acara diskon.

1. Jangan datang ke lokasi tempat diadakannya acara diskon bila sedang tidak mood. Orang yang datang ke acara diskon bila sedang tidak mood seringkali lapar mata dan membeli barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan, hanya karena faktor harga, bukan karena memang butuh.

2. Sediakan waktu luang yang khusus bila datang ke acara diskon. Jangan terdesak oleh waktu yang terburu-buru. Bila Anda buru-buru, Anda biasanya tidak akan cermat dalam mengawasi kualitas barang yang dibeli. Sering terjadi, banyak orang yang pulang dan baru menyadari bahwa barang yang baru saja dibelinya ternyata tidak cocok, seperti baju yang ukurannya kekecilan, atau mutu jahitan yang amburadul.

3. Sebelum membeli barang yang di acara diskon, tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah Anda memang butuh barang tersebut? Jangan membeli barang yang tidak Anda butuhkan, hanya karena harganya murah. Diskon sih diskon, tetapi transaksi dagang seharusnya terjadi karena adanya kebutuhan barang oleh Anda sebagai pembeli, bukan karena harganya yang murah.

4. Untuk satu jenis barang, kalau bisa bandingkan dulu harganya dengan tempat lain yang menjual barang yang sama. Bandingkan, lalu beli yang termurah. Itulah sebabnya penting untuk menyediakan waktu luang yang khusus bila datang ke sebuah acara diskon. Jangan beli barang di lokasi sale bila Anda sebetulnya tidak tahu berapa harga normalnya, baik di toko itu atau di toko yang lain.

5. Kalau bisa, jalin hubungan dengan pemilik toko. Tunjukkan bahwa Anda adalah pelanggan setia di toko itu. Bila Anda memang belum pernah membeli barang disitu, tunjukkan bahwa Anda selalu datang ke tokonya. Keuntungannya, bila Anda harus meninggalkan tempatnya sebentar untuk melakukan perbandingan, Anda bisa menitip barang yang mau Anda beli itu agar tidak diambil orang. Keuntungan lain, bila sedang tidak ada acara diskon, Anda bisa meminta diskon khusus kepada si pemilik toko, dan biasanya dia akan segan untuk menolak Anda karena Anda adalah pelanggan setianya.

6. Teliti kualitas barang. Bedakan antara nilai dan harga. Nilai barang adalah seberapa besar kualitas barang yang Anda terima. Sedangkan harga adalah seberapa besar jumlah yang harus Anda bayar. Bandingkan harga yang Anda bayar dengan nilai yang Anda dapatkan. Bila harga yang Anda bayar setara atau lebih kecil dari nilai barang yang Anda terima, maka belilah barang itu. Jangan membeli barang bila ternyata nilainya lebih kecil dari jumlah harga yang Anda bayar. Sekali lagi, teliti kualitas barang, dan pastikan nilai yang akan Anda nikmati dari pembelian barang tersebut.

Oleh: Safir Senduk

Read More......

Saturday, November 3, 2007

CashAdvance1500.com

Trying to decide which loan company to use for a cash advance or some other cash loan can take forever. Try looking in the phone book and there are hundreds of companies I am sure all over your city that offer some sort of payday loans and other loan options. Making the decision on which one even more difficult. Not only that, but having to call every company that looks good and possibly go to many of them is so time consuming and can become a complete waste. One obvious disadvantage to using a local company is that others may find out your getting a loan. So, another option of course is to receive a cash advance online. Which, to many may seem a little strange or even unsafe. However, a site I found called cashadvance1500.com takes a lot of the guess work out of this equation. Cash Advance 1500 lists some of the best sites out there to receive a loan from. They have the information about the company listed, along with links to why get a loan online, how to choose a lender, how online loans work, and even the loan approval criteria. Leaving nothing out and making sure you have the information to make the best decision of which company to use.

Read More......

Friday, November 2, 2007

Anggaran Cermat, Liburan Hebat

Acara liburan rusak gara-gara kehabisan uang? Jangan sampai terjadi! Untuk itu, Anda perlu membuat anggaran liburan.

Bayangkan jika Anda sekeluarga tak bisa mengunjungi lokasi berlibur yang diidamkan padahal sudah capek-capek menempuh perjalanan ke sana. Atau, yang lebih parah, Anda harus pulang lebih cepat dari jadwal berlibur yang sudah ditetapkan. Dan semua itu hanya karena dananya kurang. Betapa menjengkelkan! Di sinilah pentingnya sebuah anggaran. Dan anggaran liburan -- berisi rencana pengeluaran selama liburan -- sebaiknya dipersiapkan jauh-jauh hari. Tujuannya supaya Anda sekeluarga bisa berlibur lebih sukses dan nyaman, dan pulang ke rumah dengan pikiran lebih segar dan bersemangat.

Empat Langkah Persiapan

Membuat anggaran liburan sama sekali tidak sulit. Isinya sangat sederhana sehingga mudah diikuti. Berikut langkah-langkahnya:

1. Tentukan tempat liburan. Besar-kecilnya anggaran liburan tergantung tempat liburan yang akan dituju. Liburan ke luar negeri tentu lebih mahal daripada di dalam negeri.

