Masukkan apa yang anda cari di bawah ini

Friday, December 28, 2007

Kiat Hemat Liburan Akhir Tahun

Tak terasa sebentar lagi kita akan memasuki masa akhir tahun. Saya yakin, banyak sebagian dari Anda yang memutuskan untuk pergi berlibur. Entah itu dua hari saja, lima hari, atau ada juga yang seminggu. Bahkan, ada juga yang memanfaatkannya dengan berlibur hingga dua minggu lamanya. Maklum, namanya juga akhir tahun.

Ibarat baterai ponsel yang perlu perlu diisi ulang setiap beberapa hari, begitu pula dengan Anda. Liburan, apabila Anda bisa memanfaatkannya dengan baik, bisa membuat Anda segar ketika Anda harus kembali bekerja sepulang dari liburan. Seperti ponsel yang baru saja dicharge.

Lho, memangnya mudik Hari Raya kemarin itu bukan liburan? Ya, memang kita berhenti bekerja. Namun mudik itu sama saja ibaratnya dengan Anda pergi mengunjungi rumah sanak saudara yang kebetulan berada di luar kota. Pulang dari mudik Anda pasti masih capek kan? Siapa yang tidak capek, coba, melihat penuh sesaknya terminal dan stasiun yang ada di mana-mana. Apalagi bagi Anda yang membawa mobil sendiri. Bagi yang naik kereta � terutama yang melintasi jalur selatan Pulau Jawa - ada juga yang mungkin mengalami tertundanya pemberangkatan kereta. Tentunya ini tak sesuai dengan tujuan liburan.

Karenanya, akhir tahun biasa dimanfaatkan untuk liburan yang betul-betul liburan.Nah, bagi Anda yang pergi berlibur, dibawah ini ada sejumlah tips hemat yang mudah-mudahan bisa bermanfaat buat Anda.

Manfaatkan Paket Tur Biro Perjalanan.

Kalau Anda berlibur ke tempat (baca: kota) yang belum pernah Anda kunjungi sebelumnya, ada baiknya kalau Anda memanfaatkan paket tur yang ditawarkan oleh biro perjalanan. Dengan mengikuti paket tur, Anda biasanya akan terhindar dari pemborosan waktu dan biaya yang disebabkan karena ketidaktahuan Anda tentang tempat-tempat wisata yang ada di tempat liburan.

Banyak orang yang pergi berlibur, tapi karena tidak tahu obyek-obyek wisata menarik yang ada di tempat tujuannya, mereka jadi tidak tahu harus pergi ke mana sehingga ini otomatis memboroskan waktu, dan � secara tidak langsung � mereka menyia-nyiakan juga uang yang mereka keluarkan untuk tiket perjalanan. Sedangkan dengan mengikuti tur yang daerah tujuannya sudah dirancang, uang Anda justru betul-betul terpakai secara maksimal.

Bagaimana kalau Anda kebetulan sudah menguasai seluk beluk dari Tempat liburan Anda? Tentu tidak apa-apa kalau Anda memutuskan untuk pergi sendiri tanpa ikut tur. Karena Anda bisa merancang sendiri tempat-tempat mana saja yang akan Anda kunjungi. Jadi, perencanaan tetap penting.

Bawa Roti dan Air Mineral.

Apa yang Anda lakukan selama berada di tempat liburan Anda? Hal yang lazim dilakukan adalah dengan menghabiskan satu hari penuh untuk pergi ke sejumlah tempat wisata, kemudian dilanjutkan lagi keesokan harinya dengan mengunjungi tempat wisata yang lain, begitu seterusnya hingga beberapa hari. Terkadang diselingi dengan satu hari untuk beristirihat.

Nah, kalau Anda pergi mengunjungi tempat-tempat wisata, maka salah satu pengeluaran yang mungkin bisa jadi sangat besar adalah pengeluaran untuk makan. Hati-hati, di sini pengeluarannya bisa jadi sangat besar karena ketika Anda duduk di sebuah restoran, keinginan makan Anda biasanya akan sangat menggebu-gebu. Apalagi bila sebelumnya Anda lelah setelah mengeluarkan energi selama beberapa jam. Karena itu, tak ada salahnya kalau Anda selalu membawa bekal makanan kering, semisal roti, dan air mineral selama perjalanan.