2. Hitung biayanya. Jika tak ingin repot hitung-menghitung, ambillah program paket wisata dari biro perjalanan wisata di kota Anda. Jika Anda memilih menyiapkan sendiri, tetaplah minta informasi perkiraan biaya akomodasi (termasuk transportasi, penginapan, dan tempat rekreasi dari tempat liburan yang akan dituju) dari orang yang Anda anggap lebih tahu.

3. Persiapkan dananya. Jika liburan tergolong 'pengeluaran ekstra' dan bukan pengeluaran rutin, alangkah baiknya jika Anda mempersiapkan dananya dari kelebihan dana ekstra juga. Misalnya, dari bonus akhir tahun atau tunjangan hari raya. Jangan memakai dana tabungan untuk liburan, kecuali jika tabungan tersebut belum akan digunakan untuk tujuan apa pun.

4. Hitung pos-pos pengeluaran. Ada enam pos pengeluaran selama liburan yang perlu Anda cadangkan dananya, yaitu:
1. Transportasi. Perkirakan berapa biaya yang harus Anda cadangkan untuk transportasi pulang-pergi. Besar-kecilnya biaya tergantung alat transportasi yang Anda pilih.
2. Penginapan. Cari informasi biaya menginap di tempat berlibur yang Anda inginkan, sehingga Anda bisa memperkirakan biaya penginapan.
3. Makanan. Kemungkinan Anda tak akan memasak makanan sendiri selama di tempat liburan. Jadi, cadangkan biaya makan sebanyak biaya makan satu hari untuk seluruh keluarga, dikalikan jumlah hari liburan.
4. Rekreasi. Di tempat liburan akan ada beberapa tempat rekreasi yang bisa dikunjungi. Tetapkanlah dahulu berapa anggaran untuk rekreasi ini baru kemudian sesuaikan dengan tujuan atau tempat rekreasinya.
5. Belanja. Anda mungkin ingin membawa oleh-oleh berupa suvenir atau makanan khas dari tempat liburan untuk diberikan ke teman atau tetangga. Anak-anak pun demikian. Perkirakanlah berapa anggaran secukupnya untuk oleh-oleh, dan berbelanjalah sesuai anggaran tersebut.
6. Biaya tak terduga. Untuk mencegah kurangnya dana karena harus membayar pengeluaran yang tidak ada dalam anggaran, cadangkanlah dana untuk biaya tak terduga.

Nah, selamat berlibur!

Dikutip dari Majalah PARENTS GUIDE Edisi Desember 2002

Read More......

Trustsource.org - Trust Source for Product Reviews

Looking for payday loans? But, you are not sure which company you should trust to get the loan from or even sure where to go to get the cash you need? You should try Trustsource.org because they list the top five companies to go to. The top five companies are based upon actual user ratings. These are people who have actually used these companies and are letting you know what they thought of them and why. The reviews are there for you to read and to base your decision on, also how many reviews is noted too. Giving you a clearer picture of the product your reading about. Furthermore, there is a five star rating system too to make choosing a little easier. Trust Source does not just rate payday loans however, there are cash advance ratings, and even hair loss products like provillus have user ratings available. Trust Source makes finding out about services and products easier and quicker, letting you know what others think, how well the products worked for them, and why you should use them. The site is updated daily with new products and information, always keeping you current on which is the best and why.

Read More......

Saturday, October 20, 2007

Meraih Manfaat Sambil Berlindung

"Ambil asuransi jiwa itu ndak ada untungnya mas. Kalau kita ndak sakit atau meninggal, uang kita bisa hangus, rugi kan?"

Kalimat ini yang saya dengar dari percakapan dua orang yang sama-sama sedang menunggu pemberangkatan di terminal 2 Bandar Udara Soekarno-Hatta.

Sebagian orang mungkin masih rancu tentang fungsi asuransi. Sebagian dari mereka menganggap adalah suatu kesalahan bila kita membayar sesuatu tapi tidak memanfaatkannya. Padahal kalau ditanya apakah mereka mau memanfaatkan fasilitas asuransi? pasti jawabannya tidak. Siapa sih yang ingin sakit atau bahkan mau cepat meninggal?

Kita tidak usah memperkeruh masalah itu. Toh asuransi sudah memikirkannya. Kalau Anda ingin mendapatkan manfaat asuransi tanpa harus merasakan manfaat utamanya yaitu pertanggungan atas jiwa, mereka sudah menyediakan.

Dulu produk seperti ini dikenal dengan nama asuransi endowment atau biasa juga disebut dengan dwiguna yaitu asuransi yang memberikan manfaat berupa perlindungan jiwa dan sejumlah uang yang akan diterima pemilik polis di tahun-tahun yang ditentukan.

Tapi saat ini, perkembangannya sudah berbeda, nasabah bisa memilih sendiri seberapa besar hasil yang siap dia terima, dan tentunya risiko yang menjadi konsekuensinya. Produk ini disebut dengan unit-linked.

Unit-Linked

Walaupun di Indonesia sedang ramai-ramainya produk ini dibicarakan, masih banyak orang yang tidak mengerti apa itu asuransi unit-linked. Asuransi unit-linked adalah asuransi yang juga memberikan tawaran investasi kepada nasabahnya.