Roti dan air akan menjaga energi Anda bisa tetap baik untuk bisa berjalan-jalan selama beberapa jam. Dan ketika Anda duduk di sebuah restoran, biasanya nafsu makan Anda tidak akan menjadi terlalu besar lagi karena Anda toh sebelumnya sudah mengisi perut Anda dengan roti dan air tersebut. Ujung-ujungnya, Anda jadi lebih hemat kan?

Sewa Mobil kalau Anda Mampu.

Kalau Anda pergi berlibur tanpa paket tur, apalagi kalau liburan itu dilakukan ramai-ramai, tak ada salahnya Anda menyewa mobil di kota tempat Anda berlibur. Apalagi, mobil biasanya akan sangat membantu kalau Anda memang belum pernah dan tidak tahu rute dari tempat-tempat wisata yang akan Anda datangi, karena dengan mobil, Anda bisa jauh lebih menghemat biaya kalaupun Anda nyasar dalam mencari tempat-tempat wisata Anda.

Kalau liburan Anda dilakukan ramai-ramai dengan teman misalnya, Anda bisa mengajak mereka untuk patungan dalam menyewa mobil, sehingga jatuh-jatuhnya masing-masing dari Anda bisa membayar jauh lebih murah lagi, kan, dalam urusan transpor selama di tempat liburan?


Bayar dengan kartu kalau tempat belanja Anda menerima kartu.

Ya, sebisa mungkin, bayar transaksi Anda dengan kartu, entah itu Kartu Debet atau � kalau memang tidak bisa dengan Kartu Debet � Kartu Kredit. Ini karena dengan membayar menggunakan kartu, maka Anda akan menghemat penggunaan uang tunai Anda.

Kalau semua transaksi Anda dibayar dengan tunai, Anda akan sering kehabisan uang tunai sehingga Anda harus bolak-balik pergi ke ATM. Padahal, Anda kan tidak berada di kota Anda sehingga Anda mungkin tidak tahu di mana lokasi-lokasi ATM bank Anda berada. Jangan sampai terjadi Anda kehabisan uang tunai dan Anda kebingungan mencari ATM, padahal uang tunai tersebut mungkin saja memang sedang Anda butuhkan untuk membayar transaksi yang tidak bisa Anda bayar dengan kartu.

Mungkin Anda berpikir: gampang, bawa saja uang tunai banyak-banyak. Gampang, memang. Tapi risikonya sudah tentu amat besar.

Selamat berlibur dengan hemat.

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 774/XV

Read More......

Bijak Menyikapi Banjir Diskon

Bulan Ramadhan sudah berjalan sekian lama. Mudah-mudahan Anda yang menunaikan ibadah puasa masih bertahan. Maklum, ada juga yang punya kebiasaan bersemangat pada saat-saat awal, tapi selanjutnya semangat itu menurun. Contohnya lihat saja di masjid saat salat Tarawih. Minggu pertama puasa, biasanya penuh orang. Tapi memasuki minggu-minggu selanjutnya, jumlahnya mulai berkurang.

Anehnya, untuk semangat belanja justru kebalikannya yang terjadi. Pada minggu-minggu pertama puasa, biasanya semangat belanja masyarakat kita masih rendah. Tapi memasuki minggu kedua dan ketiga, semangat belanja terus meningkat. Dan pada minggu keempat, wah... jangan ditanya, yang namanya mal pasti penuh.

Kenapa pembelanjaan cenderung meningkat ketika bulan puasa berakhir? Ada dua hal yang menyebabkannya:

1. Karena waktu sudah mendekati Hari Raya
2. Gencarnya diskon

Oke, Hari Raya mungkin menjadi alasan kenapa pembelanjaan meningkat. Tapi coba perhatikan, sebetulnya belanja apa saja yang memang berhubungan dengan datangnya Hari Raya? Belanja makanan dan kue jelas dibutuhkan karena ketika Hari Raya, banyak keluarga saling berkunjung untuk melakukan silaturahmi.

Bagaimana dengan kain? Itu juga berhubungan, karena ketika melakukan silaturahmi, orang banyak yang menggunakan kesempatan itu untuk menggunakan baju-baju dengan kain dan desain yang apik.

BUSANA DAN MAKE UP

Bagaimana dengan pembelian barang elektronik?

Bagi bapak-bapak, datangnya Hari Raya sering dijadikan alasan untuk membeli barang-barang elektronik baru seperti teve, kulkas, atau radio tape. Padahal, pembelian barang elektronik jelas tidak ada hubungannya dengan datangnya Hari Raya. Yah, beberapa mungkin ada yang beralasan: "Kan malu sama tamu kalau barang-barang elektronik di rumah jelek..." Kata siapa?