Artinya, di samping Anda mendapatkan perlindungan sebagai produk utama yang ditawarkan, ada lagi tambahan berupa nilai investasi yang diperoleh dari pengelolaan sebagian nilai premi yang kita bayarkan. Jadi secara gampang, premi yang kita bayar akan dibagi sebagian untuk membiayai asuransi dan sebagian lagi akan diinvestasikan.

Nah karena ada komponen premi asuransi dan investasi, maka kalau kita tidak meninggal premi asuransi tetap akan hangus, sedangkan premi untuk investasi tetap jalan. Itulah kenapa biasanya premi untuk asuransi unit-linked agak lebih mahal dari premi asuransi tradisional seperti whole life atau term life. Karena kita harus membayar dua macam premi yaitu jiwa dan investasi.

Unit Link Investra

Salah satu produk unit-linked adalah Investra dari Commonwealth Life, perusahaan asuransi yang berganti baju dari PT Astra CMG life pada Juli 2007. Asuransi ini memberikan dua kemungkinan pembayaran premi yaitu premi tunggal dimana Anda membayar besarnya premi satu kali saja untuk uang pertanggungan yang dibutuhkan atau yang ditentukan, atau Anda juga bisa membayarnya secara berkala baik itu tahunan atau bulanan.

Sebagai produk asuransi dengan tawaran investasi dengan keuntungan ekstra (Investra), produk ini memungkinkan nasabahnya untuk bisa memilih program investasi pilihannya.

Mulai dengan hasil yang paling tinggi yang tentunya diikuti dengan risiko tinggi pula, sampai dengan risiko yang cukup moderat dengan tingkat keuntungan yang sedang. Jadi pilihan di tangan Anda yang harus disesuaikan dengan tujuan keuangan Anda di masa depan.

Pilihan tempat investasi yang bisa Anda ambil adalah money market fund (pasar uang), bond fund (pendapatan tetap), balanced fund dan balance progressive fund (campuran), equity income fund dan equity fund (saham).

Selain itu, Investra memungkinkan nasabahnya untuk dapat mengambil cuti premi atau pembebasan pembayaran premi setelah tahun ketiga masa kepesertaan dan juga kebebasan untuk penarikan hasil investasi sewaktu-waktu asalkan ada nilai investasinya.

Karena premi Anda terbagi untuk investasi dan asuransi, maka khusus untuk tahun pertama, premi Anda masih digunakan sepenuhnya untuk membiayai asuransi (biaya akuisisi). Karena itu, tidak mungkin Anda mengambil hasil investasi di tahun pertama karena nilainya belum ada.

AIG Life

Produk lain yang sejenis adalah Aktiva dari AIG Life. Sama seperti Commonwealth life yang berganti baju dari Astra CMG, AIG life dahulu lebih dikenal dengan AIG Lippo life.

Sebagai salah satu jenis asuransi unit-linked, Aktiva juga memiliki ciri umum produk unit-linked yaitu asuransi dengan tambahan adanya investasi yang bisa dijadikan pilihan oleh nasabah yang memilih produk asuransi ini. Dengan pilihan tempat investasi yang hampir sama, produk ini memberikan alternatif lain dengan adanya tawaran investasi di mata uang asing.

Perbedaan yang mungkin sedikit membedakannya dengan unit-linked lain adalah Aktiva memberikan hasil investasi sejak tahun pertama Anda menjadi nasabah. Kalau di tempat lain mungkin hasil investasi belum diperoleh pada tahun pertama, maka di sini Anda sudah bisa merasakan hasil investasinya.

Lantas apakah tidak ada biaya? Ada, biaya akan ditagihkan di belakang setelah investasi Anda memberikan hasil. Makanya disini tidak akan dengan mudah kita bisa menarik dana kita. (Di sini disarankan dana ditarik setelah lima tahun karena diharapkan dana yang terkumpul sudah cukup untuk membayar biaya akuisisi yang belum dibayarkan di awal).

Kesimpulan

Kelebihan

Investra

* Ada 2 pilihan bayar premi yaitu tunggal dan berkala
* Likuiditas cukup tinggi karena hasil investsi bisa diambil setiap saat dengan syarat tertentu

Aktiva

* Memiliki produk dengan mata uang asing yaitu US$
* Hasil investasi sudah bisa dinikmati pada tahun pertama

Kekurangan

Investra

* Produk investasi baru pada mata uang rupiah saja
* Hasil investasi baru bisa dinikmati pada tahun ke-2 karena pada tahun pertama seluruh nilai premi digunakan untuk biaya akuisisi

Aktiva

* Belum ada tipe pembayaran premi yang tunggal
* Likuiditas agak rendah karena walaupun memberikan hasil sejak tahun pertama, tapi baru bisa menikmatinya di tahun kelima

Salam.
Eko Endarto
Perencana Keuangan

Dikutip dari Tabloid Bisnis Indonesia Minggu


Read More......

Monday, October 15, 2007

KETIKA ORANG TUA TIDAK DIBERI UMUR PANJANG

Berita-berita tentang Aceh masih menghiasi media massa kita. Entah itu berita tentang hilangnya sanak keluarga, hancurnya dunia hingga berita tentang penyelamatan dan program pembangunan kembali Propinsi Aceh dan Sumatera Utara.