Selain barang elektronik, belanja lain yang sering dihubungkan dengan Hari Raya adalah belanja mainan anak-anak. Alasannya sih, karena mainan anak-anak bisa dijadikan hadiah Lebaran. Kalau belinya pas dengan jumlah anak, mungkin masih oke. Cuma kalau sampai beli banyak-banyak, tentunya tidak perlu juga.

Untuk Anda para ibu, hati-hati, pembelian make up bisa jadi meningkat juga pada minggu-minggu terakhir bulan puasa. Alasannya sih: "Sebentar lagi kan Hari Raya. Masak, sih, saya harus tampil dengan satu warna make up..." Akhirnya, Anda membeli banyak sekali warna lipstik yang belum tentu Anda butuhkan semuanya. Ujung-ujungnya: boros.

Bahkan kalau diamati lagi, sebenarnya pembelian busana juga bisa menyebabkan Anda terjebak untuk membeli dalam jumlah yang berlebihan. Jadi hati-hati, membeli busana untuk keperluan Hari Raya boleh-boleh saja, tapi cobalah untuk tidak terlalu berlebihan.

PENGARUH DISKON DAN THR

Salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya belanja Anda di bulan puasa � terutama pembelanjaan yang sifatnya bukan kebutuhan sehari-hari - adalah diskon. Betul, ketika memasuki minggu-minggu kedua dan ketiga, banyak toko busana, mainan, dan barang elektronik justru memasang diskon yang cukup besar.

Para penjual tahu bahwa minggu kedua dan ketiga puasa adalah saat-saat di mana para pekerja sudah mulai mendapatkan THR dalam jumlah yang bervariasi. Nah, untuk menarik minat mereka yang mendapat THR, mulailah para penjual memasang diskon untuk barang-barang yang ada di tokonya.

Coba saja Anda datang ke mal di kota Anda pada minggu kedua, ketiga dan keempat pada bulan puasa. Anda masuk ke Toko A, ada diskon. Masuk ke Toko B, juga ada diskon. Masuk ke Toko C, diskon juga.

Sekarang, apa yang Anda lakukan kalau Anda baru saja dapat THR dan melihat tawaran diskon di toko-toko? Besar kemungkinan Anda akan tertarik untuk membeli. Toh Anda punya banyak uang kan? Bahkan barang yang belum tentu Anda butuhkan pasti dibeli juga.

Jadi, ketika bulan puasa datang, jangan tingkatkan pembelanjaan Anda hanya karena toko memberikan banyak sekali diskon. Yang lebih bijak, coba tingkatkan sekaligus prioritaskan belanja Anda pada barang-barang yang memang berhubungan langsung dengan Hari Raya.

Sebagai contoh, kalau pembelian barang elektronik dirasa tidak berhubungan langsung dengan Hari Raya, ya, jangan dulu membelinya kendati toko memberikan diskon besar. Pembelian make up juga sebaiknya tidak terlalu berlebihan. Lebih baik Anda utamakan pembelian make up yang dirasa perlu digunakan ketika Hari Raya, dan jangan terpancing pada potongan harga khusus.

Untuk busana, dahulukan busana yang memang akan Anda pakai ketika Hari Raya. Cara berpikir, "Ah, mumpung ada diskon..." sebaiknya jangan dibiasakan. Nafsu membeli busana dengan gila-gilaan pada akhirnya bisa mendatangkan penyesalan. Karena bisa jadi, apa yang Anda beli ternyata hanya bisa dipakai sekali saja, atau bahkan tak sempat terpakai.

Kesimpulannya, jangan berbelanja semata karena toko Anda memberikan diskon, tapi prioritaskan pada barang yang memang diperlukan untuk Hari Raya.

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 769/XV

Read More......

Mengatur Anggaran di Bulan Puasa

Akhirnya tiba juga bulan Ramadhan yang sudah lama ditunggu-tunggu. Bagi Anda yang menunaikan ibadah puasa, irama kehidupan sudah tentu mengalami perubahan. Misalnya saja, kalau Anda sering makan keluar, hal itu mungkin berkurang. Namun di sisi lain, Anda mungkin meningkatkan frekuensi jalan-jalan ke mal (dengan alasan menunggu buka, begitu kan?).