Langsung maupun tidak, berita ini membuat orang sadar pentingnya menjaga harta yang sudah Anda miliki dan kumpulkan bertahun-tahun dari kemungkinan terjadinya bencana. Seperti yang saya tulis di NOVA dua edisi lalu. Cukup banyak tanggapan positif dari Pembaca ke saya.

Tapi sebenarnya bukan hanya harta saja yang harus dijaga. Yang tak kalah penting, agar jangan sampai anak-anak "kerepotan" karena orang tua mereka tak diberi umur panjang. Tentu, tak ada yang mengharapkan. Tapi umur seseorang, siapa, sih yang tahu. Nah, itu pentingnya menyiapkan masa depan untuk anak-anak. Jadi mereka tetap bisa hidup dan sekolah walau orang tua sudah meninggal. Caranya?

1. Ajari Anak Anda Mengelola Keuangan
Berapa pun harta yang Anda miliki jika tidak dikelola dengan baik, maka akan cepat habis. Itu sebabnya, sedini mungkin anak-anak sudah diajarkan bagaimana mengelola keuangan. Misalnya, bagaimana berbelanja secara bijak, bagaimana menyisihkan uang untuk ditabung atau bagaimana melakukan penghematan di sejumlah pengeluaran yang biasa mereka lakukan sehari-hari.

Dengan modal ilmu yang Anda ajarkan, anak-anak akan bisa mengelola harta yang Anda tinggalkan dengan baik. Bahkan mungkin mereka justru bisa mengembangkan, tentu sesuai dengan umur Anak. Jadi tak hanya untuk menghidupi diri sendiri, harta yang Anda tinggalkan, juga bisa untuk modal mereka untuk masa depannya.

2. Ambil Asuransi Jiwa
Asuransi Jiwa itu penting lho. Dengan mengambil Asuransi Jiwa, maka kalaupun Anda tidak diberi umur panjang, pasangan dan anak-anak Anda akan memiliki sejumlah dana yang bisa mereka gunakan untuk membiayai hidupnya selama beberapa tahun ke depan.

Jangan salah, masih banyak orang yang menganggap bahwa Asuransi Jiwa itu sama dengan menentang takdir Tuhan. Katanya, mengambil Asuransi Jiwa berarti kita berusaha menunda kematian. Mengambil Asuransi Jiwa berarti kita tidak mencegah kematian, tapi berjaga-jaga supaya orang-orang yang Anda tinggalkan bisa tetap membiayai sendiri hidupnya sepeninggal Anda. Itu maksudnya Asuransi Jiwa. Jadi, jangan lagi ada salah paham tentang fungsi asuransi jiwa, karena kalau kita mau jujur, justru Asuransi Jiwa itu bisa sangat berguna lho.

3. Proteksi dalam Persiapan Dana Pendidikan Anak Anda
Hal ketiga yang harus Anda lakukan adalah dengan menyiapkan dana pendidikan untuk anak-anak Anda sejak dini. Entah itu melalui Asuransi Pendidikan, Tabungan Pendidikan, atau dalam bentuk lain seperti emas, reksadana atau tanah.

Yang paling penting, kalau persiapan dana pendidikan tersebut dilakukan dalam bentuk menabung bulanan yang diambil dari penghasilan yang dihasilkan karena bekerja secara fisik (seperti karyawan misalnya), maka penting sekali bagi Anda untuk memiliki proteksi dalam persiapan dana pendidikan anak Anda.

Proteksi ini penting karena jangan sampai karena Anda meninggal dunia, gaji Anda lalu berhenti sehingga menabung bulanan yang Anda lakukan menjadi berhenti juga. Sayang kan? Karena itu, untuk berjaga-jaga bila Anda meninggal dunia, maka milikilah proteksi dalam persiapan dana pendidikan anak Anda.

Ingatlah bahwa bagi banyak yatim piatu, pendidikan formal seringkali bisa menjadi penyemangat bagi mereka untuk bisa membuktikan kepada orangtua yang sudah meninggal bahwa mereka bisa berprestasi walaupun orangtuanya sudah tidak ada. Jadi, siapkan dana pendidikan anak-anak Anda sejak dini, dan miliki proteksi dalam persiapan dana pendidikan tersebut, sehingga kalaupun Anda mengalami kematian dini, anak-anak Anda masih bisa terus sekolah. Bukan begitu?

Bapak ibu, itulah tiga langkah yang harus orang tua bila Anda ingin berjaga-jaga jika tak diberi umur panjang. Ingat kematian itu bisa terjadi karena sebab apapun juga, termasuk karena bencana alam atau musibah yang diakibatkan oleh manusia. Saran saya, dalam mengelola keuangan, jangan hanya memikirkan masa sekarang, tapi pikirkan juga apa yang akan terjadi kelak kalau Anda sudah tidak lagi ada di dunia ini. Tinggalkan sesuatu yang berarti untuk anak-anak, maka Anda akan dikenang oleh anak-anak Anda sebagai orangtua yang terus memiliki "peran" dalam hidup mereka walau Anda sudah tidak ada.

Salam.
Safir Senduk
Perencana Keuangan

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 882/XVI

Read More......

Tuesday, October 9, 2007

Berkenalan Dengan Asuransi Kecelakaan

Saya ingin menyampaikan duka cita saya yang mendalam untuk korban yang berjatuhan akibat bom yang meledak di lobi Hotel JW Marriott Jakarta beberapa tahun lalu. Terus-terang, tak mudah memang merasakan kehilangan seperti yang dirasakan oleh mereka yang kehilangan anggota keluarganya akibat bom tersebut.

Selain korban meninggal, banyak pula di antara mereka yang kebetulan berada di sana mengalami luka-luka serius, seperti kehilangan sebagian anggota tubuhnya, mengalami luka bakar, cacat dan lain sebagainya. Namun demikian, banyak juga di antara mereka yang selamat. Entah karena kebetulan berada di lantai lain, sudah pergi beberapa menit sebelumnya, atau karena berbagai sebab lain. Tapi satu hal yang jelas, takdir sudah ada yang menentukan. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha. Tetapi kapan kita lahir, kapan kita mati, nasib apa yang akan kita alami, kapan kita akan mengalaminya, semuanya sudah digariskan.

Menariknya, kita biasanya tidak bisa menghindar dari sejumlah risiko yang mungkin muncul dalam perjalanan hidup kita. Salah satunya adalah risiko yang muncul akibat adanya bom beberapa waktu lalu, seperti kematian, cacat tetap, cacat sementara, atau kehilangan anggota tubuh. Apa pun penyebabnya, itu adalah sebuah kecelakaan bagi mereka yang mengalaminya.

Pertanyaannya, bagaimana kalau hal tersebut terjadi pada Anda? Pertama-tama, kalau Anda mengalami kecelakaan sehingga kehilangan anggota tubuh, maka biasanya ada dua hal yang harus Anda hadapi, yakni biaya perawatan dan pekerjaan yang mungkin tidak bisa lagi Anda lakukan karena kehilangan anggota tubuh itu. Misalnya, seorang sekretaris yang biasa menggunakan tangan untuk bekerja, mungkin tidak bisa lagi menjalankan tugasnya dengan baik sebagai seorang sekretaris karena tangannya sudah tidak ada lagi. Seorang yang bekerja di bagian penjualan, yang biasa pergi kesana-kemari menggunakan kakinya, mungkin tak bisa lagi menjalankan tugasnya dengan baik karena sekarang ia kehilangan kakinya. Belum lagi adanya fakta bahwa ia tidak bisa lagi membiayai keluarganya.

Hal ini, belum lagi ditambah kenyataan tentang mereka yang mengalami kematian dan harus meninggalkan keluarganya untuk selama-lamanya. Padahal, mereka yang meninggal itu mungkin menanggung biaya hidup keluarganya.

DARI CACAT HINGGA KEMATIAN
Ya, sebagai manusia biasa kita mungkin sulit mencegah terjadinya hal-hal seperti itu. Yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasi akibat yang muncul dari terjadinya risiko-risiko tersebut. Salah satunya, adalah dengan mengambil Asuransi Kecelakaan. Apa sih Asuransi Kecelakaan itu? Gampangnya, Asuransi Kecelakaan adalah janji yang diberikan oleh perusahaan asuransi apabila Anda mengalami kecelakaan dan akibat kecelakaan itu Anda harus dirawat di RS, mengalami cacat tubuh total atau sebagian, atau mengalami kematian.

Lho, kok ada asuransi seperti itu? Ya, ada dong. Asuransi Kecelakaan juga tak hanya memberikan penggantian kalau Anda mengalami kematian, dirawat di RS atau mengalami cacat total akibat kecelakaan tersebut, tetapi juga memberikan penggantian kalau Anda mengalami cacat sebagian. Contohnya, Anda mengalami kecelakaan sehingga kehilangan sebelah tangan, kehilangan sebelah kaki (entah kanan atau kiri). Tentu saja, kehilangan anggota tubuh sebelah kanan biasanya penggantiannya akan lebih banyak bila Anda kehilangan anggota tubuh sebelah kiri. Atau, Anda mengalami kecelakaan sehingga kehilangan penglihatan, dan sebagainya.

Asuransi Kecelakaan biasanya juga memberikan penggantian bila Anda dirawat di RS akibat kecelakaan tersebut. Jangan lupa bahwa setelah kecelakaan, biasanya Anda akan dirawat di RS selama beberapa hari, tergantung dari seberapa parah akibat dari kecelakaan tersebut pada diri Anda. Ada orang yang harus dirawat di RS selama semalam saja, tetapi ada juga yang harus mengalami perawatan selama berhari-hari.

Menariknya, Asuransi Kecelakaan juga memberikan penggantian bila akibat kecelakaan itu Anda mengalami kematian. Bom di JW Marriott kemarin, misalnya. Jadi prinsipnya, semua akibat yang muncul karena kecelakaan tersebut sudah dicover.

DIMANA MENGAMBIL ASURANSI KECELAKAAN?
Pertanyaannya, kalau Anda tertarik mengambil Asuransi Kecelakaan, dimana Anda bisa mengambilnya? Jawabannya jelas: di perusahaan asuransi. Anda bisa datang ke sebuah perusahaan Asuransi Jiwa atau di perusahaan Asuransi Kerugian. Kalau Anda datang ke perusahaan Asuransi Jiwa, biasanya Asuransi Kecelakaan yang ada ditempel pada produk Asuransi Jiwa yang mereka jual. Walaupun banyak juga Asuransi Kecelakaan yang dijual secara berdiri sendiri. Biasanya, banyak di antara produk Asuransi Kecelakaan yang berdiri sendiri ini dijual melalui Katalog yang dibagikan untuk nasabah Kartu Kredit.