Nah, kalau gaya hidup berubah, otomatis jumlah pengeluaran juga akan berubah. Seberapa besar? Mari kita simak bersama-sama.

Umumnya, ketika bulan puasa, saat-saat yang paling "memberatkan" adalah menjelang buka. Kalau Anda wanita karier dan bekerja di kantor, biasanya ada tiga pilihan tindakan: meneruskan pekerjaan di kantor (kalau memang ada), pulang ke rumah dan menyiapkan hidangan buka puasa, atau jalan-jalan. Mal umumnya menjadi tempat menunggu buka paling favorit. Di sinilah Anda punya sekian waktu di tempat yang banyak godaan untuk membeli sesuatu.

Bagi ibu rumah tangga, mungkin mal bukan pilihan utama untuk ngabuburit. Karena bisa jadi Anda mungkin sedang sibuk menyiapkan hidangan buka puasa. Tapi bukan berarti tidak ada ibu rumah tangga yang ke pertokoan, lho. Karena tak sedikit pula yang bersama keluarganya pergi bersama ke mal untuk berbuka di sana.

UTAMAKAN YANG PERLU

Nah, saat ngabuburit di mal, pertanyaannya sederhana: toko mana yang biasanya Anda datangi pertama kali? Umumnya toko busana dan aksesori. Betul kan? Itu sebabnya, selama bulan puasa, pembelian baju dan aksesori di mal-mal bisa meningkat sampai 2 - 3 kali lipat dibanding bulan-bulan biasa!

Lho, memangnya enggak boleh? Tentu saja boleh. Untuk itu, saya akan berikan beberapa tips bagi Anda agar tetap dapat mengontrol pengeluaran Anda:

1. Bedakan antara "butuh" dan "ingin". Ketika Anda melihat baju bagus di toko dan Anda tertarik untuk membeli, coba tanya kepada diri Anda sendiri, apakah Anda betul-betul memerlukannya? Kalau ya, beli saja. Tapi kalau tidak, ya, mungkin saja dalam hal ini Anda cuma "lapar mata". Karenanya, dulukan membeli barang-barang yang diperlukan. Baru kemudian, bila memang ada sisa uang, silakan membeli barang-barang yang Anda inginkan.

2. Kalaupun Anda perlu membeli busana dan aksesori, sebaiknya fokuskan pada busana dan aksesori yang memang Anda perlukan dalam waktu dekat. Misalnya, busana dan aksesori yang akan Anda pakai saat Hari Raya. Kalau untuk keperluan tahun depan, toh bisa nanti saja, kan?

KURANGI JUMLAH MENU

Bagaimana dengan makanan? Banyak orang mengira bahwa ketika bulan puasa, pembelian bahan makanan jadi berkurang. Kenyataan nya tidak. Karena jumlah makanan yang diperlukan sebetulnya sama dengan hari biasa. Hanya waktu makannya yang beda. Malah, saat bulan puasa, ada dorongan untuk menambah menu, terutama saat berbuka. Umumnya keluarga di Indonesia menyiapkan menu buka puasa dengan dua atau tiga macam menu. Contoh, kolak pisang, bubur sumsum, dan es blewah.

Yang perlu disadari, memasuki bulan puasa, harga-harga bahan makanan umumnya mulai merambat naik (sekarang saja sudah terjadi). Kesimpulannya, pengeluaran rupiah untuk pembelian bahan makanan selama bulan puasa tidak berkurang. Malah mungkin meningkat.

Wah, kalau uangnya ada sih tidak apa-apa. Tapi bagaimana kalau dana Anda terbatas? Bagaimana mengatur anggarannya? Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan.

1. Sajikan menu yang lebih sedikit ketika berbuka puasa. Memang, itu tergantung dari jumlah anggota keluarga Anda. Tapi daripada Anda menyajikan 3 atau 4 menu yang berbeda ketika berbuka, kenapa Anda tidak menyajikan 1 atau 2 menu saja? Toh untuk berbuka tidak harus makan sekenyang-kenyangnya. Masih ada waktu saat makan malam. Mungkin Anda bisa menyajikan kolak pisang pada saat berbuka puasa hari ini, bubur sumsum untuk esok, dan es blewah untuk lusa. Lebih hemat daripada ketiganya dikeluarkan sekaligus.

2. Ketika membeli bahan makanan, usahakan untuk tetap mengedepankan semua unsur empat sehat lima sempurna. Dengan demikian, uang yang Anda keluarkan untuk membeli bahan makanan jadi lebih bermanfaat karena mengandung semua unsur gizi yang diperlukan tubuh.

3. Untuk menyiasati harga-harga yang naik, cobalah mencari tempat-tempat yang punya harga lebih murah. Umumnya bisa Anda temukan di tempat-tempat belanja grosir. Toh pada bulan puasa Anda pasti lebih cenderung membeli barang kebutuhan rumah tangga dalam jumlah banyak. Jadi, sekalian saja berbelanja untuk banyak kebutuhan sekaligus.

Selamat menjalankan ibadah puasa.

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 767/XIV

Read More......

Membawa Uang Tunai saat Mudik

Hari Raya Idul Fitri biasanya dimanfaatkan untuk mudik ke kampung halaman. Tidak semuanya, memang. Saya misalnya, meski orang tua saya berasal dari Sulawesi Utara dan Jawa Timur, tidak menganggap kedua propinsi tersebut merupakan kampung halaman. Sebab, saya lahir dan besar di Jakarta. Akibatnya, ketika Lebaran datang, saya cenderung tidak ke mana-mana, hingga saya bisa menikmati sepinya Ibu Kota.

Tapi bagi sebagian orang yang masih punya keluarga di luar kota tempat mereka bekerja sekarang, mudik menjadi semacam keharusan. Tidak peduli sepenuh apa pun penumpang bus, kereta atau pesawat, tidak peduli semacet apa pun jalur pantai utara Jawa, mudik tetap dilakoni.

Banyak cerita suka maupun duka selama mudik. Sukanya kalau perjalanan lancar tidak ada macet. Duka-nya, biasanya tidak jauh dari masalah kecelakaan di jalan atau kehilangan/kecurian uang tunai di jalan. Ngomong-ngomong tentang uang, tidak bisa dipungkiri bahwa membawa uang tunai ketika mudik tidak dapat dihindari. Tanpa uang tunai, pemudik biasanya akan kesulitan melakukan berbagai transaksi selama perjalanannya.

Di bawah ini adalah sejumlah tips yang mungkin berguna bagi Anda yang ingin membawa uang tunai dalam perjalanan Anda.

1. Hitung Kebutuhan Anda

Pertama-tama, tidak ada salahnya bila Anda hitung cermat kebutuhan uang tunai selama mudik. Mulai dari perjalanan Anda ke kampung halaman, selama di kampung halaman, dan ketika kembali ke kota asal. Tidak sulit menghitungnya, yang pasti, Anda memerlukan biaya transportasi dan biaya makan. Tentu saja, kebutuhan uang tunai bagi Anda yang bepergian dengan bus akan sedikit berbeda bila Anda menggunakan kereta api atau pesawat terbang.

Selama mudik, Anda biasanya juga harus keluar uang untuk makan. Tentu saja ini bisa sedikit berbeda kalau transportasi Anda menggunakan pesawat, di mana makanan sudah termasuk harga tiket.

Tapi bagi Anda yang menggunakan bus atau kereta, terkadang Anda harus membayar untuk bisa makan. Tidak usah menghitung sampai detail sekali memang. Anda toh bisa mengira-ngira saja berapa kebutuhan uang tunai yang Anda perlukan untuk membayar biaya makan Anda selama mudik pulang pergi.

Bagaimana dengan di kampung halaman Anda sendiri? Ketika di kampung halaman, kebutuhan uang tunai Anda mungkin berkisar kepada berapa jumlah uang yang akan Anda berikan kepada sanak famili. Rencanakan, siapa saja yang akan Anda beri, beserta jumlahnya masing-masing.


2. Putuskan berapa uang tunai yang perlu Anda bawa

Tidak semua kebutuhan uang tunai Anda harus dibawa dalam bentuk fisik. Mengingat keamanan dan kepraktisan, tidak ada salahnya kalau uang tunai yang Anda bawa sesuai dengan jumlah yang memang harus Anda bayar saja selama mudik.

Kalau di kota kampung halaman Anda terdapat mesin ATM, Anda bisa mengambil kebutuhan uang tunai Anda dari mesin ATM di sana. Tentu, kemungkinan rusaknya mesin ATM di kota kelahiran Anda harus tetap Anda antisipasi. Itulah gunanya kalau Anda punya beberapa rekening tabungan, sehingga kalau mesin ATM satu bank rusak, Anda bisa memanfaatkan mesin ATM bank lain.