Premi atau iuran yang Anda bayarkan kepada Perusahaan Asuransi juga tergantung apakah ia berdiri sendiri atau menempel pada produk lain. Jika Asuransi Kecelakaan Anda ambil secara berdiri sendiri, preminya akan lebih murah dibanding kalau Asuransi Kecelakaan itu Anda ambil menempel pada Asuransi Jiwa.

AMBIL SEKARANG JUGA
Sekarang, setelah Anda membaca sekilas tentang apa itu Asuransi Kecelakaan, tak ada hal lain yang harus Anda lakukan kecuali langsung datang ke perusahaan asuransi, bertanya tentang produk Asuransi Kecelakaan yang mereka punya, lalu mengambilnya. Tak bisa dipungkiri, Indonesia adalah negara berkembang yang rawan terhadap serangan-serangan teror yang bukan tak mungkin bisa terjadi di sekitar kita. Indonesia juga rawan terhadap berbagai kecelakaan yang mungkin terjadi di jalan raya. Indonesia rawan akan kecelakaan yang mungkin terjadi di mana-mana. Yang harus Anda lakukan adalah mengantisipasinya sejak sekarang. Asuransi mungkin tidak bisa mencegah terjadinya kecelakaan, tapi bisa membantu Anda mengatasi akibat yang muncul karena kecelakaan tersebut. Jadi, tunggu apalagi? Segera ambil Asuransi Kecelakaan. Esok mungkin terlambat. Salam.

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 808/XV

Read More......

Monday, October 1, 2007

TAKUT ASURANSI JIWA? JANGAN-LAH YA!

Beberapa waktu yang lalu, kita sempat dikejutkan dengan dipailitkannya sebuah perusahaan asuransi jiwa Manulife Financial oleh pengadilan. Manulife Financial adalah salah satu perusahaan asuransi joint venture. Artinya, perusahaan yang permodalannya dilakukan secara join antara lokal dan asing. Manulife Financial adalah perusahaan yang berasal dari Kanada yang mempunyai reputasi yang cukup baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Tidak bisa dipungkiri, kasus Manulife Financial tersebut berdampak dengan semakin was-wasnya masyarakat dalam mengambil polis Asuransi Jiwa. Bahkan sebagian anggota masyarakat ada yang menjadi anti terhadap asuransi jiwa, karena mereka berpikir bahwa perusahaan asuransi jiwa sebesar Manulife Financial saja bisa pailit, bagaimana dengan perusahaan lainnya?

Sekarang pertanyaannya, apakah Anda juga harus anti terhadap Asuransi Jiwa? Jawabnya, tidak. Yang benar, kejadian itu hendaknya membuat kita jadi makin berhati-hati dalam memilih perusahaan Asuransi Jiwa.

Saya tidak mengatakan bahwa perusahaan asuransi yang baru saja dipailitkan kemarin tidak layak dipilih sebagai perusahaan asuransi, lho. Tapi menurut pendapat saya, kasus itu sendiri belum selesai, dan secara keuangan sebenarnya Perusahaan Manulife itu tidak layak untuk dipailitkan. Ada banyak faktor X yang berperan dalam pemailitan kemarin, karena sebenarnya perusahaan Manulife sendiri ­ menurut saya - merupakan sebuah perusahaan yang masih layak dipilih oleh mereka yang ingin mengasuransikan dirinya.

Saya punya cerita yang mungkin menarik untuk diambil hikmahnya. Ada seorang famili saya yang sering melihat kecelakaan bus umum, bahkan dia pun pernah mengalami sendiri sebuah peristiwa kecelakaan bus. Saya cukup salut dengan sikap beliau yang bukannya berhenti untuk bepergian dengan bus umum, tetapi sekarang dia justru lebih berhati-hati dalam memilih bus umum.

Sebelum kecelakaan yang menimpa dirinya, dia hanya melihat bus umum itu dari luarnya saja, atau dari omongan orang saja. Tetapi sekarang yang dia nilai pertama kali adalah reputasi perusahaan bus umum tersebut, bahkan dia menghafalkan nama-nama semua perusahaan bus yang sering mengalami kecelakaan.

Hal kedua yang dia lihat adalah siapa yang menyopiri. Kalau sopirnya masih muda, dia lebih memilih tidak naik bus tersebut. Perkiraan dia, sopir yang masih muda biasanya ugal-ugalan. Sedangkan kalau sopir sudah berumur, dia merasa lebih aman karena biasanya orang yang sudah berumur akan lebih berhati-hati.

Tentu saja, memilih perusahaan Asuransi Jiwa tidak bisa disamakan dengan memilih bus. Tapi sikap kerabat saya tadi yang mau belajar dari kesalahan patutlah ditiru.