Alternatif lain yang bisa Anda gunakan adalah membawa cek perjalanan. Cek perjalanan adalah sebuah surat berharga yang bisa Anda tukarkan dengan uang tunai di bank atau agen yang ditunjuk di kota kampung halaman Anda.

Cara mendapatkannya mudah. Saat ini ada beberapa bank yang menjual cek perjalanan. Anda bisa datang ke bank tersebut dan menukarkan sejumlah uang tunai yang Anda miliki dengan satu atau beberapa lembar cek perjalanan. Selama mudik, cek itu saja yang Anda bawa, bukan uang tunai. Di kampung halaman Anda, Anda tinggal menukar kembali cek yang Anda bawa pada bank atau agen yang ditunjuk. Maka Anda bisa mendapatkan uang tunai Anda. Tentu saja Anda harus yakin dulu bahwa di kampung halaman Anda memang terdapat cabang bank tempat Anda bisa menukar cek itu.

Cek perjalanan akan mengurangi besarnya risiko kehilangan uang tunai yang Anda bawa. Bila Anda membawa uang tunai, maka ada kemungkinan uang tunai Anda bisa hilang, entah tercuri atau sebab lainnya. Tapi bila cek perjalanan hilang, maka orang yang mendapatkan cek tersebut tidak bisa mencairkannya. Sebab, hanya orang yang namanya sesuai dengan nama di dalam cek itulah yang berhak mencairkannya. Dalam hal ini, tentu saja Anda-lah yang berhak mencairkannya.

Itu saja saran-saran dari saya. Selamat mudik dan senantiasa waspada di jalan. Semoga perjalanan Anda menyenangkan.

oleh : Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 720/XIV

Read More......

Backgammon Online

A great site to check out to play backgammon online is www.gammon-fortune.com. Their site is easy to use and navigate through and they offer a free site and download to start playing online backgammon. There are also tournaments you can get involved in without having to spend a lot of money, but you could win a nice chunk of change while you play backgammon on their site.

Read More......

Wednesday, December 12, 2007

Bad Credit Offers

Many times when we have bad credit we take what is handed to use since we do not think we can get anything better. However, go to www.badcreditoffers.com and see what they can do for you. With bad credit loans, credit cards, and repair services available to you, you are bound to find exactly what you are looking for.

Read More......

Monday, December 10, 2007

Drug Rehabilitation

Whether you are addicted to soft drugs, hard drugs, tobacco, alcohol, or even gambling, the signs that indicate a need for addiction treatment are the same. The most dangerous stage is denial. Addicts deny that there is a problem, lying to family members, friends, colleagues, and worst of all, themselves. They believe that the problem is not really an issue, that they can stop at any time, whenever they choose. They just don’t choose now. In this case, addicts can completely justify why they are taking the drugs and believe that they are still in control.

When people become addicted to a substance, most of the time they will not want to admit it. Possibly they feel ashamed, a failure, or embarrassed and don’t wish to share these feelings with anyone else. However, sometimes, they just can’t see that the person they are whilst under the influence of the drugs or alcohol is a completely different person from the one who has given up completely! They are oblivious to their erratic behavior and the detrimental effect they have on the people around them, family especially.

It seems that many people are under the impression that drug rehab has a magical answer with a drug treatment to solve any habit. It’s not widely circulated the pain a person goes through - particularly if it’s a chemical addiction i.e. something on which their body has become dependant – in order to be free of their addiction. You hardly ever hear about the stars saying, “It was tough” or “I thought it would never end”. All you see is them shrugging their shoulders to the effect of “Well, things got a bit out of control. I suppose that was the next step.” Rarely do celebrities admit themselves into rehab centers. Most of them commit a crime such as driving under the influence of alcohol, excessive speeding, or injuring another person, and only then when a judge sentences them and orders them to do time do they consider alcohol rehab.

It appears that life in the fast lane of movies and music is not as wonderful as we think, if rich, famous, and good looking people, going out with (or married to) other gorgeous people still need drugs and alcohol to make things seem better!

Read More......

Free Reservation

Want to go to Rome, but not sure where to go or how to get there? Have you been to Rome already and want to try something a little different this time? Then definitely check out www.freereservation.com for all your needs concerning Rome and the surrounding area. Free Reservation has all information related to Rome available for you and at your fingertips. If you are looking for a Rome accommodation you check out their section on hotels and bed and breakfasts. If you need maps, guided tours, or want to find out more about the taxi services available then they have all that ready and available for you. There are always different deals and specials on the website and you can compare hotels and prices. Making sure you are getting exactly what you want at the price you want to pay also. If you are looking for a Rome apartment instead, they specialize in just that and can find you the apartment rental you want and where you want. Also, there is the surrounding area that they offer too, such as Hotel Venice, Florence, and Naples. So, no matter where you are going they can help get you there and make your trip go smoothly and efficiently.

Read More......

Monday, December 3, 2007

Horee, dapat THR..!!!

Sudah mendapat THR? Syukur. Selain bonus, THR bisa dipastikan menjadi salah satu penghasilan tambahan yang ditunggu oleh Anda yang berstatus pegawai. Bila Anda atau suami Anda mendapat THR, maka artikel ini mungkin berguna buat Anda.

Jeng Ayu bersorak gembira. Wanita muda berusia 31 tahun ini senang ketika mendengar suaminya menelepon dan mengatakan bahwa mereka akan mendapatkan THR (Tunjangan Hari Raya). Suaminya bekerja di sebuah perusahaan kargo, dan tahun ini perusahaan akan memberikan THR yang besarnya sampai beberapa bulan gaji.

Jeng Ayu sendiri tidak bekerja. Dia ibu rumah tangga yang punya satu anak yang masih berumur dua tahun. Ketika harga-harga naik seperti ini, apalagi menjelang Lebaran, pemberian THR itu ibarat seperti setetes air di padang pasir. Memang sih, tahun lalu suaminya juga dapat THR. Tahun sebelumnya juga dapat walaupun waktu itu negara ini masih mengalami krisis berat. Tapi pemberian THR yang hanya dilakukan sekali setahun itu tetap saja membuat Jeng Ayu senang bukan kepalang.

Ia sudah membayangkan apa yang akan ia lakukan dengan THR itu. Selama ini, setiap pulang suaminya selalu memberikan seluruh gajinya pada istrinya. Seluruhnya. Dari situ, barulah Jeng Ayu yang akan mengelola dan mengatur serta menjatah untuk setiap pos-posnya. Jadi, bisa dibayangkan betapa gembiranya Jeng Ayu membayangkan bahwa suaminya akan pulang dengan membawa uang sejumlah beberapa bulan gaji.

Ya, THR berarti.... belanja...!!! Pikiran Ayu sekilas kembali ke belakang. Tahun lalu, begitu mendapatkan THR, yang mereka lakukan pertama-tama adalah pergi ke sebuah restoran dan merayakannya. Setelah itu, mereka ke sebuah pertokoan di dekat rumah. Jeng Ayu membeli beberapa busana yang sudah lama ia inginkan.

Suaminya seolah juga tak mau kalah. Ia membeli beberapa busana kerja, sepasang sepatu baru, dan ­ ini yang paling penting ­ ponsel paling gres yang sedang gencar-gencarnya diiklankan di koran dan teve.

Pulang dari pertokoan, mereka berbelanja bahan makanan serta kue-kue kering untuk persediaan Lebaran. Esoknya, ketika melihat kembali jumlah uangnya, mereka sadar, jumlah uang THR tinggal setengahnya saja dari yang diterima. Apa yang mereka lakukan selanjutnya adalah dengan menabungkan sisa THR itu di bank. Tapi entah bagaimana, dalam beberapa bulan saja sisa THR itu juga habis tak berbekas.

Jeng Ayu mengernyitkan dahinya sekarang. Sudah jelas, ia tak mau hal itu terulang lagi tahun ini. Sudah saatnya menetapkan tekad. Apa yang akan ia lakukan sekarang adalah mencoba mengurangi belanja dan memperbanyak tabungan. Ia tak mau THR itu habis secepat kilat seperti pengalaman mereka tahun lalu.

Memang, tahun ini THR suaminya akan lebih banyak dibanding tahun lalu. Bukankah seharusnya mereka bisa lebih leluasa lagi berbelanja dan tidak usah lagi takut bakal kehabisan THR? Oo... tidak, Pembaca. Berapa pun besarnya THR Anda, bukan jaminan tidak akan habis. Bila Anda tidak menabung di depan, bila Anda selalu membeli barang apa pun di depan Anda, bila Anda selalu lapar mata, dan bila Anda selalu meneruskan kebiasaan membeli barang-barang yang tidak Anda butuhkan, siap-siap saja berpisah dari THR Anda.