Karena itu, sebenarnya dalam memilih perusahaan Asuransi Jiwa, salah satunya adalah dengan menilai reputasinya. Reputasi tersebut bisa kita nilai dari tiga hal, yaitu:

1. Reputasi Pelayanan

Cara menilai reputasi pelayanan, salah satu caranya adalah dengan mendatangi sendiri kantor Perusahaan Asuransi tersebut. Nilailah pelayanan yang diberikan ketika Anda mendatangi perusahaan itu. Dengan mendatangi sendiri perusahan tersebut maka Anda dapat mengetahui kualitas pelayanan seperti apa yang akan Anda temui ketika Anda harus datang sendiri kelak, misalnya, dalam mengurus uang pertanggungan Anda.


2. Reputasi Keuangan

Menilai Reputasi Keuangan adalah dengan menilai Laporan Keuangan perusahaan tersebut yang bisa Anda minta atau Anda lihat di media cetak maupun di media elektronik. Nilailah seberapa besar kekuatan modal perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan yang lain. Nilai juga seberapa bagusnya arus kas dari perusahaan tersebut. Dalam dunia asuransi, dikenal istilah RBC atau Risk Based Capital. Ini adalah sebuah cara untuk menilai kesehatan perusahaan asuransi Anda.

Pilihlah Perusahaan Asuransi yang memiliki RBC 120 persen atau lebih. Kalau Anda bingung apa itu RBC, cukup tanyakan saja berapa RBC perusahaan asuransi Anda kepada agen asuransi Anda. Kalau lebih dari 120 persen, itu berarti bagus. Kurang dari itu, lebih baik cari yang lain.


3. Reputasi Pemilik dan Manajemen

Perhatikan juga siapa pemilik mayoritas dan siapa pengelola dari Perusahaan Asuransi Anda. Lihat apakah mereka memiliki reputasi yang tercela di masyarakat. Memang, terkadang hal ini mungkin terlihat agak subyektif, tetapi tidak ada salahnya kalau Anda mengenal siapa pemilik dan siapa pengelola perusahaan asuransi Anda. Kalau mereka memiliki reputasi yang tercela, hindari.

Tips lainnya, kalau Anda memilih perusahaan Asuransi Jiwa joint venture, Anda dapat melihat bagaimana reputasi dari perusahaan asing tersebut di berbagai negara lain. Agen asuransi Anda biasanya memiliki kumpulan berita tentang bagaimana reputasi perusahaan asing tersebut di sejumlah negara lain.

Dan jika memilih perusahaan Asuransi Jiwa lokal (bukan joint venture), maka pilihlah perusahaan yang memiliki reputasi "tahan banting", yaitu perusahaan yang cukup tua dan sudah pernah melalui berbagai macam krisis. Kalau perusahaan Asuransi Jiwa tersebut merupakan bagian dari sebuah grup usaha besar (konglomerat), maka coba lihat juga bagaimana kinerja dari grup usaha besar tersebut. Ini karena kadang-kadang, meruginya salah satu perusahaan dalam grup usaha besar bisa saling mempengaruhi keuntungan dan kerugian dari perusahaan lainnya yang terdapat dalam grup usaha tersebut.

Tentu saja, tips-tips sederhana diatas tidak bisa menjamin bahwa Anda pasti akan memilih perusahaan Asuransi Jiwa yang tepat, tetapi setidaknya itu bisa membantu Anda mengurangi risiko tidak dibayarnya klaim Anda oleh si perusahaan asuransi. Yang paling penting, jangan lantas Anda jadi takut untuk ikut asuransi.


SEKILAS MANULIFE

Manulife setahu saya adalah sebuah perusahaan asuransi yang cukup baik. RBC-nya di atas 120 persen. Kalau Anda datang ke kantornya di Jakarta, mereka memiliki ruang pelayanan nasabah yang cukup baik. Produk-produknya beragam, dan reputasi Manulife sendiri di lain negara juga cukup baik. Karena itulah, kalaupun ada masalah pailit seperti kemarin, muncul kecurigaan adanya faktor-faktor lain yang ikut terlibat.

Perlu diketahui, perkaranya sendiri belum selesai, karena masih ada banding ke Mahkamah Agung. Namun demikian, kalau memang di Mahkamah Agung nanti Manulife tetap diputuskan pailit, maka jangan takut klaim Anda di Manulife tidak dibayar. Secara psikologis, Manulife Kanada sendiri pasti tidak ingin namanya tercemar kan? Mereka pasti akan membayar klaim Anda. Kalau mereka tidak membayar, hal itu pasti akan disorot dan bisnis asuransi mereka di negara lain pasti juga akan terpengaruh.

Akan tetapi bila Mahkamah Agung mencabut keputusan pailit Manulife dan mereka diizinkan untuk beroperasi kembali, maka saran saya adalah jangan takut untuk berasuransi dengan Manulife. Kenapa tidak? Pelayanan mereka cukup baik, RBC-nya bagus, reputasi perusahaannya di lain negara-pun bagus.

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 750/XV

Read More......

Saturday, September 29, 2007

MENGATASI DAMPAK PSIKOLOGIS DARI TERJADINYA RISIKO

Terjadinya risiko seringkali menimbulkan dampak psikologis tertentu pada orang yang mengalaminya. Orang yang bekerja di kantor dan memiliki ambisi yang begitu besar untuk mencapai puncak karir, seringkali mengalami penurunan semangat yang drastis sewaktu ia mengalami sakit dan harus di rawat di rumah sakit. Anda yang menyetir kendaraan sendiri, mungkin akan pulang dalam suasana hati yang marah sewaktu kendaraan Anda ditabrak oleh kendaraan lain. Anda yang memiliki rumah, mungkin akan menangis sewaktu Anda pulang dan melihat rumah Anda terbakar hanya gara-gara anak tetangga sebelah iseng bermain-main dengan korek api dan minyak tanah.

Itu kalau Anda yang mengalami. Bagaimana kalau orang lain (yang dekat dengan Anda) yang mengalami risiko-risiko tersebut? Pernahkah Anda ditinggal pergi (baca: meninggal) oleh orang yang terdekat dalam keluarga Anda? Orang tua Anda, misalnya. Kakak atau adik Anda, atau mungkin pasangan Anda?

Saya pernah mengalaminya. Ibu saya meninggal dunia waktu saya masih berumur 9 tahun. Saya sendiri tidak mengerti apa-apa waktu itu, dan hanya tahu bahwa keluarga saya sudah ditinggal pergi. Itu saja. Tetapi 3 orang kakak saya menangis tersedu-sedu. Setelah penguburan - saya ingat sekali - salah satu kakak saya mengurung diri dalam kamar selama berhari-hari. Saya, yang masih berumur 9 tahun, pelan-pelan mulai mengerti bahwa ditinggalkan oleh orang yang kita cintai bisa menimbulkan dampak psikologis yang cukup besar. Saya bisa bayangkan, kakak-kakak saya yang waktu itu masih bersekolah tentu saja turun semangat belajarnya. Semangat bekerja ayah saya juga pasti menurun. Dan untuk menunggu pulihnya semangat tersebut, tidak setiap orang membutuhkan waktu yang sama. Ada yang cukup beberapa hari saja untuk bisa pulih kembali, tetapi ada yang berbulan-bulan baru bisa mengembalikan lagi semangatnya.

Semua ini bisa terjadi pada Anda. Kalau Anda mengalami risiko-risiko tersebut, atau orang terdekat Anda mengalami suatu risiko dan Anda juga terkena dampaknya, maka di bawah ini adalah tips tentang bagaimana mengatasi dampak psikologis yang Anda alami. Saya tidak menjamin bahwa tips ini pasti akan bekerja untuk Anda, tapi tips ini memang terbukti bekerja - bagi kebanyakan orang.

1. Menangis atau merenung. Kalau Anda wanita, jangan takut-takut untuk menangis. Kalau Anda pria, jangan malu untuk menyendiri dan merenung. Jangan merasa bahwa Anda tetap wajib harus menunjukkan 'muka senang' kepada keluarga Anda kalau memang suasana hati Anda sedang tidak mood. Bila Anda bekerja, mintalah cuti untuk beberapa hari. Tapi ingat, jangan lama-lama. Life goes on. Hidup jalan terus. Ingatlah selalu 3 kata berikut ini: forgive, forget, and go on.

2. Jangan salahkan siapa-siapa. Memang, kalau rumah Anda terbakar, pasti ada saja hal yang menyebabkan kebakaran itu terjadi. Kompor yang lupa dimatikan, arus pendek, atau yang lainnya. Pasti ada saja penyebabnya. Tapi, kalau risiko sudah terjadi, sekecil atau sebesar apapun itu, jangan salahkan siapa-siapa. Sebab, kalau Anda sudah mulai menyalah-nyalahkan pihak lain, maka hal itu akan berpengaruh pada tindakan-tindakan Anda selanjutnya. Energi Anda akan terbuang percuma karena Anda marah-marah. Tidur Anda menjadi tidak tenang karena Anda gemas memikirkan tentang 'kebodohan' orang lain yang bersalah tadi. Akibatnya, kegiatan yang Anda lakukan sehari-hari menjadi tidak maksimal. Sekali lagi, jangan salahkan siapa-siapa. Pikirkan saja tentang tindakan apa yang akan Anda lakukan selanjutnya.

3. Jangan juga salahkan diri Anda sendiri. Yah, mungkin ada juga kontribusi Anda kenapa suatu risiko bisa terjadi. Tabrakan mobil bisa saja disebabkan karena tindakan Anda yang ngebut di jalan raya. Anda memang salah, tetapi jangan terlalu merasa bersalah dalam hati Anda. Sekali Anda menyalahkan diri sendiri, maka percaya diri Anda akan turun drastis. Energi Anda juga akan terkuras karena tidak habis-habisnya Anda menepuk dahi dan mengatakan, "Tolol sekali saya ini…". Daripada seperti itu, habiskan energi Anda untuk berpikir tentang apa yang akan Anda lakukan selanjutnya.

4. Cari hiburan. Tonton tivi, tonton film, dengar radio, putar kaset. Apapun. Hiburan akan membantu pikiran Anda untuk break sejenak.

5. Kerjakan hobi Anda. Kalau Anda belum memiliki hobi, cari suatu hobi yang bisa membuat pikiran Anda 'terobati'. Kalau Anda sadari, hobi mirip dengan sebuah terapi, yang bisa mengobati 'luka' Anda.

6. Berliburlah kalau perlu. Kalau cara-cara di atas sulit untuk mengatasi dampak psikologis yang Anda alami, maka Anda mungkin perlu berlibur beberapa hari.

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Mengantisipasi Risiko

Read More......