Coba, apa yang akan Anda lakukan bila Anda tidak mendapatkan THR tahun ini? Hidup Anda berjalan seperti biasa kan? Anda harus tetap berbelanja bahan makanan sehari-hari, tetap membeli kebutuhan rumah tangga setiap bulannya, dan tetap membayar listrik, air dan telepon. Jadi, kenapa harus menaikkan standar hidup Anda hanya gara-gara Anda dapat THR yang datangnya cuma sekali setahun?

Apakah karena ada Lebaran sehingga Anda jadi berbelanja gila-gilaan? Saya beri tahu Anda: belanja Lebaran yang normal, umumnya hanya akan menaikkan pengeluaran keluarga sekitar 1,5 kali hingga maksimal 2,5 kali pengeluaran biasanya. Ya, 1,5 hingga 2,5 kali. Bukan 5 kali. Ini berarti, sah-sah saja Anda membelanjakan THR untuk keperluan Lebaran. Tapi bukan berarti Anda harus menaikkan jumlah pengeluaran sampai 5 kali dari yang biasa Anda lakukan tiap bulannya.

Bersikap biasa sajalah. Kalau Anda punya hutang misalnya, kenapa tidak manfaatkan saja THR itu untuk melunasi hutang-hutang Anda, terutama hutang yang membebankan bunga besar? Seorang klien saya misalnya, dia memiliki hutang kartu kredit yang lumayan besar. Tapi, begitu saya tahu bahwa dia akan mendapatkan THR, maka alih-alih membelanjakannya tahun-tahun sebelumnya saya sarankan dia melunasi hutang-hutangnya yang akan makin berbunga bila tidak dilunasi.

Dengan cara demikian, dia telah memanfaatkan THR itu untuk mencegahnya membayar bunga hutang di masa mendatang, bukan malah membuatnya makin terjebak ke dalam hutang kartu kredit dan membeli barang-barang yang belum tentu ia butuhkan.

Berikut ini sejumlah tips penggunaan THR. Siapa tahu berguna :

1. Gunakan Uang THR itu untuk melunasi hutang Anda lebih dulu. Dengan demikian, Anda akan terhindar dari kewajiban membayar bunga hutang yang bisa makin berlipat dalam tahun-tahun mendatang. Dalam melunasi hutang, prioritaskan pembayaran hutang Anda kepada hutang yang membebankan bunga paling besar, barulah setelah itu ke hutang yang bunganya lebih kecil. Beberapa orang merasa sayang bila menggunakan THR-nya untuk membayar hutang. Dibanding menggunakannya untuk membayar hutang, mereka lebih suka menginvestasikannya.

Kalau hasilnya bisa lebih besar daripada bunga hutangnya, ya enggak apa-apa. Tapi kebanyakan tidak seperti itu. Jadi, prioritaskan saja THR Anda untuk membayar hutang-hutang lebih dulu. Bagi banyak orang, menggunakan THR untuk membayar hutang disebut "sayang". Bagi saya, itu disebut "bijak".

2. Ambil sebagian untuk ditabung. Makin besar bagian THR yang Anda tabung makin baik. Saya sudah mengatakan berulang kali pada Anda untuk membiasakan menabung, tapi saya tahu tidak semua melakukannya. Sekarang, sudah saatnya Anda menabungkan segala uang yang masuk kepada Anda, termasuk THR. Fokuskan diri Anda untuk membeli produk investasi.

Masukkan uang itu ke tabungan di bank, buka deposito, belikan emas, masukkan ke reksadana, apa pun itu. Tabung, tabung, tabung. Datangnya THR seharusnya bisa membuat Anda menabung, bukan malah membelanjakan dan menghabiskannya.

3. Gunakan sisanya untuk membeli kebutuhan Hari Raya Anda. Ya, sebentar lagi Lebaran, jadi pasti ada banyak orang yang berkunjung ke rumah Anda. Siapkan makanan, siapkan kue suguhan. Siapkan "angpau-angpau" kecil kalau memang dibutuhkan. Tapi ingat, jangan berlebihan. Batasi pengeluaran lebaran Anda sampai sekitar 1,5 hingga 2,5 kali pengeluaran bulanan Anda. Lebih dari itu tidak saya sarankan, kecuali kalau Anda memang mau mengadakan acara kumpul-kumpul makan bersama di rumah Anda. Tapi kalau THR Anda tidak mencukupi, jangan memaksakan diri. Lebaran toh masih akan datang tahun depan.

Oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 719/XIV

Read More......